sesuai dengan usia dan kemampuan membaca siswa, dan letak gambar dan tulisan juga proporsional, ditambah lagi buku cerita
memberikan pembelajaran nilai – nilai pendidikan anti korupsi
yang berkaitan dengan kegiatan seharin – hari.
4.2 Pembahasan
Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya kebutuhan sekolah dan guru dalam menyediakan koleksi buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi di perpustakaan sekolah yang tidak lengkap. Buku cerita bergambar ini mengandung nilai
– nilai moral yang disampaikan seperti kejujuran, keteladanan, kedisiplinan, tanggung jawab,
kerja keras, ketertiban, kepatuhan, ketulusan dan sebagainya. Nilai - nilai tersebut sangatlah penting ditanamkan pada anak
– anak sejak dini untuk membentuk manusia yang berkualitas dan berkarakter positif. Anak
– anak merupakan generasi penerus bangsa dan masa depan bangsa ini sangat
ditentukan oleh mereka. Berdasarkan hasil wawancara, guru beranggapan bahwa buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi sebagai salah satu alat untuk mengajarkan anak
– anak belajar jujur dan juga membantu anak
– anak dalam kegiatan belajar membaca terutama bagi anak yang belum lancar membaca. Seperti juga yang diungkapkan Mitchell dalam
Nurgiyantoro, 2015 bahwa buku cerita bergambar dapat membelajarkan
anak untuk bersikap dan bertingkah laku, verbal dan nonverbal, yang benar sesuai dengan tuntutan kehidupan sosial
– budaya masyarakat. Berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli dan guru kelas III, dapat
disimpulkan bahwa buku cerita bergambar termasuk dalam kategori sangat baik dan layak untuk diujicobakan kepada siswa kelas III SD N 2
Traji dengan skor rata – rata 4,4. Berikut beberapa hal yang menjadikan
buku ini layak dijadikan acuan dalam menanamkan sikap kejujuran khususnya dalam pemahaman tentang pendidikan anti korupsi.
1. Buku Cerita Mudah Dipahami Anak
Judul buku cerita bergamb ar ini adalah “Keluarga Pak Joko”. Judul
dari buku ini dibuat secara sederhana dan juga menarik sesuai dengan topik yang menceritakan tentang Praya yang tidak jujur dan Naya yang
sering terlambat pulang kerumah. Berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli dan guru, judul buku cerita bergambar ini menggambarkan isi cerita
dengan kriteria sangat baik. Isi cerita yang dibuat mudah dipahami pembaca, mengajak pembacanya mengenal kehidupan cerita, pilihan kata
yang tepat, buku berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan pikirannya, puncak atau klimaks cerita hingga akhir cerita, dan cerita tidak
terkesan bertele – tele dan membosankan Mansoor, 1994.
Cerita dari buku ini merupakan hasil dari karangan peneliti yang dibuat dengan sederhana, imajinatif, menarik, dan tentunya memiliki nilai
moral didalamnya.
2. Buku Cerita Disusun dengan Ilustrasi yang Menarik
Sampul buku yang peneliti buat terdapat gambar, judul, dan warna. Gambar yang terdapat pada sampul buku cerita adalah gambar
keluarga Pak Joko dengan gambar lingkungan mereka sebagai
background
. Berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli, ilustrasi gambar untuk sampul atau
cover
depan buku menarik dan baik, gambar pada sampul mencerminkan isi cerita dalam buku cerita bergambar. Sedangkan,
berdasarkan hasil validasi oleh guru, buku cerita memiliki gambar dan teks yang berkaitan dengan sangat baik. Pemilihan gambar haruslah tepat,
menarik dan dapat merangsang siswa untuk belajar, Tarigan 1995:209. Media gambar yang menarik, akan menarik perhatian siswa dan
menjadikan siswa memberikan respon awal terhadap proses pembelajaran. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran akan
diingat lebih lama oleh siswa karena bentuknya yang konkrit dan tidak
bersifat abstrak.
