a. Kredit perbankan.
b. Penjamin lembaga bukan bank
c. Modal ventura.
d. Pinjaman dari dana penghasilan sebagai laba BUMN.
e. Hibah.
f. Jenis pembiayaan lain.
7. Pengawasan, monitoring dan evaluasi upaya pemberdayaan UMKM dalam wilayah
kota. 8.
Penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha masyarakat skala kota.
9. Pelaksanaan dan fasilitas kebijakan usaha mikro, kecil dan menengah skala kota.
a. Seksi Usaha Mikro
Seksi Usaha Mikro dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Jabatan ini dipegang oleh Drs. Sapto Hadi, MM
Seksi Usaha Mikro mempunyai tugas : 2.
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha mikro.
3. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha
mikro. 4.
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang usaha mikro.
5. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang usaha mikro.
6. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan
Mnenengah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Seksi Usaha Kecil dan Menengah
Seksi Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah.
Jabatan ini dipegang oleh Ratnawati, BA
Seksi Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas : 1.
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha kecil dan menengah.
2. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di
bidang usaha kecil dan menengah. 3.
menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang usaha kecil dan menengah.
4. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang usaha kecil dan
menengah. 5.
Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 6.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai bidang dan kebutuhan.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UPTD adalah pelaksana Teknis Dinas Koperasi dan Sektor Informal Kota Surabaya yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi pelayanan tertentu dibidang Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dilapangan.
4.1.10. Karakteristik Pegawai
Adapun jumlah pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya adalah sebanyak 53 lima puluh tiga orang yang sudah termasuk
2 orang pegawai sebagai tenaga honorer dengan rincian sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat Golongan No.
Pangkat Golongan Jumlah orang
Prosentase
1. Pembina Tingkat I IV b
1 1,89
2. Pembina IV a
2 3,77
3. Penata Tingkat I III d
14 26,42
4. Penata III c
10 18,87
5. Penata Muda Tingkat I III b
9 16,98
6. Penata Muda III a
2 3,77
7. Pengatur Tingkat I II d
7 13,21
8. Pengatur II c
1 1,89
9. Pengatur Muda II a
4 7,55
10. Juru Tingkat I I d
1 1,89
11. Honorer 2
3,77 Jumlah
53 100
Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2010.
Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas golongan IIId dengan pangkat Penata Tingkat I sebanyak 14 orang dengan prosentase 26,42 dikarenakan pada posisi tersebut lebih
banyak dibutuhkan golongan IIId.
Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO. Pendidikan Jumlah
orang Prosentase
1. S-2 Strata 2
8 15,09
2. S-1 Strata 1
17 32,08
3. D3 Diploma 3
5 9,43
4. SLTA 18
33,96 5. SLTP
1 1,89
6. SD 4
7,55 Jumlah
53 100
Sumber :
Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2010.
Berdasarakan data pada tabel 4.2 diatas yang berpendidikan SLTA sebanyak 18 orang dengan prosentase 33,96 . Hal ini dikarenakan staf yang mendominasi masih berpendidikan
SLTA.
Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin NO.
Jenis Kelamin Jumlah orang
Prosentase
1. Laki-laki 29
54,72 2. Perempuan
24 45,28
Jumlah 53
100 Sumber :
Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2010.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang dengan prosentase 54,72 . Akan tetapi jumlah antara laki-laki dan perempuan
seimbang.
Tabel 4.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Umur NO. Umur Jumlah
orang Prosentase
1. 20-25 1
1,89 2. 26-30
1 1,89
3. 31-35 4
7,55 4. 36-40
5 9,43
5. 41-45 12
22,64 6. 46-50
14 26,42
7. 51-55 16
30,19 Jumlah
53 100 Sumber :
Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2010.
Berdasarakan data pada tabel 4.4 diatas yang berumur antara 51 tahun sampai dengan 55 tahun sebanyak 16 orang dengan prosentase 30,19 . Hal ini dikarenakan dibutuhkan
pegawai yang berpengalaman.
