Pengertian Jasa Produk Tambahan

18 producers dalam bisnis jasa yang bersangkutan, oleh karena itu desain jasa harus benar-benar memperhitungkan aspek proses dan cara interaksi antara karyawan perusahaan jasa dengan konsumen selama proses tersebut. 8. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia terlibat dalam proses penyampaian jasa sangat penting peranannya dalam menentukan jasa yang dihasilkan dan dalam menentukan persepsi pelanggan terhadap jasa bersangkutan. Oleh sebab itu, sumber daya manusia menjadi unsur penting dalam penawaran jasa. 9. Kualitas Tingkat kualitas jasa merupakan aspek krusial dalam penawaran jasa total. Kualitas merupakan salah satu faktor penting yang digunakan pelanggan untuk mengevaluasi jasa suatu organisasi dibandingkan penawaran dari perusahaan lain. Dalam praktiknya, konsumen mungkin saja lebih mengutamakan penilaian terhadap kualitas penyedia jasa dari pada kualitas penawaran jasa tersebut. Hal seperti ini banyak terjadi dalam pengambilan keputusan dalam memilih universitas, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Semua komponen augmented products yang diuraikan tersebut sangat penting dalam bidang perhotelan sebagai penyedia jasa terhadap tamu hotel yang bertujuan untuk memberikan kepuasan atas jasa yang dikonsumsi oleh tamu. 2.3 Jasa

2.3.1 Pengertian Jasa

Jasa dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidakberwujudan Intangibility yang berhubungan dengannya, yang Universitas Sumatera Utara 19 melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan property dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikannya Payne, 2009:8. Menurut Yoeti 2004:1 yang dimaksud dengan jasa sevice adalah suatu produk yang tidak nyata intangible dari hasil kegiatan timbal balik antara pemberi jasa producer dan penerima jasa customer melalui suatu atau beberapa aktivitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tidak jauh berbeda dengan defenisi tersebut Gronroos dalam Tjiptono dan Chandra 2005:11 mendefenisikan jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya namun tidak harus selalu terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberi nilai tambah seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan atau pemecahan masalah yang di hadapi konsumen Lupiyoadi, 2001:5. Menurut Kotler dan Keller 2008:36 jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. 2.3.2 Karakteristik Jasa Menurut Kotler dan Keller 2008:39, Jasa memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakan dengan barang. Karakteristik jasa tersebut, yaitu: Universitas Sumatera Utara 20 1. Intangibility Ketidakberwujudan Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium sebelum dibeli. Hal ini mengakibatkan pelanggan tidak dapat memprediksi hasilnya sebelum membeli jasa tersebut. Kesulitan untuk memprediksi suatu jasa membuat seseorang mencari bukti-bukti yang dapat menunjukkan kualitas suatu jasa. Kualitas suatu jasa dapat diprediksikan melalui tempat jasa tersebut diproduksi atau dihasilkan, orang yang menghasil jasa, peralatan, bahan komunikasi, simbol dan harga jasa tersebut. 2. Inseparability Ketidakterpisahan Berbeda halnya dengan barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusi, melalui berbagai perantara, dan dikonsumsi kemudian, jasa umunya diproduksi dan dikonsumsi sekaligus. Hal ini mengakibatkan kualitas jasa ditentukan oleh interaksi produsen jasa dengan pelanggannya. Oleh sebab itu, efektivitas individu dalam menyampaikan jasa merupakan unsur yang penting dalam pembelian jasa. 3. Variability Keberubah-ubahan Jasa sangat bervariasi karena kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya, kapan, dimana, dan untuk siapa jasa tersebut dihasilkan. Pembeli jasa menyadari tingginya variabilitas jasa dan biasanya mencari informasi atau membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih suatu jasa. Universitas Sumatera Utara 21 4. Perishability Ketidaktahanlamaan Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Hal ini mengakibatkan kapasitas produksi menjadi faktor yang kritikal. Perishability juga berakibat pada manajemen permintaan atau manajemen hasil. Jasa yang tepat harus disediakan untuk pelanggan yang tepat pada tempat yang tepat di saat yang tepat dan harga yang tepat untuk memaksimalkan profitabilitas. Sumber: Kotler dan Amstrong 2004:368 Gambar 2.2 : Karateristik Jasa 2.4 Hospitality dan Caretaking Hotel merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang penyediaan akomodasi, dimana produk intinya adalah menyediakan kamar yang nyaman bagi tamu yang menginap. Hotel sangat erat kaitannya dengan Hospitality dan Caretaking. Kedua elemen ini secara langsung maupun tidak langsung, dapat menambah manfaat dan kepuasan yang dirasakan oleh tamu yang menginap. Ketakberwujudan Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli Keberubah-ubahan Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya dan dimana, kapan, dan bagaimana penyediannya Ketakterpisahkan Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya Ketidaktahanlamaan Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan kemudian Jasa Universitas Sumatera Utara 22 Jasa yang berhubungan dengan hospitality harus mencerminkan kesenangan dalam bertemu pelanggan baru dan pelanggan lama yang kembali. Mereka sangat erat berhubungan dengan hubungan langsung antara pihak perusahaan dengan pihak pelanggan. Pihak perusahaan berusaha memuaskan keinginan-keinginan pelanggan yang muncul selain keinginan awalnya, intinya perusahaan harus menambah tingkat kepuasan pelanggan dengan menambah kenyamanan pelanggan. Misalkan di hotel, keinginan tamu semula adalah kamar untuk menginap. Tetapi kemudian tamu tersebut ingin bersantai dengan menunggu teman atau rekan bisnisnya, hotel haruslah memiliki fasilitas tunggu yang memadai misalnya sebuah lobby yang nyaman serta dilengkapi fasilitas hiburan seperti televisi atau majalah. Contoh lainnya, sebuah rumah sakit berusaha menambah lingkup produknya dengan adanya layanan kamar untuk kamar pasien yang menginap. Bahkan pada level tertentu juga disediakan makanan dan minuman. Caretaking adalah perhatian atau perlindungan terhadap barang bawaan pelanggan Tjiptono, 2005:91. Pada produk barang, hal ini berkaitan dengan pengemasan, pengantaran dan instalasi produk tersebut. Sedangkan dalam hotel, contohnya adalah menyediakan lapangan parkir yang baik dan nyaman bagi tamu yang datang dan penanganan bagasi. Elemen Hospitality dan caretaking inilah yang sebagian ,merupakan produk tambahan Augmented products yang ditawarkan untuk tamu atau pelanggan. Hal ini merupakan faktor penentu meningkatnya atau menurunnya kepuasan pelanggan terhadap produk inti Core Product Lovecock dan Wirtz, 2004:108. Universitas Sumatera Utara 23

2.5 Definisi Pemasaran Jasa