Gambar yang dibuat oleh peneliti dalam buku cerita tersebut menggunakan aplikasi
corel draw x7
yang memberikan kesan modern tetapi tidak menyulitkan pemahaman siswa. Gambar
– gambar yang ada dalam cerita tersebut meliputi gambar tokoh
– tokoh dari Keluarga Pak Joko, rumah, pohon, sawah, dan pegunungan. Berdasarkan hasil validasi
oleh guru, gambar buku cerita sangat menarik dan dapat menarik minat siswa untuk membaca. Buku cerita bergambar yang dibuat oleh peneliti
adalah buku cerita dengan tokoh manusia. Buku bergambar yang dibuat
memuat ilustrasi gambar yang memperjelas latar cerita, ilustrasi mampu membantu anak mengidentifikasi karakter dalam cerita, dan ilustrasi
mampu memperjelas rangkaian cerita Rothlein, 1991. Karakter tokoh dalam cerita yang terdapat dalam buku cerita sangat bervariasi, antara lain,
sering terlambat pulang kerumah, menggunakan uang kembalian tanpa sepengetahuan dan seizin Ibu, dan tidak mendegarkan nasihat maupun
mengabaikan didikan. Cerita dalam buku ini dibuat dengan latar yang cukup beragam, antara lain, didalam rumah, disawah, diwarung, diruang
tamu, diruang makan. Berikut ini merupakan contoh ilutrasi dalam buku cerita yang dibuat oleh peneliti.
Gambar 4.17 Gambar Ilustrasi Dalam Buku Cerita
3. Buku Cerita Dirancang dengan Anatomi Buku yang Sesuai untuk
Anak
Buku cerita yang dibuat oleh peneliti memiliki 12 halaman. Jumlah halaman tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dalam membaca,
berdasarkan hasil validasi oleh guru kelas. Artinya, jumlah halaman itu sesuai untuk kemampuan membaca siswa yang tidak terlalu panjang dan
juga tidak terlalu pendek. Jenis huruf yang peneliti gunakan dalam mengembangkan buku cerita bergambar ini ada 3 yaitu,
Pencil Sharp, Arial,
dan
Times New Roman
. Jenis huruf yang digunakan oleh peneliti merupakan jenis huruf yang mudah dibaca oleh siswa sehingga menarik
minat membaca untuk para siswa. Ukuran huruf yang digunakan yaitu ukuran 48 untuk judul buku, ukuran 12 untuk kata pengantar, isi cerita,
biografi penulis, dan ukuran 14 untuk lembar refleksi. Buku yang dibuat oleh peneliti memiliki tampilan gambar atau visual yang lebih dominan
dibandingkan dengan teks dalam cerita.
Buku cerita yang dibuat oleh peneliti menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa, beserta dengan gambar yang
dibuat dan diwarnai secara menarik menggunakan aplikasi
corel draw x7
, dan ilustrasi cerita yang dibuat untuk memperjelas latar, rangkaian cerita,
penjiwaan dan karakter tokoh.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar untuk menanamkan kejujuran dan pemahaman tentang nilai
–
nilai pendidikan anti korupsi dapat disimpulkan sebagai berikut. 5.1.1
Pengembangan buku cerita bergambar untuk menanamkan kejujuran dan
pemahaman tentang pendidikan anti korupsi pada siswa sekolah dasar kelas III dilaksanakan melalui enam langkah berikut : a potensi dan
masalah, b pengumpulan data, c desain produk, d validasi produk, e revisi produk, dan f ujicoba produk. Penelitian dan pengembangan ini
dilakukan melalui langkah – langkah pengembangan tersebut, hingga
menghasilkan produk yang berupa buku cerita bergambar. 5.1.2
Buku cerita bergambar untuk menanamkan kejujuran dan pemahaman
tentang pendidikan anti korupsi pada siswa sekolah dasar telah dikembangkan melalui tahap
– tahap pengembangan salah satunya tahap validasi oleh dosen ahli dan guru kelas III. Dari hasil validasi didapatkan
skor rata – rata 4,4. Skor tersebut menunjukkan kualitas pengembangan
buku cerita bergambar yang memiliki kategori “sangat baik” dan sangat layak digunakan pada tahap uji coba. Hasil uji coba menunjukkan bahwa
buku cerita bergambar yang dihasilkan oleh peneliti dapat diterima oleh siswa dan menarik minat siswa untuk membaca, karena buku yang
dihasilkan mudah dipahami siswa.