b. Megengan
Sehari sebelum bulan Romadlon tiba, biasanya ada tradisi Megengan atau padusan terlebih dulu. Megengan asalnya dari kata
megeng, atau megung—air yang banyak atau berlimpah di sebuah sungai atau kedung. Sedang Padusan adalah tempat orang adus atau
mandi—salnya dari kata adus, artinya mandi. Bentuk tradisi Megengan atau Padusan tersebut, semua orang
melakukan mandi keramas di padusan seperti kedung, sungai, sumur atau yang lain.
Ajaran yang didakwahkan dalam tradisi Megengan tersebut, agar orang semua benar-benar mensucikan hati terlebih dulu dalam
menyambut kedatangan bulan Romadlon yang sebentar lagi akan datang, sehingga dalam menjalankan puasa benar-benar bisa khusuk.
Perlu diketahui, kebanyakan orang untuk sekarang ini yang mungkin kurang atau ketiadaan amal agama, sudah tidak tahu lagi
maksud Megengan sebenarnya. Karena tidak tahu maksud Megengan sebenarnya, maka kebanyakan orang tersebut melakukan dengan
cara yang tidak benar—ihtilat laki-laki perempuan mandi bersama di sebuah kolam renang, sungai atau yang lain.
c. Ujung
Setelah bulan Romadlon selesai, berarti selesai pula umat Islam menjalankan puasa. Selesainya umat Islam menjalankan puasa,
kemudian sholat ‘Idul Fitri bersama di masjid atau di lapangan. Setelah selesai sholat ‘Idul Fitri bersama di masjid atau di lapangan,
kemudian melakukan tradisi Ujung atau biasa pula disebut dengan istilah Sungkeman.
Tradisi Ujung, ujung adalah jari - jari tangan bagian atas. Bentuk daripada tradisi ujung ini, umat Islam melakukan kegiatan
saling bersalam-salaman—bermaaf-maafan keliling dari rumah ke
rumah, dari pintu ke pintu, dengan serta merta hidmat atau suguhan yang disediakan oleh tuan rumah mulai dari makanan kecil, minuman,
sampai dengan makanan besar nasi. Ajaran yang didakwahkan dalam tradisi Ujung tersebut agar
orang semua mau menjalin silaturrahim atau persaudaraan dan saling maaf-memaafkan kesalahan sesama manusia khususnya umat Islam.
Perlu diketahui, untuk sekarang ini tradisi Ujung mulai berubah dari kebiasaan. Kalau dulu kebiasaannya keliling dari rumah-ke
rumah—dari pintu ke pintu dengan berbagai perhidmatan atau suguhan-nya, sekarang cukup di lakukan di masjid—tidak harus
keliling dari rumah ke rumah—dari pintu-ke pintu, hingga perhidmatan-nya pun berkurang atau tidak banyak dilakukan .
d. Bada Kupat