Px
S P
1
P D
D Q
Q
1
Q
Sumber : Salvatore, 1997.
Gambar 2.1. Dampak Apresiasi Nilai Tukar Terhadap Harga dan Kuantitas Permintaan Ekspor Negara
2.2.4  Populasi
Populasi  dapat  mempengaruhi  ekspor  melalui  dua  sisi  yakni  sisi penawaran  dan  permintaan.  Pada  sisi  penawaran,  pertambahan  populasi  dapat
diartikan sebagai penambahan tenaga kerja untuk memproduksi komoditi ekspor. Sedangkan  penambahan  populasi  pada  sisi  permintaan  akan  meningkatkan
konsumsi domestik yang berarti meningkatkan jumlah permintaan domestik akan suatu komoditi Salvatore, 1997.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor tekstil dan TPT Indonesia Oktora, 2009. Penelitian ini menggunakan dua
analisis  yaitu  analisis  deskriptif  dan  kuantitatif.  Analisis  deskriptif  untuk menggambarkan  kondisi  perkembangan  permintaan  ekspor  TPT  Indonesia  dan
metode kuantitatif
digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor
yang
mempengaruhi  ekspor  TPT  Indonesia  serta  seberapa  besar  faktor-faktor  tersebut berpengaruh.
Model  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah menggunakan  model  regresi  berganda  dengan  metode  estimasi  Ordinary  Least
Square OLS dengan variabel-variabel diantaranya adalah nilai tukar, GDP perkapita Eropa  sebagai  negara  tujuan  kedua  ekspor  TPT  Indonesia,  harga  ekspor  TPT
Indonesia,  harga ekspor  India  pesaing  serta  dummy  krisis  dan  dummy  kuota.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa  faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor
TPT  Indonesia,  diantaranya  adalah  nilai  tukar,  harga  ekspor  India  pesaing,  GDP perkapita Eropa, sedangkan dummy krisis dan dummy kuota tidak berpengaruh nyata
pada  taraf  5  persen  terhadap  permintaan  ekspor  TPT  Indonesia.  Nilai  tukar,  harga ekspor  India  pesaing,  GDP  perkapita  Eropa  berpengaruh  positif  terhadap
permintaan  TPT  Indonesia,  sedangkan  harga  ekspor  TPT  Indonesia  berpengaruh negatif
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi permintaan ekspor  biji  kakao  Indonesia  di  Malaysia,  Singapura,  dan  Thailand  dalam  Skema
CEPT-AFTA  Sitanggang,  2009.  Penelitian  ini  menggunakan  dua  analisis  yaitu analisis  deskriptif  dan  kuantitatif.  Analisis  kuantitatif  untuk  menganalisis  faktor-
faktor  yang  mempengaruhi  permintaan  biji  kakao  Indonesia  di  Malaysia, Singapura,  dan  Thailand.  Metode  kuantitatif  yang  digunakan  adalah  dengan
metode  pooled  least  square  pooled  OLS.  Variabel-variabel  yang  digunakan dalam  menganalisis  permintaan  ekspor  biji  kakao  Indonesia  di  Malaysia,
Singapura, dan Thailand ini adalah GDP per kapita riil negara importir, populasi negara importir, harga biji kakao di pasar internasional, harga biji kakao di negara
tujuan, nilai tukar riil negara importir, dan ekspor olahan negara importir. Dalam
penelitian ini juga digunakan variabel dummy  yakni implementasi skema CEPT- AFTA.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  harga  biji  kakao  di  pasar
internasional, harga biji kakao di negara tujuan, dan ekspor olahan negara tujuan berpengaruh  signifikan  terhadap  permintaan  ekspor  biji  kakao  Indonesia  di
Malaysia,  Singapura,  dan  Thailand  pada  taraf  lima  persen.  Sedangkan  variabel dummy  CEPT-AFTA  menunjukkan  bahwa  sebelum  dan  sesudah  implementasi
CEPT-AFTA,  permintaan  ekspor  biji  kakao  Indonesia  di  Malaysia,  Singapura, dan Thailand adalah berbeda nyata. Adjusted R
2
pada penelitian ini sebesar 96,45 persen  yang  berarti  bahwa  perubahan  pada  permintaan  ekspor  biji  kakao
Indonesia  di  Malaysia,  Singapura,  dan  Thailand  sebesar  96,45  persen  dapat dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model.
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Ekspor  Biji  Kakao  Indonesia  di  Malaysia,  Singapura  dan  Cina  Widianingsih,
2009.
Analisis  data  melalui  pendekatan  deskriptif  digunakan  untuk  menjelaskan hubungan  antara  variabel-variabel  yang  mempengaruhi  volume  ekspor  biji  kakao
Indonesia  ke  Malaysia,  Singapura  dan  Cina.
Dalam  penelitiannya  menggunakan empat  variabel  yaitu  :  harga  ekspor  biji  kakao  Indonesia,  populasi  penduduk
Malaysia, Singapura dan Cina, nilai tukar mata uang negara pengimpor terhadap US,  dan  pendapatan  per  kapita  Malaysia,  Singapura  dan  Cina.  Jenis  data  yang
digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  sekunder  berbentuk  pooled  panel tahun  1992  hingga  2007.  Dari  hasil  estimasi  dengan  menggunakan  panel  data
melaui  pendekatan  fixed  effect  diketahui  bahwa  dari  empat  variabel  yang digunakan  terdapat  satu  variabel  yang  berpengaruh  negatif  dan  tidak  signifikan
terhadap permintaan ekspor biji kakao Indonesia yaitu variabel harga ekspor. Hal ini  dikarenakan  harga  ekspor  biji  kakao  Indonesia  di  pasar  internasional  lebih
rendah dibanding harga pesaing. Sehingga peningkatan harga ekspor biji kakao di Indonesia  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  permintaan  ekspor  biji  kakao
Indonesia.
2.4 Kerangka Pemikiran