33
melalui kegiatan kelompok siswa dapat melatih kerjasama dengan teman- temannya.
d. IPA sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa IPA terkait dengan
peningkatan kualitas kehidupan. Contohnya: dapat membuat alat-alat dengan memanfaatkan prinsip kerja pesawat sederhana, seperti membuat
dongkrak. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Jika IPA mengandung keempat hal tersebut, maka dalam pendidikan IPA di sekolah seyogyanya siswa dapat mengalami
keempat hal tersebut, sehingga pemahaman siswa terhadap IPA menjadi utuh dan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hidupnya.
2.1.4.2 Pembelajaran IPA di SD
Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah
dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Adapun tujuan IPA dalam KTSP, agar peserta didik berkemampuan diantaranya: 1 memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan alam ciptaannya; 2 mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3 mengem- bangkan rasa ingin tahu dan sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; 4
34
mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecah- kan masalah dan mengambil keputusan.
Pembelajaran IPA tidak hanya memahami konsep-konsep ilmiah tetapi juga mengembangkan pola pikir yang logis dan perilaku seperti seorang ilmuan
dalam diri mereka. Selain itu, pola pikir yang dikembangkan guru disesuaikan dengan perkembangan kognitifnya. Men
urut Rifa’I dan Anni 2009: 27-30 tahap perkembangan kognitif mencakup tahap sensorimotorik, praoperasional, dan
operasional.
a. Tahap sensorimotorik 0-2 tahun
Tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasikan pengalaman indera dengan gerakan motorik mereka. Pada awal tahap ini,
bayi hanya memperlihatkan pola refleksi untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini telah sampai pada pembentukan struktur
kognitif sementara
untuk mengkoordinasikan
perbuatan dalam
hubungannya terhadap benda, waktu, ruang, dan kausalitas. b. Tahap Praoperasional 2-7 tahun
Tahap pemikiran ini lebih bersifat simbolis, egoisentris dan intuitif sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Bayi pada tahap
praoperasional mulai meningkatkan kosa kata. Pemikiran pada tahap ini
terbagi menjadi dua subtahap, yaitu simbolik dan intuitif.
1.
Sub tahap simbolis 2-4 tahun
Sub tahap ini anak secara mental sudah mampu mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat dan penggunaan kosa kata mulai