Aspergillus sp.
5) Aspergillus sp.
Ciri makroskopis: Warna koloni putih pada
Ciri makroskopis: Warna koloni hijau pada
bagian tengahnya dan pada tepinya berwarna
bagian tengah dan putih pada tepinya, miselium
oranye, miselium teratur, pertumbuhan koloni
teratur, pertumbuhan koloni rata, tebal, tepi
rata. Sedangkan ciri mikroskopis: mikrokonidia
koloni rata. Ciri mikroskopis : hifa asepta,
hialin, 1-2 sel, berbentuk ovoid (berbentuk
miselium bercabang, konidiofor tegak, panjang,
telur dengan satu ujungnya menyempit) atau
tidak bercabang dan ujungnya membengkak
oblong dengan ujung agak bengkok.
membentuk vesikel. Pada seluruh permukaan
makrokonidia hialin, 2 hingga beberapa sel,
vesikel ditutupi terbentuk fialid dan pada fialid
berbentuk seperti sabit atau kano dengan ujung
terbentuk konidium secara berantai. Konidia
agak membengkok.
berbentuk bulat, hialin, dan tersusun 1 sel.
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012 Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
a b Pirttillä dan Frank (2011). bahwa keragaman organisme dibutuhkan untuk menjaga siklus
Gambar 6. (a) Koloni pada media PDA. (b)
biogeokimia ekosistem dalam jangka panjang.
konidiofor dan konidia
Namun, belum diketahui berapa banyak dan spesies mana saja yang esensial memperkecil
kegagalan ekosistem.
6) Colletotrichum sp.
Berdasarkan hasil karakterisasi makro dan mikroskopis cendawan-cendawan pada klon
b M.05 diidentifikasi sebagai Curvularia sp; Fusarium sp., Geotrichum sp., Aspergillus sp.,
Gliocladium sp., Colletotri-chum sp., dan 4 isolat yang belum diidentifikasi karena tidak memperlihatkan sporakonidia atau miselia
a
sterilia pada media PDA. Hal ini sesuai dengan Rubini et al., (2005). mengemukakan bahwa
Gambar 7. (a) Koloni pada media PDA. (b)
cendawan-cendawan endofit diisolasi dari
konidia dan konidiofor
cabang kakao berjumlah 25 jenus termasuk yang diisolasi oleh penulis kecuali Curvularia
Ciri makroskopis: warna koloni oranye tua,
sp. dan Chetomium sp.
miselium teratur, pertumbuhan koloni rata, tebal,
Dari hasil pengamatan makroskopis dan
tepi koloni rata. Ciri mikroskopis: konidiofor
mikroskopis, Curvularia sp. menghasilkan
pendek, tidak bersepta. Konidia berbentuk
warna koloni cokelat kehitaman pada media,
oblong dan tersusun atas 1 sel.
hifa bersepta, berwarna cokelat, konidiofor berwarna cokelat, konidia berbentuk pyriform,
4. Pembahasan
berwarna cokelat, multi septa, dan banyak sel.
Hasil isolasi dan identifikasi dari klon M.05
Hal ini sesuai dengan Barnett dan Hunter
sebagai klon tahan VSD dan klon M.01 sebagai
(1972), bahwa Curvularia sp. memiliki
klon rentan memperlihatkan adanya perbedaan
konidiofor cokelat, konidia gelap, 3-5 sel. Juga
jumlah dimana M.05 sebanyak 10 isolat dan
Anonim (2011), bahwa Curvularia sp.
M.01 sebanyak 4 isolat. Hal ini menunjukkan
memiliki warna koloni tua cokelat olive atau
hitam, dan dari baliknya berwarna cokelat
keragaman dan kelimpahan cendawan endofit.
hingga hitam, hifa bersepta, hifa dan
Menurut Budiprakoso (2010), kelimpahan
konidiofor cokelat, konidia cokelat dan
cendawan endofit dipengaruhi oleh faktor
pyriform, multi septa. Pada Fusarium sp.
biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri dari
menghasilkan warna koloni putih pada bagian
varietas dan spesies inang. Sedangkan faktor
tengahnya dan pada tepinya berwarna oranye,
abiotik yang berpengaruh adalah faktor-faktor
mikrokonidia hialin, 1-2 sel, berbentuk ovoid
cuaca yaitu suhu, kelembaban relatif dan kadar
(berbentuk telur dengan satu ujungnya
air tanah serta teknik budidaya. Perbedaan
menyempit) atau lonjong dengan ujung agak
jumlah isolat cendawan endofit juga
bengkok. makrokonidia hialin, 2 hingga
menunjukkan
bahwa tingginya
tingkat
beberapa sel, berbentuk seperti sabit atau kano
keragaman jumlah cendawan endofit dalam
dengan ujung agak membengkok. Hal ini
ranting pada M.05 sepertinya berhubungan
sesuai dengan Barnett dan Hunter (1972),
dengan tingkat ketahanannya pada penyakit
bahwa mikrokonidia 1 sel, ovoid (berbentuk
VSD yang merupakan penyakit pembuluh.
telur dengan satu ujungnya menyempit) atau
Meskipun terlalu dini membandingkan
oblong, makrokonidia terdiri beberapa sel,
hubungan antara kriteria tanaman atau tingkat
secara khusus bentuk menyerupai kano. Pada
ketahanan tanaman terhadap patogen dengan
Geotrichum sp. menghasilkan warna koloni
jumlah cendawan endofit yang diisolasi, tetapi
putih, konidia hialin, bentuknya bervariasi dan
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
181
182
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
tersusun 1 atas sel, hal ini sesuai dengan Anonim (2011), bahwa Geotrichum sp. menghasilkan koloni berwarna putih, konidia hialin, satu sel, berantai, empat persegi panjang, bundar dengan ujung mirip bentuk tong. Pada Gliocladium sp. menghasilkan warna koloni cokelat tua, hifa bersepta dan hialin, konidiofor hialin, bercabang-cabang. Konidia berbentuk ovoid, tersusun atas 1 sel, berwarna kehijauan. Bagian atas cabang- cabang konidiofor membentuk seperti sikat yang tersusun padat. Hal ini sesuai dengan Barnett dan Hunter (1972), bahwa Gliocladium sp. memiliki konidiofor hialin, bagian paling atas membentuk cabang-cabang penicillate membentuk sikat yang tersusun padat, konidia
1 sel. Selanjutnya Anonim (2011) menyebutkan bahwa hifa bersepta dan hialin, konidia berbentuk ovoid hingga silindris. Pada Aspergillus sp. menghasilkan warna koloni hijau pada bagian tengah dan putih pada tepinya, hifa asepta, miselium bercabang, konidiofor tegak, panjang, tidak bercabang dan ujungnya membengkak membentuk vesikel. Pada seluruh permukaan vesikel ditutupi terbentuk fialid dan pada fialid terbentuk konidium secara berantai. Konidia berbentuk bulat, hialin, dan tersusun 1 sel. Hal ini sesuai dengan Barnett dan Hunter (1972), bahwa Aspergillus sp. memiliki konidiofor tegak, sederhana, dan pada ujungnya membengkak berbentuk globose (hampir berbentuk bola) atau clavate (berbentuk pentungan), pada seluruh permukaannya ditutupi fialid, konidia 1 sel, berbentuk globose. Pada Colletotrichum sp. menghasilkan warna koloni oranye tua, konidiofor pendek, tidak bersepta. Konidia berbentuk oblong, dan tersusun atas 1 sel. Menurut Barnett dan Hunter (1972), bahwa Colletotrichum sp. memiliki konidiofor sederhana, memanjang, konidia hialin, 1 sel, berbentuk ovoid (berbentuk telur dengan satu ujungnya menyempit) atau oblong.
Dari beberapa cendawan yang diidentifikasi seperti Curvularia sp., Fusarium sp., Colletotrichum sp. Aspergillus sp.merupakan cendawan yang spesies didalamnya umumnya adalah parasit pada tanaman. Hal ini mengindikasikan bahwa cendawan-cendawan yang terdapat pada tanaman dapat bersifat endofit dan bersifat patogen. Hal ini sesuai Backman dan Sikora (2008), bahwa defenisi endofit dapat mencakup beberapa organisme yang hidup dalam jaringan tanaman apakah netral, bermanfaat atau merusak.