4.1.11. Gambaran Umum Kecamatan Rungkut Surabaya
Kecamatan Rungkut Surabaya merupakan bagian dari pemerintah kota Surabaya. Kecamatan Rungkut mempunyai batas wilayah sebelah utara dengan Kecamatan Sukolilo,
sebelah barat dengan Kecamatan Tenggilis Mejoyo, sebelah timur dengan selat Madura kemudian sebelah selatan dengan Kecamatan Gunung Anyar.
Dalam penyelengaraan satu wilayah kecamatan tugas dan fungsi dari camat adalah mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, mengkoordinasikan upaya
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan
fasilitas pelayanan umum, mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah ditingkat kecamatan, membina penyelenggaraan pemerintah kelurahan, melaksanakan
pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya atau yang belum dapat dilaksanakan kelurahan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya camat dibantu oleh,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Sekretaris Kecamatan, Seksi Ketentraman dan Ketertiban, Seksi Pembangunan, Seksi Kesejahteraan, Seksi Pemerintahan.
Kecamatan Rungkut dalam era otonomi daerah ini merupakan perangkat ataupun pelaksana dari pemerintah kota Surabaya yang diberi kewenangan oleh Kepala Daerah untuk
melaksanakan sebagian kewenangan yang dimilikinya sesuai dengan wilayah kerjanya masing-masing. Oleh karena itu Kecamatan Rungkut Surabaya melaksanakan kewenangan
yang telah diberikan oleh Kepala Daerah, selain melaksanakan fungsi administratif juga melaksanakan fungsi pengkoordinasian Pemerintah Kelurahan yang ada di wilayah kerjanya.
Adapun wilayah Kecamatan Rungkut terbagi menjadi 6 enam kelurahan,yaitu : 1.
Kelurahan Penjaringan Sari 2.
Kelurahan Rungkut Kidul 3.
Kelurahan Kali Rungkut 4.
Kelurahan Wonorejo 5.
Kelurahan Kedung Baruk 6.
Kelurahan Medokan Ayu
4.1.12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Data jumlah penduduk Kecamatan Rungkut Pemerintahan Kota Surabaya menurut jenis kelamin berjumlah 96.489 jiwa, sebagaimana yang telah diklasifikasikan pada tabel sebagai
berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Jumlah orang Prosentase
1. Laki-laki 48.509
50,27 2. Perempuan
47.980 49,72
Jumlah 96.489 100
Sumber : Data Monografi Kantor Kecamatan Rungkut Surabaya 2010 Berdasarkan tabel 4.5 bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang paling
banyak adalah laki-laki sebesar 50,27 , sedangkan jumlah perempuan sebesar 49,72 .hal tersebut menandakan jumlah penduduk di Kecamatan Rungkut berjumlah seimbang.
4.1.13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian
Data mengenai jumlah penduduk pada tahun 2010 berdasarkan jenis mata pencaharian, sebagaimana tercantum pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian
No. Jenis Mata Pencarian
Jumlah orang Prosentase
1. Petani 217
0,22
2. Nelayan 27
0,02
3. Pengusaha sedang besar
243 0,25
4. Pengrajin industri kecil
416 0,43
5. Buruh Industri
121 0,11
6.
Buruh Bangunan 4.841
5,01
7. Pedagang 243
0,25
8. Pengangkutan 250
0,26
9. Pegawai Negri Sipil
3.214 3,33
10. ABRI 369
0,38
11. Peternak 608
0,63
12. Tidak Bekerja
85.940 89,05
Jumlah 96.489 100
Sumber : Data Monografi Kantor Kecamatan Rungkut Surabaya 2010
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagaian besar mata pencaharian penduduk di wilayah Kecamatan Rungkut adalah Pegawai Negri Sipil, yaitu sebanyak 3.214
jiwa. Sedangkan mata pencaharian yang paling sedikit dimiliki oleh Kecamatan Rungkut adalah Nelayan, yaitu sebanyak 27 orang.
4.1.14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data mengenai jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2010 tercantum pada tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah orang Prosentase
1. Tamat Pasca Sarjana S2
sederajat 1.238 1,28
2. Tamat Perguruan tinggi S1
Sederajat 17.764
18,41 3.
Tamat Akademik Sederajat 2.038
2,11 4.
Tamat SLTA Sederajat 28.971
30,02 5.
Tamat SLTP Sederajat 10.965
11,36 6.
