Kepatuhan terhadap orang sekitar dan dogma

Yusuf. Dengan demikian, ada unsur ketertundukan terhadap objek- objek tersebut. Dengan tunduk terhadap objek-objek eksternal tersebut, Yusuf merasa dapat menghadapi arus global yang menggilas kehidupan.

b. Kepatuhan terhadap orang sekitar dan dogma

Arus global yang penuh ketidakpastian disertai penyegaran sekaligus penguatan konsep-konsep secara terus menerus, membuat Yusuf terikat dalam konsepsi. Konsepsi dalam hal ini adalah dalam wujud harakah pergerakan dalam Islam disertai dengan ideologi jihad. Ayat-ayat jihad yang diperhatikan secara khusus oleh Yusuf menjadi solusi teoritis terhadap kewajiban untuk menjalankan Islam secara kafah. Keharusan untuk menjalankan secara kafah ini, secara pragmatis dilakukan lewat penegakan konsep amar ma ‘ruf nahi munkar dalam rupa yang berbeda sesuai konteks. Hal ini dilakukan karena untuk bisa berjihad secara fisik maka harus bisa menegakkan Islam. Ya dikatakan pergolakan itu ya kamu harus amar ma„ruf nahi munkar. Terus misalnya, walaupun wujudnya beda-beda. Misalnya FPI, sweeping misalnya, sweeping-nya miras, terus tempat-tempat gelap. Lha itu kan sudah realisasi dari FPI. Tapi itu salah satu gitu lho maksud saya. Nah, baru setelah dia kembali dari men-sweeping, dia kembali ke jihad besar. Jihad naf, ya itu menang, itu sok opo, gropyok sana, datang ke monas, datang ke mana. Itu prestasi kamu. Tapi setelah pulang, kamu jangan bangga dulu. Wong itu, diskotik tak tutup mbek pasukanku. Seneng. Tapi kamu setelah pulang jangan bangga dulu, lha makna bangga pulang lebih besar dari peristiwa itu. Tapi proses penutupan itu sudah dilakukan. Nah, bagi orang- orang yang punya idealisme jihad syaratnya harus bisa menegakkan Islam. Makna menegakkan Islam seperti tadi. Ketika Poso meminta bantuan, ya harus datang. Ketika Ambon mengalami, harus datang. 856-876 Kewajiban berarti memuat keharusan. Konsep harakah, amar ma ‘ruf nahi munkar, serta jihad memuat unsur dogmatis dalam pelaksanaanya. Dogmatis sediri memiliki implikasi tanpa kritik. Ketika daya kritik melemah, maka sensibilitas terhadap nilai baru melemah dan menciptakan keadaan self-closure yang cenderung close-mindedness. Dalam kondisi ini, kepatuhan menjadi tema besar. Baik kewajiban, keharusan, serta dogma merupakan wujud dari kepatuhan. Kepatuhan berarti kehilangan kebebasan. Kehilangan kebebasan ini juga terjadi dalam kepatuhan Yusuf untuk bersabar dalam mengikuti guide Mitdasein. Kehilangan kebebasan ini menciptakan keadaan yang membuat Yusuf tidak mampu secara eksistensial untuk menentukan hidupnya. Lha ternyata kelompok ini di Poso itu ndak disambut. Karena nggak bisa apa-apa. Gitu lho. Karena saya sudah niat dari rumah percaya sama guide, percaya sama Mujahidin yang di Kalimantan. 264-268 Dan ndilalah ketika sampai di Poso itu saya percaya, “Lho kamu jangan masuk Poso”, “Oke siap, saya tidak masuk Poso.” Terus ke mana? Ikut guide, diajak lagi, perjalanan jauh, sampai di perbatasan Malaysia. Muncul pertanyaan, katanya kita mau jihad? Kok malah ke Nunukan. Tiga hari perjalanan. 677-684 Saya yakin kini hidup di luar negeri. Karena saya tidak punya paspor gitu kan. Karena dengan paspor itu menunjukkan, saya ini solider dengan muslim Poso, tapi kenapa saya dibawa ke sini, Malaysia. Saya manut. Saya mau bersabarlah, bahasanya itu bersabar. Apa sih rahasia dibalik perjalanan ini? 697-703 Kepatuhan terhadap Mitsein maupun Mitdasein ini semakin mereduksi Yusuf sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas untuk melakukan determinasi diri self-determination. Kehendak bebas yang terenggut ini membuat Yusuf berada dalam situasi yang minim akan kebebasan eksistensial.

3. Mitwelt