Fungsi Bimbingan danKonseling Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

54 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat di simpulkan, konseling merupakan suatu proses bantuan yang sistematis, terencana dan terukur yang diberikan oleh konselor kepada konseli, dengan tujuan untuk konseli mampu memahami diri sendiri dan mandiri dalam memecahkan masalah-masalah sehingga konseli dapat berkembang dan kemampuannya. Dengan melihat uraian tentang bimbingan dan konseling di atas maka dapat di rumuskan tentang pengertian bimbingan dan konseling adalah upaya normatif yang bersandar dan terarah kepada pengembangan manusia sesuai dengan hakikat eksistensinya. Barangkat dari penjelasan dari para ahli, dengan kata lain bahwa Bimbingan dan Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada pihak yang membutuhkan konseli baik perseorangan individu maupun perkelompok agar mampu memahami diri sendiri dan mengaktualisasikan kemanpauan yang dmiliki akan terarah, dan proses bantuan tersebut dilaksanakan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

2.3.2.2 Fungsi Bimbingan danKonseling

Bimbingan dan konseling sebagai salah satu subbidang dari bidang pembinaan siswa mempunyai fungsi yang khas bila dibandingakan dengan sub bidang yang lain, meskipun semua subbidang itu merupakan pelayanan khusus pada siswa. Fungsi yang khas bersumber pada corak, pelayanan bimbingan dan konseling sebagai bantuan yang bersifat psikis atau psikologis. Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat 55 ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok yaitu:a fungsi pemahaman, b fungsi pencegahan c fungsi pengentasan, d fungsi pemeliharaan dan pengembangan Prayitno, 2004: 197. Adapun uraian penjelasannya sebagai berikut: a. Fungsi Pemahamanadalah fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya potensinya dan lingkungannya pendidikan, pekerjaan, dan norma agama. Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif . b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. c. Fungsi pengentasan merupakan penjelasan mengenai orang yang mengalami masalah dianggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari benda yang tidak mengenakan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu yang berbeda tidak 56 boleh disamaratakan. Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah itu. d. Fungsi Pemeliharaanyaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif pilihan sesuai dengan minat konseli. Sedangkan fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel SekolahMadrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. 2.3.2.3Tujuan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, kariier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Menurut Hikmawati 2011: 64 “tujuan bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu 57 memandirikan peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara opt imal”. Prayitno dan Erman Amti 2004: 114 mengemukakan bahwa “tujuan umum bimbingan dan konseling adalah membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya”. Sedangkan menurut Sudrajat dalam Hikmawati, 2011: 65 menyatakan bahwa “pelayanan bimbingan konseling disekolah diarahkan pada ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling”. Selanjutnya menurut Winkel 2005: 32 mengemukakan bahwa “tujuan bimbingan dan konseling yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling yaitu agar siswa dapat: 1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya dimasa yang akan datang 2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin 3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kerjanya 4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dalam lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. 58

2.3.2.4 Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

4 24 305

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

0 20 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 5 427

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 11 323

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING DENGAN MEDIA VIDEO SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

1 7 270

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 17 258

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

1 24 287

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 24 337

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

1 17 287

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 SEMARANG.

0 0 410