Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya Trianto, 2014: 136-137. Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, produk, dan prosedur Donosepoetro, dalam Trianto, 2014: 137. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu riset pada umumnya yang lazim disebut metode ilmiah scientific method.

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Empat alasan IPA diajarkan di sekolah dasar Samatowa, 2011: 3. Pertama bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kedua bila IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. Ketiga bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka. Keempat mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum KTSP Depdiknas, 2006 secara terperinci adalah: 1. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 6. memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk membelajarkan konsep- konsep sains. Salah satu diantaranya pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan ini merupakan pendekatan yang paling banyak disarankan untuk digunakan dalam membelajarkan sains di SD berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi Samatowa, 2011: 93. Keterampilan proses sains ini didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam Carin, 1993: 5 dalam Samatowa, 2011: 5 adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 mengamati, 2 mencoba memahami apa yang diamati, 3 mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, 4 menguji ramalan- ramalan untuk melihat apakah ramalan tersebut benar

2.1.4.3 Materi Kerangka Tubuh Manusia dan Fungsinya