13 karyawan yang akan berdampak baik bagi perusahaan. Maka dalam sebuah usaha
motivasi kerja sangat di butuhkan untuk meningkatkan kinerja karyawan agar memaksimalkan tindakan positif pada karyawan.
2.2.2 Teori Motivasi
Teori motivasi menjelaskan faktor yang mempengaruhi seorang manusia memiliki motivasi untuk melakukan pekerjaan dan mencapai tujuan dalam
pekerjaan. Siagian 2002:106 mengemukakan dalam pengembangan konsep- konsep motivasi, telah berkembang teori-teori motivasi yang dapat memberikan
penjelasan mengenai motivasi kerja para anggota organisasi, Adapun teori-teori motivasi tersebut yaitu:
1. Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow
Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas manusia bekerja adalah karena adanya kebutuhan yang relatif tidak terpenuhi yang disebabkan adanya
faktor keterbatasan manusia itu sendiri, untuk memenuhi kebutuhannya itu manusia bekerja sama dengan orang lain dengan memasuki suatu organisasi. Hal
ini yang menjadi dasar bagi Maslow 1943 dengan mengemukakan teori hierarki kebutuhan sebagai salah satu sebab timbulnya motivasi karyawan. Maslow
berpendapat bahwa kebutuhan manusia itu berjenjang. Abraham Maslow dalam Hasibuan 2012:154 membagi motivasi ke dalam lima tingkat kebutuhan,
diantaranya: a.
Kebutuhan fisik dan biologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, tempat tinggal, udara dan kebutuhan fisik lainnya kebutuhan untuk
mempertahankan hidup.
Universitas Sumatera Utara
14 b.
Kebutuhan akan keamanan yaitu, kebutuhan yang meliputi keamanan jiwa dan keamanan harta benda.
c. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan pertemanan, interaksi, dicintai dan
mencintai serta diterima lingkungan pergaulan. d.
Kebutuhan akan penghargaan atau prestasi yaitu kebutuhan yang berupa status, kedudukan dan pengakuan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu kebutuhan dalam menggunakan
kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dan mengkritik terhadap sesuatu.
Pada hakikatnya manusia tidak pernah puas pada tingkat kebutuhan- kebutuhan yang diperolehnya. Apabila kebutuhan tingkat pertama terpenuhi,
maka kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi kebutuhan yang utama, begitu seterusnya.
2. Teori Dua Faktor dari Herzberg.
Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg 1950 yang merupakan pengembangan dari teori hierarki kebutuhan menurut Maslow. Teori
Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari teori hierarki
kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan. Kedua, kerangka ini membangkitkan model aplikasi,
pemerkayaan pekerjaan Leidecker and Hall dalam Timpe, 2002. Berdasarkan hasil penelitian terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika Serikat dari berbagai
Industri, Herzberg dalam Hasibuan 2012:157 mengembangkan teori motivasi
Universitas Sumatera Utara
15 dua faktor. Menurut teori ini ada dua faktor kebutuhan yang mempengaruhi
kondisi pekerjaan seseorang yaitu faktor motivasi dan faktor pemeliharaan. 1.
Faktor Motivasi motivation factors adalah faktor yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang adalah faktor yang meliputi serangkaian
kondisi instrinsik, kepuasan pekerjaan, yang apabila terdapat didalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat
menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Serangkaian faktor ini dinamakan satisfiers atau motivators yang meliputi prestasi, pengakuan,
pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan pengembangan potensi individu.
2. Faktor Pemeliharaan maintenance factorsadalah faktor ekstrinsik yang
berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. Faktor-faktor pemeliharaan meliputi supervisi yang
menyenangkan, kepastian pekerjaan, kondisi kerja fisik dan lain-lain. Hilangnya faktor ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan
dissatisfiers = faktor higienis. Teori Herzberg ini membagi karyawan dibagi menjadi dua golongan yaitu
mereka yang termotivasi oleh faktor-faktor intrinsik, yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing, dan faktor-faktor ekstrinsik, yaitu
pendorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya berkarya. Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan lebih
menyukai pekerjaan yang memungkinkannya menggunakan kreativitasnya, sedangkan karyawan yang termotivasi secara ekstrinsik cenderung lebih melihat
Universitas Sumatera Utara
16 apa yang akan diberikan organisasi kepadanya dan kinerjanya diarahkan kepada
perolehan hal-hal yang diinginkannya dari organisasi Siagian, 2009:107. Menurut Herzberg dalam Hasibuan 2012:158 cara terbaik untuk memotivasi
karyawan adalah dengan memasukkan unsur tantangan dan kesempatan guna mencapai keberhasilan dalam pekerjaan mereka.
3. Teori ERG Existence, Relatedness, Growth dari Alderfer