Faktor-Faktor Pembentukan Sikap Sikap

b. Fungsi pertahanan ego Fungsi ini bekerja ketika individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan mengancam egonya atau ketika mengetahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya sehingga akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. c. Fungsi pernyataan nilai Nilai merupakan konsep dasar mengenai apa yang dipandang sebagai baik dan diinginkan. Dengan fungsi nilai ini seseorang sering kali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. d. Fungsi pengetahuan Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Jadi sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturial agar dunia sekitar tampak logis dan masuk akal.

4. Faktor-Faktor Pembentukan Sikap

Azwar 2007 mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu : 1. Pengalaman pribadi Apa yang telah dan sedang dialami oleh seorang individu akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatannya terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar pembentukan sikap. Untuk dapat memiliki tanggapan dan penghayatan, seorang individu harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologi. Penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif atau sikap negatif yang juga tergantung pada berbagai faktor lain. Sehubungan dengan hal ini, Middlebrook dalam Azwar, 2007 mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. 2. Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Skinner dalam Azwar, 2007 sangat menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk kepribadian seseorang. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. 3. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain yang berada di sekitar kita merupakan salah datu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap individu. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Orang yang dianggap penting bagi individu biasanya adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 4. Media massa Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lainnya mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuaru hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi secara langsung, namun dalam proses pembantukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. 5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6. Pengaruh faktor emosional Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Suatu bentuk sikap terkadang merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustrasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

C. Dewasa Madya