lengkap tentang dinamika lingkungan bisnis dan pemakai perlu menyampaikan pemahaman tersebut pada pengembang. Untuk selanjutnya
pengembang akan menstranformasikannya ke dalam sistem informasi yang akan dikembangkan. Setianingsih dan Indriantoro 1998 : 197
mengemukakan adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi yang efektif dengan kesesuaian pengembangan sistem. Komunikasi pemakai
pengembang dapat mempengaruhi kepuasan pemakai. Hubungan ini perlu dilakukan pada fase proses pengembangan sistem yang berbeda – beda.
Dalam situasi pemakai dan pengembang berkomunikasi secara efektif dalam memudahkan pertukaran informasi yang esensial bagi penemuan kebutuhan
sistem dan keberhasilan suatu pengembangan sistem Mc. Keen, dkk, 1994. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan komunikasi yang
terbuka antara pemakai akan mengetahui bagaimana posisi mereka selanjutnya dalam sistem informasi. Oleh karena itu, pemakai disini akan
merasakan kepuasan terhadap sistem yang sedang dikembangkan.
2.2.3 Pengertian Partisipasi Pemakai
2.2.3.1 Pengertian Partisipasi
Menurut Nitisemito 1996 : 156 mengemukakan bahwa partisipasi adalah salah satu cara memotivasi yang mempunyai ciri khas, lain dari pada
yang lain. Hal ini disebabkan peningkatan partisipasi lebih ditekankan pada
segi psikologis daripada segi materi, dimana dengan melibatkan seseorang maka orang tersebut akan merasa ikut bertanggung jawab.
Partisipasi menurut Keith Davis John W. Newstrom 1995 : 179 adalah keterlibaan mental dan emosional orang – orang dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab
pencapaian tujuan itu.
2.2.3.2. Penerapan Partisipasi
Penerapan partisipasi Keith Davis John W. Newstrom, 1995 : 181, sangat banyak bukti yang menunjukkan bahwa partisipasi
berhasil diterapkan dalam berbagai jenis pekerjaan. 1.
Para pegawai dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan teknis. 2.
Para pegawai dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan operasional.
3. Para pegawai dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan
strategik.
2.2.3.3. Syarat Partisipasi
Prasyarat partisipasi Keith Davis John W. Newstrom, 1995 : 183 :
1. Waktu yang cukup untuk berpartisipasi.
Harus ada waktu untuk berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan, partisipasi hampir tidak tepat dalam situasi darurat.
2. Maslahatnya lebih besar dari kerugian.
Kemungkinan masalahatnya seyogyanya lebih besar dari kerugiannya. Sebagai contoh pegawai tidak boleh memboroskan
begitu banyak waktu untuk berpartisipasi sehingga mengabaikan pekerjaan mereka.
3. Relevan dengan kepentingan pegawai.
Bidang garapan partisipasi haruslah relevan dan menarik bagi pegawai, jika tidak, maka pegawai akan memandangnya sekedar
kerja sibuk. 4.
Kemampuan pegawai memadai untuk menangani bidang garapan partisipasi.
Para peserta hendaknya memiliki kemampuan seperti kecerdasan dan pengetahuan teknis untuk berpartisipasi.
5. Kemampuan berkomunikasi timbal balik.
Para peserta harus mampu berkomunikasi timbal balik untuk berbicara dengan bahasa orang lain untuk dapat saling tukar
gagasan. 6.
Tidak timbul peraasaan terancam bagi kedua belah pihak. Masing – masing pihak seyogyanya tidak merasa bahwa posisinya
terancam untuk partisipasi. Apabila para karyawan memandang
status mereka akan terpengaruh secara negatif, mereka tidak akan berpartisipasi.
7. Masih dalam bidang keleluasaan pada bidang pekerjaan.
Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan dalam orgaisasi hanya boleh berlangsung dalam bidang keleluasaan kerja kelompok.
2.2.3.4. Pengertian Pemakai