Tamat SD Sederajat 15.222
15,78 7.
Tidak Tamat Sekolah 2.265
2,35 8.
Tidak Sekolah 18.026
18,68 Jumlah
96.489 100
Sumber : Data Monografi Kantor Kecamatan Rungkut Surabaya 2010 Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan penduduk di wilayah Kecamatan Rungkut adalah tamat SLTA Sederajat sebanyak 28.971 orang. Hal ini dikarenakan penduduk Kecamatan Rungkut setelah tamat
SLTA Sederajat memilih bekerja atau menikah daripada melanjutkan ke Perguruan Tinggi Universitas. Sedangkan tingkat pendidikan paling sedikit adalah pasca sarjana atau S2 yaitu
sebanyak 1.238 orang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4.2. Hasil Penelitian
Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya merupakan Dinas yang berperan melaksanakan tugas kewenangan di bidang Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM. Dalam hal ini penulis membatasi pada peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pemasaran.
Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan hal-hal tersebut di atas sebagai berikut :
4.2.1. Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Dalam Pelatihan.
Dalam kegiatan pelatihan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai eksekutor atau pelaksana dari pelatihan.
Kegiatan pelatihan yang dilakanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dilakukan melalui kegiatan seminar dan pelatihan yang
menjadi peserta pelatihan adalah anggota UKM Batik Mangrove sedangkan yang menjadi instruktur pelatihan merupakan staff dari usaha kecil menengah yang telah dibentuk dan
materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis adalah manajemen usaha dan manajemen produksi sedangkan untuk manajemen pembukuan materi yang diberikan adalah
pembukuan sederhana melalui pencatatan pemasukan dan pengeluaran. Dengan adanya pelatihan maka secara tidak langsung para UKM khususnya UKM Batik Mangrove dapat
menjalankan manajemen usaha secara produktif dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produknya dengan baik sesuai dengan pengetahuan yang diterima dari hasil pelatihan yang
diberikan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :
”Dinas Koperasi memang memberikan pelatihan kepada UKM Batik Mangrove, hal ini dilakukan agar para pangusaha batik mampu untuk magelola usahanya dengan
baik”. Wawancara, tanggal 23 Mei 2011 Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan
Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :
”Iya mas, Dinas Koperasi melakukan pemberdayaan terhadap UKM Batik salah satunya dengan melakukan pelatihan”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Seperti yang juga diungkapkan oleh Ibu Lulut salah satu pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :
”Benar mas, saya pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Dinas Koperasi, pelatihan ini sangat membantu kami, sehingga kami mendapatkan pengetahuan
untuk mengelola usaha yang baik”. Wawancara, tanggal 27Mei 2011
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Kopersi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai eksekutor
atau pelaksana dalam pemberdayaan terhadap UKM Batik Mangrove dengan memberikan pelatihan agar UKM bisa mengelola usahanya.
Pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dibagi menjadi 2 dua yaitu bimbingan teknis dan manajemen pembukuan.
4.2.1.1. Bimbingan Teknis
Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam pelatihan Bimbingan Teknis sebagai eksekutor atau pelaksana. Pelaksanaan
pelatihan bimbingan teknis bertujuan untuk memberdayakan UKM Batik Mangrove di Kecamatan Rungkut. Pelatihan bimbingan teknis dilakukan untuk memberikan pengetahuan
kepada pengrajin bagaimana mengelola usaha yang baik, pelaksanaan pelatihan ini dilakukan setahun 2 kali. Pelatihan bimbingan teknis ini diberikan kepada anggota UKM Batik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Mangrove di Kecamatan Rungkut, sedangkan instruktur yang memberikan pelatihan berasal dari Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dibentuk oeh Kepala Seksi
Usaha Kecil Menengah. Materi yang diberikan oleh instruktur dalam pelatihan bimbingan teknis adalah manajemen usaha dan manajemen produksi.
a Pelaksanaan Pelatihan Bimbingan Teknis
Pelatihan bimbingan teknis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang diberikan kepada pengrajin Batik Mangrove untuk
memberikan pengetahuan pengelolaan usaha sehingga mereka dapat menjalankan usaha yang baik.
Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :
”Pelaksanaan pelatihan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dengan mengadakan
kegiatan seminar. Seminar yang dilakukan untuk memberi pengetahuan bagaimana mengelola usaha yang baik”. Wawancara, tanggal 6 Juni 2011
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai
berikut : ”Untuk pelaksanaan pelatihan bimbingan teknis Dinas koperasi melakukan seminar,
kegiatan seminar ini diberikan dengan harapan mereka dapat mengerti untuk menjalankan usahanya”. Wawancara, tanggal 6 juni 2011
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Dinas koperasi memang pernah melakukan seminar pelatihan bimbingan teknis mas, pelatihan ini sangat membantu kami karena kami diajarkan melakukan
manajemen usaha yang baik”. Wawancara, tanggal 6 juni 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
b Peserta pelatihan bimbingan teknis
Peserta pelatihan bimbingan teknis adalah anggota UKM Batik Mangrove. Pelatihan yang diberikan agar mereka memahami mengelola usaha yang baik melalui manajemen usaha
dan manajemen produksi sehingga kegiatan usaha yang dijalankan dikelola dengan baik. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan
Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :
”Untuk pelatihan bimbingan teknis dinas koperasi memberikan pelatihan kepada pengusaha Batik Mangrove agar mereka dapat melakukan manajemen usaha”.
Wawancara, tanggal 23 Mei 2011
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai
berikut : ”Pelatihan bimbingan teknis yang diberikan oleh dinas koperasi tentunya kepada
para pengusaha Batik Mangrove itu sendiri”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011 Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik
Mangrove mengatakan bahwa : ”Iya mas, saya pernah mengikuti pelatihan bimbingan teknis yang diberikan oleh
dinas koperasi, dengan pelatihan bimbingan teknis yang diberikan sangat membantu”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa pelatihan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota
Surabaya diberikan kepada pengusaha UKM Batik Mangrove. c
Instruktur Pelatihan Bimbingan Teknis Instruktur pelatihan bimbingan teknis merupakan tenaga ahli yang memberikan
pelatihan kepada peserta pelatihan, sehingga peserta pelatihan mampu meningkatkan kemampuan untuk melakukan suatu keahlian dibidang tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai
berikut : ” Untuk instruktur yang memberikan pelatihan bimbingan teknis sendiri adalah
instruktur dari dinas koperasi, mereka adalah staff dari usaha kecil menengah yang sudah kami bentuk”. Wawancara, tanggal 23 Mei 2011
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai
berikut : ”Untuk instruktur yang memberikan pelatihan bimbingan teknis adalah staff dari
usaha kecil menengah dinas koperasi”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011 Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha
Batik Mangrove mengatakan bahwa : ”Yang memberikan pelatihan bimbingan teknis pada saat saya mengikuti pelatihan
adalah instruktur dari dinas koperasi”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan bimbingan
teknis yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya diberikan oleh instruktur dari staff usaha kecil menengah yang
dibentuk oleh kasi usaha kecil menengah. d Materi Pelatihan
Materi pelatihan merupakan bahan yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan, materi pelatihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan dari peserta pelatihan, sehingga
menjadi sumber daya yang lebih produktif. Disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut : ”Materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis dengan memberikan
pelatihan kepada para pengusaha Batik Mangrove tentang mengelola usaha, manajemen produksi dan inovasi produk”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Lulut salah satu pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :
”Pelatihan bimbingan teknis yang diberikan oleh dinas koperasi kepada kami berupa manajemen produksi serta memberikan pelatihan melakukan inovasi produk”.
Wawancara, tanggal 27 Mei 2011
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis manajemen dan manajemen produksi mas”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikoi, Kecil, dan
Menegah dengan memberikan pelatihan manajemen usaha, manajemen produksi.
4.2.1.2. Manajemen Pembukuan
Dalam melakukan pemberdayaan terhadap UKM Batik Mangrove Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya juga melaksanakan pelatihan
manajemen pembukuan. Dalam pelatihan manajemen pembukuan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai eksekutor atau
pelaksana. Pelatihan manajemen pembukuan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kepada para pangusaha Batik Mangrove untuk mencatat keuangan pengelolaan dari kegiatan
usaha. Pelatihan manajemen pembukuan diberikan kepada anggota UKM Batik Mangrove, sedangkan instruktur yang memberikan pelatihan ini berasal dari Dinas Koperasi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Dalam pelatihan manajemen pembukuan materi yang diberikan oleh instruktur pelatihan tentang pencatatan pemasukan dan pengeluaran keuangan.
a Pelaksanaan Manajemen Pembukuan
Pelaksanaan pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memberikan pelatihan untuk melakukan pencatatan dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pemasukan dan pengeluaran kegiatan usaha Batik Mangrove. Pembukuan diperlukan untuk mengatur keuangan dalam kegiatan usaha Batik Mangrove.
Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai
berikut : ”Untuk pelaksanaan pelatihan manajemen pembukuan Dinas Koperasi melakukan
seminar pelatihan manajemen pembukuan, dalam kegitan seminar ini diberikan pelatihan untuk melakukan manajemen pembukuan karena memang para pengrajin
batik yang sebagian besar ibu rumah tangga belum mengetahui bagaimana melakukan pembukuan. Sehingga dengan adanya pelatihan ini dapat membantu para
pengrajin batik dalam melakukan pembukuan usaha”. Wawancara, tanggal 6 Juni 2011
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Lulut, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Dinas Koperasi memberikan seminar pelatihan manajemen pembukuan, dalam kegiatan ini di ajarkan untuk melakukan manajemen pembukuan. Dengan adanya
pelatihan pembukuan yang dilakukan oleh dinas koperasi tentunya sangat membantu”. Wawancara, tanggal 6 Juni 2011
Hal senada juga diungkpan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Dinas memberikan seminar pelatihan manajemen pembukuan, namun karena sebagian besar anggota UKM Batik Mangrove adalah ibu rumah tangga banyak
yang kesulitan untuk memahami, mungkin perlu lebih banyak lagi seminar pelatihan yang dilakukan”. Wawancara, tanggal 6 Juni 2011
Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mempelajari manajemen pembukuan, maka para pengrajin dapat melakukan manajemen pembukuan yang
baik, karena pembukuan sangat penting untuk menjalankan usaha yang baik. b
Peserta Pelatihan Manajemen Pembukuan Peserta pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah adalah anngota UKM Batik Mangrove. Pelatihan yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
diberikan agar mereka dapat memahami pembukuan sehingga kegiatan usaha yang dijalankan dikelola dengan pembukuan yang baik
Seperti yang disampaikan Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :
”Pelatihan manajemen pembukuan diberikan kepada UKM Batik Mangrove, agar mereka dapat melakukan pembukuan yang baik sehingga menunjang kegiatan
usahanya”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Hal senada juga diungkpan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Saya pernah mengikuti pelatihan manajemen pembukuan yang diberikan oleh dinas koperasi”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Lulut, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Iya mas, dinas koperasi memang memberikan pelatihan manajemen pembukuan dan saya pernah mengikutinya, pelatihan manajemen pembukuan sangat membantu
mas”. Wawancara, tanggal 27 Mei 2011
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota
Surabaya diberikan kepada pengusaha UKM Batik Mangrove. c
Instruktur Pelatihan Manajemen Pembukuan Instruktur pelatihan manajemen pembukuan merupakan tenaga ahli yang
memberikan pelatihan kepada peserta pelatihan, sehingga peserta pelatihan mampu meningkatkan kemampuan untuk melakukan suatu keahlian dibidang tertentu.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai
berikut : ”Instruktur pelatihan manajemen pembukuan berasal dari dinas koperasi yang telah
dibentuk oleh bagian usaha kecil menengah”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ratnawati,BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya
sebagai berikut : ”Untuk instruktur pelatihan manajemen pembukuan diberikan oleh staff dari dinas
koperasi yang telah kami bentuk”. Wawancara, tanggal 23 Mei 2011 Hal senada juga diungkpan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove
mengatakan bahwa : ”Waktu saya mengikuti pelatihan manajemen pembukuan instruktur yang
memberikan pelatihan dari dinas koperasi mas”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan manajemen pembukuan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Pemerintah Kota Surabaya diberikan oleh instruktur dari staff usaha kecil menengah yang dibentuk oleh kasi usaha kecil menengah.
d Materi Pelatihan Manajemen Pembukuan
Materi pelatihan merupakan bahan yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan, materi pelatihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan dari peserta pelatihan.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai
berikut : ”Materi yang diberikan dalam pelatihan manajemen pembukuan dengan
memberikan pelatihan melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan, untuk pelatihan manajemen pembukuan yang diberikan masih dalam bentuk sederhana
agar mudah dipahami”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Hal senada juga diungkapan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Materi yang diberikan dalam pelatihan manajemen pembukuan kami diajarkan untuk melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran. Sehingga keuangan dapat
dikelola dengan baik mas”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Lulut, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Materi yang diberikan oleh instruktur dalam pelatihan manajemen adalah melakukan pembukuan yang sederhana dengan mencatat pemasukan dan
pengeluaran, hal ini sangat berguna karena sebagian besar anggota ukm batik mangrove ibu rumah tangga belum mangetahui melakukan pembukuan yang baik”.
Wawancara, tanggal 27 Mei 2011
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan dalam pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah dengan materi pencatatan pemasukan dan pengeluaran. Data pelaksanaan pelatihan dipaparkan pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.8 Instruktur Pelatihan
No. Nama Instruktur
Materi 1.
Ratnawati, BA. Bimbingan teknis
2. Dewi Aryati
Manajemen pembukuan
Tabel 4.9 Peserta Pelatihan
No. Nama Peserta Tahun
1. Ibu Lulut Sri Yuliani
2010
2. Ibu Noeverita
2010
3.
Ibu Ari Bintarti 2010
4. Ibu Rahmi
2010
Sumber: Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tahun2010
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4.2.2. Peran Dinas DalamPemasaran
Pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam
pemasaran sebagai fasilitator untuk membantu UKM Batik dalam memasarkan produknya melalui kegiatan pameran dan fasilitasi open stan.
Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :
”Dinas Koperasi memberikan fasilitasi pemasaran kepada UKM Batik Mangrove, hal ini dilakukan agar batik mangrove dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat”.
Wawancara, tanggal 31 Mei 2011
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai
berikut : ”Iya, dinas koperasi melakukan fasilitasi pemasaran kepada UKM Batik Mangrove,
selain agar dikenal masyarakat juga bertujuan untuk memudahkan dalam pemasaran produk”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Hal senada juga diungkapan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :
”Iya mas, dinas koperasi memberikan fasilitasi pemasaran kepada ukm batik, sehingga sangat membantu dalam memasarkan hasil produk batik”. Wawancara,
tanggal 30 Mei 2011 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Kopersi
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan aktif dalam pemberdayaan terhadap UKM Batik Mangrove dengan memberikan falitasi pemasaran
sehingga membantu ukm batik mangrove dalam memasarkan hasil produknya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Fasilitasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dibagi menjadi 2 dua yaitu pameran dan
memfasilitasi open stan.
4.2.2.1. Pameran
Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam kegiatan pameran sebagai fasilitator, seperti yang dikemukakan oleh Ibu Ratnawati,
BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya :
”Untuk kegiatan pemasaran sendiri, dinas koperasi melaksanakan kegiatan dengan memfasilitasi mengikuti pameran mas, diharapkan dengan mengikuti pameran Batik
Mangrove dapat dikenal lebih luas”. Wawancara, tanggal 31 Mei 2011
Pernyataan tersebut didukung juga oleh Ibu Lulut selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :
”Benar mas, saya pernah mengikuti pameran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, dengan pameran ini Batik Mangrove dikenal sebagai salah satu batik yang menjadi
ciri khas kota Surabaya”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Ditambahkan lagi oleh Ibu Dewi selaku staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi, bahwa :
”Dinas koperasi sendiri berupaya untuk selalu mengikutkan batik mangrove dalam pameran mas, hal ini tentunya untuk mengangkat keberadaan Batik Mangrove agar
dikenal lebih luas mas sehingga bisa meningkatkan penjualan batik itu sendiri”. Wawancara, tanggal 25 Mei 2011
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :
”Dengan pameran yang dilakukan oleh dinas koperasi tentunya sangat membantu, karena dengan kegiatan pameran ini Batik Mangrove lebih dikenal luas sehingga
mampu meningkatkan penjualan Batik Mangrove sendiri mas”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai
fasilitator dengan memfasilitasi melalui pameran sehingga diharapkan UKM Batik Mangrove dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat.
Sedangkan kegiatan pameran yang pernah diikuti UKM Batik Mangrove seperti yang disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya : ”Kegiatan pameran yang pernah diikuti oleh Batik Mangrove salah satunya yang
diadakan di Gramedia Expo”. Wawancara, tanggal 31 Mei 2011 Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita selaku pengusaha Batik Mangrove,
sebagai berikut : ”Iya mas, saya pernah mengikuti pameran yang diadakan di Gramedia Expo, setelah
mengikuti pameran itu saya jadi yakin bahwa Batik Mangrove akan lebih maju”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Pernyataan tersebut didukung juga oleh Ibu Lulut selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :
”Benar mas, saya pernah mengikuti kegiatan pameran yang dilaksanakan di Gramedia Exposehingga sangat membantu UKM Batik Mangrove, karena semakin
dikenal dan akan memberikan keyakinan bahwa ukm batik mangrove dapat diterima oleh masyarakat”. Wawancara, tanggal 27 Mei 2011
Selanjutnya hasil yang didapatkan dari fasilitasi pemasaran melalui kegiatan pameran seperti yang disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku kasi Usaha Kecil dan
Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya : ”Hasil yang didapatkan dari faslitasi pemasaran melalui kegiatan pameran yaitu
dinas dapat membantu untuk meningkatkan penjualan dari UKM Batik Mangrove, sehingga diharapkan akan lebih banyak lagi UKM Batik Mangrove yang baru akan
muncul”. Wawancara, tanggal 31 Mei 2011
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita selaku pengusaha Batik mangrove, sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
”Setelah mengikuti kegiatan pameran tentunya meningkatkan penjualan batik mangrove mas, karena setelah mengikuti pameran tersebut Batik Mangrove dikenal
lebih luas lagi”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011 Pernyataan tersebut didukung juga oleh Ibu Lulut selaku pengusaha Batik Mangrove,
sebagai berikut : ”Hasil yang diperoleh setelah mengikuti pameran yang diadakan meningkatkan
penjualan Batik Mangrove, tentunya ini sangat penting bagi UKM Batik Mangrove untuk dapat memasarkan hasil produknya lebih luas lagi”. Wawancara, tanggal 27
Mei 2011.
Pelaksanaan pameran yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota Surabaya dipaparkan pada tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10 Kegiatan Pameran UKM Batik Mangrove
No. Tempat Waktu Tahun 1.
Gramedia Expo 18-22 Mei
2011
2.
ITC Grosir 17 Mei
2011
3. Surabaya Plaza
20 Maret 2011
Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tahun 2011
Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai fasilitator melalui
kegiatan pameran, sehingga diharapkan makin meningkatkan penjualan dan UKM Batik Mangrove dapat lebih termotivasi lagi untuk menciptakan produksi batik yang berkualitas
agar mampu bersaing dengan UKM Batik dari daerah lain.
4.2.2.2. Fasilitasi Open Stan
Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai fasilitator. Fasilitasi open stan merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemasaran yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk membantu UKM Batik Mangrove dalam memasarkan hasil produknya.
Berikut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya
: ”Untuk fasilitasi open stan sendiri dinas koperasi memberikan bantuan kepada
UKM Batik untuk dapat membuka stan. Hal ini untuk memudahkan UKM Batik dalam memasarkan produk batiknya mas. Dengan fasilitasi open stan diharapkan
akan membantu penjualan batik mangrove itu sendiri”. Wawancara, tanggal 31 Mei 2011
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi, bahwa :
”Dinas Koperasi berupaya untuk memberikan bantuan open stan kepada UKM Batik Mangrove, karena dengan adanya stan penjualan batik diharapkan akan
membantu dalam penjualan itu sendiri, kami dari dinas koperasi berupaya agar disetiap mal khususnya daerah surabaya akan ada stan batik mas”. Wawancara,
tanggal 25 Mei 2011
Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Lulut selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :
” Iya mas, dinas koperasi memang memberikan bantuan fasilitasi untuk open stan, tetapi kami masih kesulitan dalam urusan untuk melakukan open stan itu sendiri.
