7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat Berwiraswasta
1. Pengertian Minat Berwiraswasta
Secara sederhana, minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu
Muhibbin:1984:136. Menurut Rebber 1988 dalam Muhibbin 1984:136 minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor- faktor internal lainnya, seperti : pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
Namun terlepas dari masalah popule r atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai
minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya.
Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek seseorang, suatu hal yang menyangkut dirinya Suharsimi Arikunto, 1989. Minat
adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada suatu hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang
itu Winkel, 1986:30. Pendapat lain dikemukakan oleh Bimo Walgito 1981:8 menyatakan bahwa: “Minat adalah suatu keadaan perhatian
seseorang terhadap objek yang desertai rasa ingin tau, ingin mempelajari dan kemudian ingin membuktikan lebih lanjut tentang hal yang
diketahui”. Minat pada diri seseorang tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan
suatu proses. Anak mempunyai minat dari pembawaannya kemudian memperoleh perhatian dan interaksi dengan lingkungan sehingga
minatnya dapat tumbuh dan berkembang. Menurut Jones yang di kutip oleh Parjiman, minat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu minat secara
intrinsik dan minat secara ekstrinsik. Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbulnya dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari
luar sedangkan minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbulnya akibat pengaruh dari luar.
Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai dengan minat. Minat dapat dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut Sardiman,
2005:93-94: a.. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. Istilah wiraswasta berasal dari kata “wira” yang berarti utama,
gagah, luhur dan teladan. Swa yang berarti sendiri, “Sta” yang berarti berdiri di atas kemampuan sendiri Oemar Hamalik, 1990:117. Jadi
wiraswasta merupakan sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Sesuai dengan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa seseorang
yang berminat untuk berwiraswasta perlu berbuat sesuatu yang berani mengambil resiko, tangguh tekun, dan dapat mengambil keputusan
secara tepat, disiplin serta berkemampuan. Wiraswastaan adalah kepribadian wiraswasta atau jiwa semangat
wirasasta Oemar Hamalik, 1990:52. Sifat-sifat yang menggambarkan Kepribadian unggul wiraswasta, seperti dikemukakan oleh Suparman
adalah: a. Watak wiraswasta, seperti berpandangan positif dan kreatif, bergairah
dan mampu menggunakan daya penggerak dirinya, ulet dan tekun, tidak lekas putus asa.
b. Jiwa semangat wiraswasta, seperti beriman dan berbuat kebaikan,
percaya kepada diri sendiri, berinisiatif dan berdisiplin tinggi. c.
Daya pikir dan keterampilan wiraswasta, seperti berpikir maju dan tahu apa maunya maka ia perlu tahu dan mampu mengorganisasikan
kemauannya dengan berencana sampai terinci, selalu mengajak dan merangkul kerja sama.
2. Ciri-ciri Wiraswastawan Oemar Hamalik, 1990 : 55-56 adalah: