Wanita tidak bekerja dapat disebut juga dengan ibu rumah tangga housewife. Menurut kamu Oxford, pengertian housewife adalah :
“ a married woman whose main occupation is carrying for her family and running the household”
Vivian 1999 mengatakan bahwa di Austria kata ibu rumah tangga adalah wanita 18 tahun atau diatas 18 tahun, yang mengurus rumah. Di Perancis ibu
rumah tangga diartikan sebagai female shopper. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wanita tidak bekerja
adalah seorang wanita yang bertanggung jawab untuk mengurus rumah tangga atau merawat keluarga tanpa memiliki pekerjaan diluar rumah.
F. Perbedaan Sikap Terhadap Menopause Pada Wanita Bekerja Dan Tidak
Bekerja
Peristiwa penting dalam kehidupan seorang wanita yang akan dialami oleh wanita yang memasuki usia madya adalah menopause. Sebagian besar wanita
menganggap bahwa menopause adalah suatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan, meskipun hal tersebut merupakan hal yang alami. Menopause akan
memunculkan perubahan-perubahan fisik yang menyebabkan permasalahan psikologis. Perubahan fisik tersebut antara lain hambatan fungsi ingatan, mudah
marah, cemas dan mudah tersinggung Bromwich, 1992. Menurut hasil penelitian
Wilujeng 2008 tentang perubahan fisik dan psikologis ibu pada masa menopause di Medan Johor data yang diperoleh dari perubahan fisik 107 orang responden
yang memiliki gejala tingkat sedang yang timbul pada ibu dengan keluhan kulit
keriput 52,3 dan bertambah berat badan 50,5. Sedangkan yang mengalami perubahan psikologis wanita menopause di Kelurahan Medan Johor sebanyak
71,0, dan gangguan yang timbul dengan keluhan cepat marah 35,5, mudah tersinggung 37,4.
Perubahan yang diikuti dengan gejala-gejala menopause tersebut terjadi karena produksi hormon estrogen di indung telur tiba-tiba berhenti. Dalam masa
ini juga wanita menopause sering mengalami depresi menopausal depression yang ditandai dengan the emptyness syndrom. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Robertson dalam Christiani, 2000 di Menopause Clinic Australia bahwa ditemukannya 31,3 pasien yang mengalami kecemasan dan
depresi dari 300 pasien usia menopause. Keadaan-keadaan tersebut secara psikologis sangat menekan meskipun ada juga wanita yang tidak merasakan apa-
apa atau tidak ada keluhan-keluhan fisik saat datangnya menopause Palupi, 2007 Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh berat ringannya stress yang dialami wanita
dalam menghadapi masa menopause sebagai akibat penilaiannya terhadap menopause Retnowati Noor, 2001.
Apa yang dialami oleh seseorang akan menentukan bagaimana sikap seseorang terhadap hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Azwar 2007
bahwa dalam kehidupan sehari-hari selalu saja ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut
menentukan kecenderungan perilaku seorang individu terhadap sesuatu yang dihadapi. Sikap tidak hanya ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi
individu, tapi juga berkaitan dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, situasi di
saat sekarang, serta harapan-harapan individu untuk masa yang akan datang. Sikap positif terhadap menopause diyakini dapat memudahkan transisi
menopause, sedangkan sikap negatif dapat menyebabkan stress dan tekanan psikologis Berger, 1999.
Saat memasuki menopause, ada wanita yang menyambutnya dengan biasa bahkan ada juga dengan sikap positif karena menganggap kondisi ini sebagai
bagian dari siklus kehidupan alamiah. Sebaliknya ada yang menyambutnya dengan sikap negatif dan penuh kecemasan. Kondisi emosi tidak stabil ini bisa
dikarenakan pengaruh perubahan hormon, atau bisa karena faktor yang sifatnya sangat individual. Selain itu, fase menopause sering diringi dengan keadaan
menegangkan lain dalam kehidupan wanita seperti merawat orang tua lanjut usia, memasuki masa pensiun, melihat anak-anak tumbuh dewasa dan meninggalkan
rumah serta penyesuaian –penyesuaian lain dalam kehidupan setengah baya
Palupi, 2007. Dalam hal ini, Gluckman 1979 berpendapat bahwa pada umumnya
wanita yang banyak mengalami masalah pada masa menopause adalah wanita tidak bekerja. Wanita tersebut yang hidupnya selalu tertekan dan tidak bebas,
sehari-hari hanya berurusan dengan anak-anak, mereka lebih mudah terkena depresi. Berbeda dengan wanita yang bekerja, apapun jenis pekerjaannya mereka
lebih sulit terserang depresi karena dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam suatu peran dan bisa memuaskan kebutuhannya Sadli, 1983. Seseorang bisa
melakukan interaksi dan sosialisasi dengan orang lain dengan bekerja sehingga dapat mengurangi kecemasan dan menambah harga diri seseorang. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Jatman 2000, wanita menopause yang berpendidikan tinggi dan bekerja di luar rumah, juga tidak mudah terkena depresi karena dapat
melibatkan dirinya secara aktif sehingga dapat dilihat bahwa wanita yang tidak bekerja akan merasa transisi dalam memasuki masa menopause lebih berat
daripada wanita yang bekerja. Namun tidak semua wanita yang bekerja merasakan hal positif. Wanita
yang bekerja memiliki peran ganda selain sebagai istri, ibu rumah tangga, juga sebagai pencari nafkah, dan menjalankan peran tersebut sering mengalami stres
Astrini, 2001. Sebagai pencari nafkah, wanita bekerja sering mengalami stres yang bersumber dari lingkungan kerja. Alasan yang menyebabkan terjadinya stres
antara lain, tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, hubungan social yang buruk, pendidikan rendah, peningkatan jenjang karir serta merasa
tidak nyaman dalam bekerja Hardjana, 1994. Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika, gejala yang dialami wanita
bekerja mulai dari sedang sampai parah sangat mengganggu dalam bekerja bahkan ada yang sampai berhenti bekerja Sarrel, 1991. Gejala yang dialami
dalam menopause yang berdampak pada pekerjaan adalah konsentrasi yang buruk, kelelahan, memori yang buruk, kurang percaya diri. Gejala rasa panas yang
dialami di tempat kerja merupakan sumber utama penderitaan bagi banyak wanita bekerja Griffiths, MacLennan Vida Wong, 2010. Gejala-gejala menopause
dapat menimbulkan masalah dan rasa malu bagi beberapa wanita, sehingga mereka merasa kurang percaya diri dan bertentangan dengan citra profesional
yang diinginkan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat perbedaan sikap terhadap menopause pada wanita bekerja dan tidak bekerja
.
G. Hipotesis Penelitian