47
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.
Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F
hitung
= 6,303 lebih besar dari F
hitung
=2,622 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi α=5 atau = 0,05
Berdasarkan deskripsi data tentang status kepegawaian diperoleh hasil sebagai berikut: guru berstatus PNS sebanyak 390 responden, guru berstatus
GTY sebanyak 23 responden, guru berstatus CPNS sebanyak 38 responden, guru berstatus guru bantu 0 responden, dan guru berstatus guru honorer sebanyak 84
responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berstatus sebagai guru PNS. Sedangkan deskripsi data tentang persepsi guru
terhadap sertifikasi guru dalam jabatan diperoleh hasil sebagai berikut : untuk kriteria sangat positif sebanyak 213 responden, positif sebanyak 199 respoden,
cukup positif sebanyak 106, negatif sebanyak 12 responden, dan sangat negatif sebanyak 5 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai persepsi terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah sangat positif.
Deskripsi tentang persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan sebagian besar dikategorikan sangat positif. Hal ini dapat ditunjukkan dari
48
antusiasme para guru menyambut sertifikasi guru yang akan dibarengi dengan pemberian tunjangan satu kali gaji pokok jika lolos seleksi. Sertifikasi guru
dalam jabatan sebagai merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya. Melalui sertifikasi guru diharapkan guru menjadi
pendidik yang profesional. Guru minimal harus berpendidikan SIDIV dan berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan dengan pemilikan
sertifikat pendidik setelah dinyatakan lulus uji kompetensi. Guru berlomba–lomba melengkapi syarat–syarat untuk dapat menjadi
peserta sertifikasi. Untuk dapat lolos dalam sertifikasi guru tidak mudah. Guru harus memenuhi persyaratan melalui penilaian portofolio sebagai berikut: 1
memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D1V; 2 mengajar di sekolah umum di bawah binaan Departemen Pendidikan Nasional; 3 Guru PNS; 4 Guru
bukan PNS yang berstatus guru tetap yayasan GTY; 5 memiliki masa kerja 5 tahun pada satu sekolah atau sekolah yang berbeda dalam yayasan yang sama; 6
memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan NUPTK. Program sertifikasi guru dalam jabatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas para pendidik disambut baik oleh para guru. Guru yang berstatus guru PNS dan guru GTY secara
otomatis telah memenuhi salah satu syarat sebagai peserta sertifikasi. Namun tampaknya tidak bagi guru CPNS maupun guru honorer. Guru CPNS dan guru
honorer masih memikirkan status mereka yang belum menentu. Ditinjau dari status kepegawaian guru yang berbeda-beda tersebut, maka
terlihat bahwa persepsi mereka juga berbeda. Guru PNS dan guru GTY memiliki
49
persepsi terhadap sertifikasi lebih positif karena kesempatan mereka sebagai peserta sertifikasi sudah jelas. Berbeda dengan persepsi guru honorer dan guru
CPNS, mereka masih harus memikirkan status mereka yang belum menentu. Akan tetapi, mereka setidaknya lega karena sekarang nasib guru mulai
diperhatikan oleh pemerintah dengan meningkatkan kesejahteraannya melalui sertifikasi.
2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Jenjang Sekolah
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.
Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F
hitung
= 10,699 lebih besar dari F
tabel
=3,013 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi α=5 atau = 0,05.
Berdasarkan deskripsi data tentang jenjang sekolah diperoleh hasil sebagai berikut : guru pada jenjang sekolah SD sebanyak 213 responden, guru pada
jenjang sekolah SMP sebanyak 192 responden, dan guru pada jenjang sekolah SMA sebanyak 130 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar responden sebagai guru pada jenjang sekolah SD. Sedangkan deskripsi data tentang persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan diperoleh hasil
sebagai berikut : untuk kriteria sangat positif sebanyak 213 responden, positif sebanyak 199 respoden, cukup positif sebanyak 106, negatif sebanyak 12
responden, dan sangat negatif sebanyak 5 responden. Hasil tersebut
50
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah sangat positif.
Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa sebagian besar guru mengajar di jenjang Sekolah Dasar SD. Sebagai guru sekolah dasar harus menguasai semua
mata pelajaran yang ada karena guru sekolah dasar mengajar atau mengampu semua mata pelajaran yang ada. Oleh sebab itu sekarang ini formasi yang ada
dalam lowongan pekerjaan sebagai guru SD, SMP dan SMA harus sesuai dengan bidangnya. Misal untuk guru SD harus dari PGSD dan untuk guru SMP dan
SMA harus lulusan yang sesuai dengan mata pelejaran yang diampu. Maka jam mengajar untuk guru SD dalam satu minggu jumlahnya akan lebih banyak dari
pada guru-guru di SMP maupun SMA. Namun gaji yang mereka terima besarnya sama sesuai dengan guru SMP dan SMA.
Deskripsi tentang persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenjang sekolah sebagaian besar dikategorikan sangat positif. Hal
tersebut tampak dari dukungan guru dalam mengumpulkan portofolio yaitu bukti fisik dokumen yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang
dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi
selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi sosial. Namun dari guru SD, SMP dan SMA memiliki tingkat persepsi yang berbeda.
51
Guru SD memiliki persepsi terhadap sertifikasi guru dalam jabatan paling rendah karena masih banyak guru SD yang belum memiliki kualifikasi akademik
S-I atau D-IV mereka masih banyak yang berkualifikasi akademik SPG, D-I atau D-3. Padahal untuk dapat mengikuti sertifikasi guru salah satu syaratnya
berkualifikasi pendidikan S-I, oleh karena itu banyak guru SD yang harus melanjutkan kependidikan S-I dan dalam hal ini perlu waktu untuk
menyelesaikannya. Untuk guru SMP juga ada yang belum S-I namun tidak sebanyak guru SD. Semua guru SMA sudah memenuhi kualifikasi pendidikan S-
I. Bila kita lihat guru SMA yang paling memiliki persepsi positif terhadap sertifikasi guru dalam jabatan karena salah satu syarat untuk sertifikasi sudah
dapat terpenuhi dan untuk guru SD harus melanjutkan pendidikannya terlebih dahulu dan untuk guru SMP yang sudah S-I dapat mengikuti sertifikasi namun
yang belum S-I harus melanjutkan pendidikannya terlebih dahulu. Namun pada dasarnya semua guru menyambut baik adanya sertifikasi guru dalam jabatan
selain meningkatkan kesejahteraan guru juga untuk meningkatkan kompetensi setiap guru.
52
BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan
ditinjau dari status kepegawaian. Hasil ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 6,303 lebih besar dari F
tabel
= 2,622 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi α =
5 2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau
dari jenjang sekolah. Hasil ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung
=10,699 lebih besar dari F
tabel
= 3,013 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi
α = 5
b. Keterbatasan Penelitian
1. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu
kuesioner. Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah 31 butir.
Masing-masing pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban SS,S,TS,dan STS. Mengingat, masing-masing jawaban tidak dijabarkan dalam uraian yang
rinci, maka dimungkinkan responden memiliki intepretasi yang berbeda-