Melakukan Sampling Penentuan Jumlah Sample Pengamatan Yang Dibutuhkan

d. Bila perlu mengadakan latihan bagi para operator yang dipilih agar dapat trampil dan cakap untuk kegiatan yang akan dilakukan . e. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai pengamatan yang ingin diamati . Pada cara sampling kegiatan, yang ingin diukur dipisahkan dari kegiatan – kegiatan lain yang mungkin terjadi. Bentuk yang paling sederhana adalah memisahkan seluruh kegiatan menjadi dua bagian yaitu yang pertama yang ingin diukur dan yang kedua yang lainnya. Sehubungan dengan pemisahan kegiatan-kegiatan tersebut diatas ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu bahwa kegiatan-kegiatan tersebut harus mutually exclusive. Mutually exclusive artinya satu kegiatan terpisah sama sekali dari lainnya, dan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang mungkin terjadi ditempat pekerjaan berlangsung.

2.4.2.4 Melakukan Sampling

Cara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan tidaklah berbeda dengan yang dilakukan untuk cara jam henti , yakni terdiri dari : a. Mengambil sejumlah data, disini dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur biasanya tidak kurang dari 30 banyaknya kunjungan tiap kali pengamatan. b. Menguji keseragaman data; Dengan menentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BKA = p + 3   n p p  1 BKB =   n p p p   1 3 Dimana : p = Prosentase terjadinya kejadian rata-rata yang dinyatakan dalam bentuk angka desimal ; n = Jumlah pengamatan per siklus waktu kerja. c. Menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan . Uji kecukupan data dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :   p S p k N 2 2 1   Dimana : N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang dilakukan k = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat keyakinan yang diambil.  Untuk tingkat keyakinan 68 harga k adalah 1  Untuk tingkat keyakinan 95 harga k adalah 2  Untuk tingkat keyakinan 99 harga k adalah 3 Langkah – langkah tersebut dilakukan terus, hingga jumlah kunjungan mencukupi, sesuai dengan tingkat keyakinan yang digunakan.

2.4.2.5 Penentuan Jumlah Sample Pengamatan Yang Dibutuhkan

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu :  Tingkat ketelitian degree of accuracy dari hasil pengamatan  Tingkat kepercayaan level of convidence dari hasil pengamatan Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan jumlah sample pengamatan yang harus dilaksanakan dapat dicari berdasarkan rumus berikut : Sp = k   N p p  1 Dimana : Sp = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dan dinyatakan dalam desimal. P = Prosentase terjadinya kejadian yang diamati dan juga dinyatakan dalam bentuk desimal. N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja. K = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat keyakinan yang diambil.  Untuk tingkat keyakinan 68 harga k adalah 1  Untuk tingkat keyakinan 95 harga k adalah 2  Untuk tingkat keyakinan 99 harga k adalah 3 LANGKAH PERSIAPAN AWAL -Catat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati. - Rencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip randomasi aplikasi table angka random. PENGAMATAN AWAL PRE-WORK SAMPLING - Laksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu secara acak N pengamatan. - Hitung pengamatan awal untuk N pengamatan tersebut. CEK KESERAGAMAN KECUKUPAN DATA - Keseragaman Data : - Batas kontrol :   N p p   1 3 - common sense - Kecukupan Data : N’ =   p S p k 2 2 1  N’  N HITUNG DERAJAT KETELITIAN DARI DATA PENGAMATAN YANG DIPEROLEH Rumus : Sp = k   N p p  1 ANALISA KESIMPULAN - Buat analisa terhadap hasil akhir yang berkaitan dengan delay p. - Tarik kesimpulan saran perbaikan untuk mengeliminir delay yang dianggap terlalu besar. N’ = N + n Gambar 2.3 Langkah-langkah Sistematis dari Aktivitas Sampling Kerja Sumber : ”Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu”, Sritomo, 2003 tidak ya

2.5 Faktor Penyesuaian Performance Rating dan Kelonggaran Allowance

Tidak semua orang mempunyai kecepatan yang sama dalam melakukan pekerjaan karena berbagai faktor. Lambat atau cepat seseorang bekerja dapat disengaja atau tidak disengaja. Kondisi ini yang biasa orang bekerja tidak wajar. Menurut Sutalaksana dkk, 1979, ketidakwajaran tersebut karena bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat karena seolah-olah diburu waktu, atau menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruanan yang buruk. Kondisi yang tidak wajar ini harus dinormalkan yaitu dengan mengalikan waktu riil dengan faktor penyesuaian p. Seorang bekerja diatas normal atau terlalu cepat maka p 1, dan sebaliknya untuk orang yang bekerja lambat maka p 1, serta orang yang bekerja wajar maka p = 1. Ada beberapa cara untuk menghitung nilai p, salah satunya adalah cara westinghouse, yaitu menghitung nilai p dengan mempertimbangkan faktor ketrampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi.