Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.25 Rekapitulasi jawaban responden terhadap variabel produktivitas kerja Y Tanggapan Responden SS S RR TS STS Jumlah Item No. F F F F F F 1 7 20,0 28 80,0 35 100 2 11 31,4 24 68,6 35 100 3 14 40,0 21 60,0 35 100 4 7 20,0 1 2,9 27 77,1 35 100 5 18 51,4 17 48,6 35 100 6 24 68,6 1 2,9 10 28,6 35 100 7 6 17,1 9 25,7 20 57,1 35 100 8 3 8,6 1 2,9 31 88,6 35 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013 4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Asumsi Klasik

4.3.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang diapakai adalah metode plot. Cara pengambilan keputusannya pada metode plot adalah: a Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas. b Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2013 Gambar 4.3 Normal P-P Plot Uji Normalitas Pada gambar 4.3 Normal P-P Plot terlihat titik-titik mengikuti data disepanjang garis normal, hal ini menunjukkan residural data berdistribusi normal. Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Universitas Sumatera Utara

4.3.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Adanya multikolinieritas dapata dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah apabila toerance value 0,1 sedangkan VIF 5 dan sebaliknya apabila tolerance value 0,1 sedangkan VIF 5 maka tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4.26

4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residul. Cara pengambilan keputusan yaitu: a Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Coefficients a 36.693 3.355 10.936 .000 .720 .190 .137 3.797 .000 Constant perencanaan Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: produktivitas a. Universitas Sumatera Utara b Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2013 Gambar 4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 R egressi on S t udent i z ed R esi dual 3 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: produktivitas Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 4.4 terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hipotesis terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

4.3.1.4 Analisis Regresi Linier Berganda