APLIKASI SISTEM SKORING TINJAUAN PUSTAKA

19 Tabel 2.3-1. Faktor resiko PONV dan kategori berdasarkan bukti yang signifikan Apfel CC, Roewer N. Postoperative Nausea and Vomitting, Anaesthetist, 2004, Vol.

53, Hal. 377-389

34

2.4. APLIKASI SISTEM SKORING

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor resiko terjadinya PONV dengan menggunakan analisis regresi yang logis oleh Palazzo dan Evans, Koivuranta dkk., Apfel dkk., Sinclair dkk., dan Stadler dkk. Faktor resiko yang paling sering adalah wanita, riwayat PONV sebelumnya, riwayat motion sickness , tidak merokok, pemakaian opioid paska operasi, anestesi inhalasi dan N 2 O. 7 Apfel dkk. menciptakan skor resiko PONV yang sederhana dalam 4 empat faktor resiko primer untuk PONV pada pasien yang menerima anestesi inhalasi balance, yaitu : wanita, tidak merokok, mempunyai riwayat PONV atau motion sickness dan pemakaian opioid paska operasi. Sedangkan penelitian Universitas Sumatera Utara 20 Koivuranta dkk. menunjukkan bahwa : wanita, riwayat PONV sebelumnya, lama operasi 60 menit, riwayat motion sickness dan bukan perokok adalah lima prediktor terkuat untuk terjadinya PONV. 36,37 Stadler dkk. menemukan perbedaan faktor resiko untuk mual dan muntah. Gender wanita, tidak merokok, dan anestesi umum merupakan prediksi untuk mual dan muntah, sementara riwayat migren dan tipe operasi merupakan faktor utama yang menyebabkan mual. 27 Menurut Apfel dan Koivuranta, penambahan satu atau lebih faktor resiko hanya sedikit atau tidak sama sekali menambah akurasi. Sistem skoring yang sederhana menyingkirkan perhitungan yang sulit dan mengurangi perlunya anamnesa yang lebih rinci namun menunjukkan kekuatan yang lebih atau sama bila dibandingkan dengan formula yang lebih kompleks. Pada pasien dewasa, skor Apfel dan Koivuranta secara statistika menunjukkan predictive value yang lebih tinggi dibandingkan skor Palazzo-Evan dan nilai discriminating power skor Apfel lebih tinggi dibandingkan Koivuranta 0,68 dan 0,66. 38 Sistem Apfel secara signifikan menunjukkan akurasi yang lebih dibandingkan dengan Sinclair pada penelitian pasien dewasa. Namun belum ada penelitian yang membandingkan kedua skor ini. 39 Tabel 2-4.1. Cara identifikasi faktor resiko PONV yang sederhana American Society of Peri Anesthesia Nurses ASPAN. ASPAN. ASPAN’s evidence-based clinical practice guideline for the prevention andor management of PONVPDNV. Journal of Peri Anesthesia Nursing 2006; 21 4: 230-50 38 Apfel et al Risk Factors Points Female gender 1 Non-smoker 1 History of PONVmotion sickness 1 Postoperative opioids 1 Su m = 0…4 Universitas Sumatera Utara 21 Penggunaan sistem skoring memberikan alasan rasional sebagai strategi dalam memilih antiemetik. Namun demikian, ada saja kritik yang menentang pemakaian skor resiko tersebut. Tidak satu pun model skor resiko yang dapat memprediksi dengan tepat apakah seseorang akan mengalami PONV atau tidak. Sebagai tambahan, belum ada kesepakatan dalam pemakaian berbagai sistem skoring yang berbeda tersebut. Penelitian terakhir terhadap 1388 pasien yang dilakukan oleh Van den Bosch dkk. menggunakan dua dari sistem skoring Koivuranta dan Apfel untuk memprediksi resiko PONV selama 24 jam sesudah operasi. 29 Tabel 2.4-2. Hubungan antara faktor resiko dengan tingkat resiko PONV American Society of Peri Anesthesia Nurses ASPAN. ASPAN. ASPAN’s evidence-based clinical practice guideline for the prevention andor management of PONVPDNV. Journal of Peri Anesthesia Nursing 2006; 21 4: 230-50 38 Koivuranta et al Risk Factors Points Female gender 1 Non-smoker 1 History of PONV 1 History of motion sickness 1 Duration of surgery 60 minutes 1 Sum = 0…5 Universitas Sumatera Utara 22 Apfel dkk. menemukan bahwa tipe operasi bukanlah faktor resiko independen untuk PONV. Walaupun terdapat hubungan antara tipe operasi dengan PONV, namun masih menjadi tanda tanya karena tingginya kejadian PONV setelah operasi tertentu mungkin disebabkan oleh faktor resiko yang lain, seperti teknik anestesi, lama operasi dan pemakaian opioid paska operasi. Sebagai tambahan, pada penelitian multisenter terbesar yang terakhir terhadap 5000 lebih pasien, Apfel dkk. tidak dapat menemukan interaksi antara intervensi antiemetik dengan tipe operasi. Namun demikian, seorang ahli anestesi tidak boleh terlalu percaya terhadap sistem skoring yang ada karena belum tentu ideal untuk suatu populasi pasien tertentu. 27 2.5. PENATALAKSANAAN 2.5.1. Pencegahan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Ketamine 0.5 mg/kgBB/IV Dan Propofol 1 mg/kgBB/IV Untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane Pada Pasien Pediatri Dengan General Anestesia

