Uji Multikolinieritas Uji Normalitas

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain independen saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor VIF. Dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Hasil pengujian multikoliniaritas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.23. Tabel 4.23. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Pendidikan dan Pelatihan ,990 1,010 Pengembangan Karir ,990 1,010 a Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.23 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1 atau nilai VIF setiap variabel bebas kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan Universitas Sumatera Utara yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini: Regression Studentized Residual 2 1 -1 -2 -3 R eg re ss io n S tan da rd iz ed P red ic ted V al ue 3 2 1 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Gambar 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama Dengan menggunakan metode gambar di atas dapat diambil keputusan dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari Gambar 4.4 di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan terpenuhi. IV.5.1.2. Hasil uji hipotesis pertama Pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan X 1 , pengembangan karir X 2 berpengaruh terhadap variabel kinerja pegawai Y yang dilakukan di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. Tabel 4.24. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant ,867 ,265 Pendidikan dan Pelatihan ,190 ,048 ,222 Pengembangan Karir ,658 ,040 ,915 a Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.24 di atas, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah: 1 2 0,867 0,190 0, 658 Y X X    Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan telah berhasil dalam meningkatkan kinerja pegawai Universitas Sumatera Utara dengan melakukan pendekatan terhadap pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karir. Pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karir mempunyai koefisien positif yang membuktikan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di Kantor Regional VI BKN Medan. Artinya semakin baik pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karir, maka akan semakin baik atau semakin meningkat pula kinerja pegawai di Kantor Regional VI BKN Medan. IV.5.1.3. Koefisien determinasi r-squere Nilai koefisien determinasi R 2 dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang terdiri dari pendidikan dan pelatihan X 1 dan pengembangan karir X 2 terhadap kinerja pegawai Y di Kantor Regional VI BKN Medan. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.25 berikut ini: Tabel 4.25. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,920a ,846 ,840 ,14015 a Predictors: Constant, Pengembangan Karir, Pendidikan dan Pelatihan b Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.25 diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,846 84,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa 84,6 variasi variabel terikat yaitu kinerja pegawai Y pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel pendidikan dan pelatihan X 1 , dan pengembangan karir X 2 sedangkan sisanya sebesar 15,4 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Faktor lain yang dimaksud disini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja selain Universitas Sumatera Utara pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan karir seperti misalnya bakat, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan hubungan industrial, teknologi, manajemen, kesempatan berprestasi dan lain sebagainya Suprihanto, 2000. IV.5.1.4. Uji serempak hipotesis pertama Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5. Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5 maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.26 di bawah ini: Tabel 4.26. