302
Pitch – jarak pusat gigi-gigi yang berdekatan. Berdasarkan ukuran
pin, pitch untuk rantai chain standar adalah 9,5, 12, 7, 15,9, 19 dan 25,4 mm. Chain rantai dengan ukuran pitch 31,8, 38,1, 44,5, 50,8,
63,5 dan 76,2 mm juga tersedia.
Gambar 7.37
Lebar – rantai-rantai chain dengan pitch pendek dibuat dengan satu
lebar, dua lebar dan tiga lebar yang dikenal dengan single, duplex dan triplex. Gambar 7.37. Seperti diharapkan, beban yang ditahan
oleh triplex chain adalah sekitar tiga kali beban yang ditahan oleh sebuah single chain.
a. Roda-roda wheel untuk chain drive
Roda-roda chain chain wheel sering disebut sprocket atau sprocket wheel. Wheel yang digunakan pada precision roller chain memiliki gigi-gigi
yang dibuat dengan mesin dan kisaran gigi standarnya adalah 17, 19, 21, 23, 25, 38, 57, 76, 95 dan 114.
Namun demikian, wheel dengan jumlah gigi berapapun dapat dibuat untuk aplikasi khusus. Wheel yang memiliki gigi sampai 29 disebut pinion,
sedangkan wheel yang memiliki 30 gigi atau lebih disebut wheel. Perhatikan bahwa, pitch pada sebuah wheel berarti jarak kordal chordal
distance antara gigi-gigi, identik dengan chain pitch.
303
b. Cara Kerja
Keefektifan sebuah chain drive tergantung dari pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan yang benar. Karena chain dibuat untuk
meredam banyak guncangan ingat chain drive pada sepeda motor, faktor- faktor yang mempengaruhi masa pakai dan kinerja chain adalah:
Pemilihan chain dan chain wheel yang benar untuk mentransmisi tenaga dan kecepatan yang dibutuhkan.
Pemasangan yang benar dalam hal tegangan dan kesejajaran chain. Pelumasan dan pemeliharaan jangka panjang yang benar.
Namun demikian, banyak kesalahan terjadi dalam pemasangan chain. Kenyataan bahwa chain tampak mengikat dua buah shaft dengan
berhasil dapat menyembunyikan terjadinya kondisi terlalu kencang atau terlalu longgar, yang menyebabkan tekanan berlebihan pada komponen,
getaran, bunyi bising dan kerusakan akibat kelelahan fatigue. Chain sprocketwheel mungkin tidak dapat disejajarkan, yang juga
menyebabkan bunyi bising, aus berlebihan, atau kerusakan dini pada chain dan juga dapat menyebabkan chain men-
“steer-off” sprocketwheel.
c. Kesejajaran Chain
Pastikan bahwa shaft ditopang dengan benar di dalam bearing. Shaft, bearing dan pondasi harus sesuai untuk menjaga kelurusan awal dan
tidak mendefleksi secara berlebihan di bawah beban. Wheel harus disusun dekat dengan bearing.
304
Gambar 7.38 – Cara mensejajarkan Chain
Kesejajaran yang tepat shaft memastikan distribusi beban yang merata di seluruh lebar chain dan sangat membantu memaksimalkan masa
pakai chain. Gambar 7.38 mengilustrasikan metode penjajaran chain yang disetujui.
Penggaris lurus memastikan bahwa chain wheel berada pada bidang yang sama dan pemeriksaan spirit level untuk shaft memastikan bahwa shaft
sejajar secara horisontal. Pemeriksaan visual, setelah chain dipasang, juga menunjukkan ketidaksejajaran jika lajur chain terpuntir.
305
Gambar 7.39 – Metode Penegangan Chain
Tegangan chain yang benar membantu mencegah agar chain tidak melenceng tidak lepas dari kesejajaran dari wheel dan, untuk gerakan
balik, mengurangi backlash selip balik. Ketika digunakan, chain aus dan memanjang, sehingga penyetelan tegangan perlu dilakukan.
Metode yang disukai untuk Menegangkan chain adalah memindahkan posisi salah satu shaft Gambar 7.39.
Jika shaft tidak mungkin digerakkan, sebuah idler wheel yang dapat disetel yang berikatan dengan sisi chain yang tidak memiliki beban
dianjurkan. Umumnya:
Idler harus memiliki jumlah gigi yang sama dengan pinion.
306
Idler harus dipasang sedemikian rupa sehingga sekurang-kurangnya tiga gigi berikatan dengan chain.
Ukuran dan kecepatan idler harus sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
d. Penegangan Chain
Gambar 7.40 – Penyetelan Tegangan Chain
Chain harus disetel agar, seperti diperlihatkan pada Gambar 7.40, satu sisi chain drive kencang dan sisi lain dapat digerakkan sejauh A,
dimana: Gerakan Total Amm = Jarak Pusat b mm
Faktor beban gerakan total amm =jarak pusat b mm per faktor beban.
Faktor beban adalah 25 untuk gerakan “mulus” dan 50 untuk gerakan yang berbeban guncangan.
Jika drive system vertikal, gerakan total A harus setengah dari chain pitch.
307
e. Penggantian Chain
Jika chain aus, chain akan bertambah panjang karena jarak bebas yang meningkat dalam banyak permukaan. Perubahan panjang dalam chain ini
digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui apakah chain sudah harus diganti. Petunjuk yang baik adalah dengan membandingkan panjang chain yang
aus dengan panjang yang semestinya, yaitu jumlah sambungan dikalikan dengan pitch. Jika chain yang sudah aus telah bertambah 2, maka chain
ini harus diganti. Jika tidak ada alat atau cara yang tersedia untuk menyetel tegangan
chain, maka chain harus diganti bila panjangnya sudah bertambah 1
f. Pelumasan Chain Chain Lubrication
Gambar 7.41 – Metode Pelumasan Chain
308
Ada empat metode dasar pelumasan chain drive: manual, dripfeed, bath lubricant dan oil stream. Metode pelumasan yang digunakan ditentukan oleh
aplikasi drive, tetapi pada dasarnya, pada saat kecepatan atau tenaga yang ditransmisi eningkat, metode pelumasan juga harus lebih baik. Hubungan antara
tenaga dan kecepatan yang ditransmisi serta metode pelumasan diperlihatkan ada Gambar 7.41.
R. IDENTIFIKASI MASALAH PROBLEM DIAGNOSIS
Masalah Getaran Vibration – Penyebab Yang Mungkin
Tindakan Perbaikan Getaran Umum General Vibration
Penyebab Yang Mungkin Tindakan Perbaikan Yang Dapat
Dilakukan
Torsi pada cap screw yang menahan bearing plate tidak
cukup. Retensi torque bearing sesuai dengan
spesifikasi. Universal joint aus
Ganti Universal joint kit. Sudut universal joint yang bekerja
secara terus menerus terlalu besar
Kurangi sudut kerja terus menerus universal joint
Sudut-sudut universal joint tidak sama
Ganjal dengan shim komponen- komponen drive train untuk
menyamakan sudut-sudut universal joint
Keseimbangan dan kelurusan driveshaft.
Luruskan dan seimbangkan Driveshaft tube rusak
Kencangkan dan seimbangkan atau ganti tube
Runout pada drive support shaft dan driven support shaft
Periksa pedoman pabrik pembuat mengenai transmisi atau axle. Ganti
309
shaft bearing.
Kelonggaran u-joint yang berlebihan untuk kecepatan dan
panjang pengoperasian. Pasang two piece driveshaft dengan
shaft support bearing. Luruskan dan seimbangkan
Periksa kelenturan u-joint apakah longgar.
Retensi torque bearing sesuai dengan spesifikasi.
Dudukan Diameter Luar longgar pada slip spline
Ganti Driveshaft terlalu panjang untuk
kecepatan – beroperasi dalam
kondisi kritis Pasang two piece driveshaft dengan
shaft support bearing. Gunakan tube yang memiliki diameter
lebih besar. Bobot driveshaft tidak kompatibel
dengan engine- dudukan transmisi Pasang two piece driveshaft dengan
shaft support bearing. Perbaiki skema dudukan power plant
Driveshaft yoke phasing Baca pedoman pemeliharaan O.E.M.
atau tanda panah kesejajaran pada slip yoke dan male slip shaft untuk
mengetahui yoke phasing yang benar.
Gear Rendah Bergetar Low Gear Shudder Penyebab Yang Mungkin
Tindakan Perbaikan
Reaksi beban secondary couple pada shaft support bearing.
Kurangi sudut-sudut kerja terus-menerus universal joint.
Ganjal komponen-komponen drivetrain untuk menyamakan sudut-sudut U-joint.
Baca pedoman pemeliharaan O.E.M. atau tanda panah kesejajaran pada slip yoke dan
mail slip shaft untuk mengetahui yoke