Inovasi tersebut berpotensi memenuhi
4) Inovasi tersebut berpotensi memenuhi
tujuan petani. Selain keempat kondisi pemungkin tersebut, Swinkels dan Franzel (1997) menambahkan bahwa tingkat adopsi inovasi sangat ditentukan oleh karakteristik inovasi yang meliputi ketepatgunaan dan profitabilitas.
Seperti telah disinggung pada Seksi 2
Sebagai suatu inovasi kompleks, strategi
bahwa agroforestri merupakan sistem pertanian
penyuluhan agroforestri semestinya dirancang
yang kompleks. Kompleksitas agroforestri
dengan memperhatikan kom-pleksitas teknis
dengan sendiri berimplikasi pada kompleksitas
dan ekonomi sistem agroforestri. Karena
diseminasi atau penyuluhan. Ketidaktepatan
sebagian besar masyarakat petani di Indonesia
strategi dapat berdampak pada rendahnya
masih bersifat subsisten atau semi-komersial
tingkat adopsi inovasi. Pertanyaannya adalah
dengan penguasaan lahan sempit di bawah satu
apakah strategi penyuluhan kehutanan yang
hektar, maka pola penggunaan lahan tidak
berkembang selama ini sudah mem-
dapat dipisahkan dari sistem ekonomi rumah
pertimbangkan kompleksitas sistem agroforestri
tangga tani (Sadoulet and de Janvry, 1995).
dan sistem ekonomi rumah tangga petani?
Hal ini berarti bahwa keputusan yang dibuat petani dalam mengadopsi inovasi agroforestri
4. Strategi penyuluhan kehutanan dan
tidak terlepas dari dinamika ekonomi keluarga.
adopsi agroforestri
Kesalahan pembuatan keputusan dapat
Proyek penghijauan dan rebosisasi dapat
berimplikasi serius bagi kelangsungan hidup
dikatakan sebagai tonggak awal penyuluhan
petani.
kehutanan di Indonesia. Keberhasilan proyek
Salah satu metode penyuluhan yang dapat
tersebut menuntut adanya aksi kolektif dari
memaduserasikan antara kompleksitas teknis
seluruh warga masyarakat. Untuk itu, pemerintah
agroforestri dan dinamika ekonomi rumah
merekrut petugas lapangan penghijauan (PLP)
tangga petani adalah metode sekolah lapang
dan petugas lapangan reboisasi (PLR) dalam
agroforestri.
Metode
ini menekankan
jumlah besar dengan tugas menyebarluaskan
pembelajaran melalui penemuan dan petani
teknologi penghijauan dan rebosiasi, termasuk
dibentuk menjadi pakar dan sekaligus manajer
agroforestri kepada masyarakat, khususnya
bagi usahatani dan rumah tangganya. Penyuluh
petani. Strategi yang digunakan tidak banyak
dan peneliti sementara itu berperan sebagai
fasilitator dan sekaligus konsultan yang
konvensional, yakni strategi alih teknologi.
mendampingi petani dalam memecahkan
Pada strategi ini, penyuluh lebih banyak berperan
permasalahan yang di-hadapinya tanpa harus
sebagai penyampai pesan atas teknologi atau
menggurui atau mendikte petani. Penelitian empiris metode penyuluhan sekolah lapang
inovasi yang telah dikembangkan oleh
agroforestri di Nicaragua menunjukkan hasil
lembaga-lembaga penelitian. Petani, sementara
positif berupa peningkatan jumlah petani
itu, ditempatkan hanya sebagai pengguna
pengadopsi
sistem
agroforestri kakao
teknologiinovasi. Meskipun setelah otonomi
(Gonzalez, 2012). Temuan lain yang terkait
daerah, program penghijauan lebih banyak
dengan penerapan metode sekolah lapang yang
ditangani oleh pemerintah daerah dan PLPPLR
tak kalah penting adalah meningkatnya
(kemudian disebut penyuluh
kehutanan)
kapasitas petani dalam mengorganisasikan diri
ditempatkan sebagai organ birokrasi pemerintah
mereka sendiri serta menyelesaikan per-
daerah, strategi penyuluhan kehutanan yang
masalahannya secara mandiri (Najjar et al.,
diterapkan tidak mengalami
perubahan
2012). Namun demikian, penerapan metode
mendasar. Metode penyuluhan yang di-
sekolah lapang membutuhkan persyaratan
terapkan masih berupa ceramah, pembuatan
dipenuhi, seperti
plot demonstrasi (demplot) dan penyebaran
fasilitatorpenyuluhan lapangan kehutanan
informasi kehutanan, termasuk agroforestri
yang terampil dan menguasai metode sekolah
melalui leaflet, petunjuk teknis dan buku.
lapang dan dukungan anggaran yang
Sampai dengan saat ini strategi penyuluhan
berkelanjutan, serta perubahan paradigma
dengan pendekatan alih teknologi belum
jajaran pembuat kebijakan serta petugas
menunjukkan hasil yang positif. Agroforestri
lapangan atau penyuluh.
belum banyak berkembang pada kawasan- kawasan yang semestinya cocok untuk
5. Penutup
pengembangan agroforestri dan luas lahan
Agroforestri merupakan sistem pertanian yang
kritis semakin meningkat dari tahun ke tahun.
kompleks dan berpotensi besar dalam
Demikian juga dengan degradasi daerah aliran
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
sungai bagian hulu yang semakin parah,
pengguna lahan, khususnya petani, dan juga
khususnya di pulau Jawa.
meningkatkan kelestarian sumberdaya alam
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
Mercer, D.E. and Miller, R.P. 1998.
adopsi inovasi agroforestri baru terjadi pada
Socioeconomic research in agroforestry:
kawasan-kawasan tertentu. Di daerah-daerah
progress,
prospects, priorities.
yang sebenarnya sesuai untuk pengembangan
Agroforestry System, 38: 177 – 193.
agroforestri, seperti dataran tinggi Dieng,
Nair, P.K.R. 1993. An Introduction to
tingkat adopsi masih sangat rendah. Memang
Agroforestry. The Netherlands: Kluwer
banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satu
Academic Publishers. 499 pp.
diantaranya adalah penyuluhan.
Penyuluhan kehutanan yang diterapkan
Najjar, D., Spaling, H. and Duveskog, D. 2012.
selama ini tampaknya masih menekankan sisi
Learning about sustainability and gender