4 93 98

Perbandingan Efek Penambahan Neostigmin Methylsulfate 25mg Dan 50mg Pada Bupivakain Hidroklorida Hiperbarik 0,5% 15 Mg Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Dan Efek Samping Mual Muntah Dengan Anestesi Spinal Operasi Ekstremitas Bawah

0 52 79

Perbandingan Kejadian Mual Muntah Pada Pemberian Tramadol Suppositori 100 mg Dan Tramadol Intravena 100 mg Sebagai Analgetik Paska Bedah Pada Operasi Ekstremitas Bawah Dengan Spinal Anestesi

1 78 66

Perbandingan Efek Akupunktur pada Titik Pericardium 6 (PC6) dengan Ondansetron 4mg Intravena untuk Mencegah Mual Muntah Paska Operasi Pada Pasien yang Dilakukan Anestesi Umum Intubasi dengan Skor APFEL 3-4

4 46 70

Perbandingan Kombinasi Ondansetron 2mg IV Dengan Deksametason 4mg IV Dan Ondansetron 4 mg IV Dengan Deksametason 4mg IV Sebagai Profilaksis Pada Pasien Resiko Tinggi Mual Muntah Setelah Operasi Yang Menjalani Tindakan Operasi Dengan Anestesi Umum Intubas

7 51 69

Perbandingan Antara Skor Apfel Dengan Skor Koivuranta Terhadap Prediksi Terjadinya Post Operative Nausea And Vomiting Pada Anestesi Umum

14 100 56

Perbandingan Penurunan Resiko Kejadian Mual Muntah Paska Operasi Dengan Pemberian Midazolam 0,035 mg/kg/iv dan Ondansetron 4 mg/iv Pada Pasien Dengan Skor Apfel 3-4 yang Dilakukan Anestesi Umum

3 75 118

Penggunaan Skor Apfel Sebagai Prediktor Kejadian Mual dan Muntah Pascaoperasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1 4 9

Perbandingan Efek Penambahan Neostigmin Methylsulfate 25mg Dan 50mg Pada Bupivakain Hidroklorida Hiperbarik 0,5% 15 Mg Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Dan Efek Samping Mual Muntah Dengan Anestesi Spinal Operasi Ekstremitas Bawah

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FISIOLOGI NYERI - Perbandingan Kejadian Mual Muntah Pada Pemberian Tramadol Suppositori 100 mg Dan Tramadol Intravena 100 mg Sebagai Analgetik Paska Bedah Pada Operasi Ekstremitas Bawah Dengan Spinal Anestesi

0 1 17