Karena syrarat dan perijinan dari pengelola penyedia stan berbeda-beda mas”. Wawancara, tanggal 27 Mei 2011
Seperti yang juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :
”Ya kami memang mendapatkan fasilitasi open stan dari dinas koperasi. Dengan adanya bantuan fasilitasi open stan sendiri kami berharap akan lebih banyak stan
untuk UKM Batik, sehingga kami lebih mudah melakukan penjualan Batik Mangrove”. Wawancara, tanggal 30 Mei 2011
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai fasilitator. Kegiatan pemasaran
melalui fasilitasi open stan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menengah Pemerintah Kota Surabaya dilakukan untuk membantu UKM Batik Mangrove dalam fasilitasi open stan, karena dengan semakin banyaknya stan penjualan Batik Mangrove
akan meningkatkan hasil penjualan dari produk batik mangrove.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu bentuk peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk meningkatkan pemberdayaan kepada pengrajin batik. Berdasarkan teori
Sumodiningrat yang dikutip oleh Mashoed 2004 :40 pemberdayaan masyarakat bertujuan mencapai keberhasilan dalam :
6 Mengurangi jumlah penduduk miskin
7 Mengembangkan usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. 8
Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.
9 Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya system administrasi kelompok, serta
makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat.
10 Meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai
oleh peningkatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.
Dengan adanya pelatihan maka secara tidak langsung para UKM Batik dapat menjalankan manajemen usaha secara produktif dan meningkatkan kualitas serta kuantitas
produknya dengan baik sesuai dengan pengetahuan yang diterimanya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Berdasarkan teori dari Hamalik 2001 : 10, yaitu pelatihan suatu proses yang meliputi serangkaian tindak upaya yang dilaksanakan dengan sengaja dalam pemberian
bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang
pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktifitas tenaga kerja. Adapun kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah Kota Surabaya adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan Teknis.
Pelatihan bimbingan teknis memberikan pengetahuan dalam pengelolaan usaha yang baik. Pelatihan bimbingan teknis dilakukan kepada para anggota UKM Batik dalam beberapa
bidang yang sangat diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan usaha. Pelatihan yang dilaksanakan secara langsung kepada pengrajin batik diharapkan mampu untuk mengelola
manajemen usaha secara produktif dan mampu meningkatkan kualitas produk dari UKM Batik Mangrove.
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis bahwa pelaksanaan materi bimbingan teknis yang dilakukan oleh instruktur dari Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dengan cara memberikan pelatihan bagaimana mengelola manajemen usahanya dengan baik, sehingga dapat mengembangkan usahanya.
Berdasarkan teori dari Hamalik 2001 : 10, yaitu pelatihan suatu proses yang meliputi serangkaian tindak upaya yang dilaksanakan dengan sengaja dalam pemberian
bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang
pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktifitas tenaga kerja. Pelaksanaan pelatihan bimbingan teknis oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dilakukan guna memotivasi dan menggerakkan UKM Batik Mangrove untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dapat mengelola usahanya dengan baik. Dengan dilakukanya pelatihan bimbingan teknis diharapkan dapat meningkatkan prodiktifitas kerja yang mampu mengembangkan usaha
Batik Mangrove, berdasarkan teori dari Hamalik 2001 : 16-17 secara umum pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina tenaga kerja, baik struktural maupun fungsional,
yang memiliki kemampuan dalam profesinya atau professional yang mendukung aspek kemampuan keahlian dalam pekerjaan, kemasyarakatan dan kepribadian agar lebih berdaya
guna dan berhasil guna, kemampuan melaksanakan loyalitas, kemampuan melaksanakan dedikasi dan kemampuan berdisiplin yang baik.
Dari penjelasan teori diatas tentang materi pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya telah dilaksanakan
sesuai dengan baik dan sesuai dengan teori tentang pelatihan, sehingga pelaksanaan yang berkaitan dengan pelatihan bisa dilaksanakan dengan baik.
b. Manajemen Pembukuan