Tujuan Pendidikan Anti Korupsi

Pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar untuk memberi pengetahuan, pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan dari pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal pada lingkungan keluarga, dan pendidikan non formal di masyarakat. Pendidikan anti korupsi tidak berhenti pada pengenalan nilai – nilai anti korupsi saja, akan tetapi, berlanjut pada pemahaman nilai, penghayatan nilai dan pengamalan nilai anti korupsi menjadi kebiasaan hidup sehari – hari. Pendidikan anti korupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi Sumiarti, 2007:8. Sedangkan menurut Burhanuddin 2012: 30, pendidikan anti korupsi merupakan upaya pencegahan praktik korupsi di Indonesia. Tidak ada jawaban tunggal untuk menjawab mengapa persoalan korupsi yang sedemikian masif di sebuah negeri. Disamping itu, pendidikan anti korupsi tidak berlandaskan pada salah satu perspektif keilmuan secara khusus, namun berdasarkan pada fenomena permasalahan serta pendekatan budaya Sofia, 2011: 5. Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan anti korupsi merupakan upaya pencegahan dalam mengendalikan dan mengurangi terhadap praktik korupsi kepada generasi di masa mendatang.

2.1.2 Tujuan Pendidikan Anti Korupsi

Menurut Dharma 2004 secara umum tujuan pendidikan anti korupsi adalah : 1 pembentukan pengetahuan dan pemahaman mengenai bentuk korupsi dan aspek – aspeknya; 2 pengubahan persepsi dan sikap terhadap korupsi ; dan 3 pembentukan keterampilan dan kecakapan baru yang dituduhkan untuk melawan korupsi. Manfaat jangka panjangnya dapat menyumbang pada keberlangsungan sistem integrasi Nasional dan program anti korupsi. Dalam jangka pendek adalah pembangunan kemauan politik bangsa Indonesia untuk memerangi korupsi Kesuma, 2004. Sedangkan menurut Arbain 2014 : 13, tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan anti korupsi di sekolah adalah untuk : 1. Menanamkan nilai dan sikap hidup anti korupsi kepada warga sekolah. Penanaman nilai dan sikap hidup anti korupsi kepada warga sekolah merupakan tujuan utama dalam menerapkan pendidikan anti korupsi di lingkungan pendidikan. Dengan penanaman nilai dan sikap kepada warga sekolah, secara sadar telah mengajak warga sekolah untuk dapat menjadikan sekolah sebagai wadah penanaman nilai – nilai kebaikan dalam diri pendidik, peserta didik, dan tenaga kependidikan serta warga sekolah secara menyeluruh. Dengan adanya penanaman nilai dan sikap anti korupsi di lingkungan warga sekolah dan menjadikan warga sekolah anti terhadap korupsi maka tujuan pendidikan anti korupsi dapat terwujud. 2. Menumbuhkan kebiasaan perilaku anti korupsi kepada warga sekolah. Melalui sebuah pembiasaan yang baik dan terus – menerus dilakukan secara konsisten dalam bersikap dan berperilaku akan menghadirkan sebuah stigma positif dalam diri setiap warga sekolah. Kebiasaan perilaku anti korupsi kepada warga sekolah ini merupakan upaya untuk melatih, membimbing, dan membina diri insan pendidikan dan lembaga pendidikan untuk dapat bersikap jujur dan amanah dalam setiap perilaku yang dilakukannya serta dapat memiliki tanggung jawab yang besar terhadap diri, masyarakat, dam negara. 3. Mengembangkan kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan membudayakan perilaku anti korupsi. Tujuan terakhir dari pendidikan anri korupsi adalah pengembangan kreativitas masyarakat dan membudayakan perilaku anti korupsi di lingkungan sekolah. Hal ini sangat penting dan memiliki peranan yang besar dalam menciptakan sekolah yang terbebas dari korupsi. Menjadikan sekolah sebagai wahana anti korupsi dan menjadikan sebuah kebiasaan budaya di sekolah adalah solusi logis untuk dapat membebaskan sekolah dari virus – virus korupsi. Sebab, begitu banyak lembaga pendidikan sudah terjangkiti oleh virus korupsi bahkan sudah menjadi amalan sehari – hari dalam diri lembaga pendidikan. Oleh karena itu, penting kiranya membudayakan perilaku anti korupsi di setiap sekolah secara universal dan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan terintegrasi dalam setiap mata pelajaran guna menjadikan sekolah sebagai media untuk dapat memberantas virus korupsi sampai ke akar – akarnya. Ada lima tujuan pendidikan anti korupsi menurut Wijaya 2014: 25, yaitu sebagai berikut : 1. Membangun kehidupan sekolah sebagai bagian dari masyarakat melalui penciptaan lingkungan belajar yang berbudaya integritas antikorupsi, yaitu jujur, disiplin, adil, tanggung jawab, bekerja keras, sederhana, mandiri, berani, peduli, dan bermartabat. 2. Mengembangkan potensi kalbunurani peserta didik melalui ranah efektif sebagai manusia yang memiliki kepekaan hati dan selalu menjunjung tinggi nilai – nilai budaya sebagai wujud rasa cinta tanah air serta didukung wawasan kebangsaan yang kuat. 3. Menumbuhkan sikap, perilaku, kebiasaan yang terpuji sejalan dengan nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 4. Menanamkan jiwa kepemimpinan yang profesional dan bertanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa. 5. Menyelenggarakan manajemen sekolah secara terbuka, transparan, profesional, serta bertanggung jawab. Peneliti menggunakan kelima tujuan tersebut sebagai panduan mengembangkan buku cerita bergambar. 2.1.3 Buku Cerita Bergambar 2.1.3.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar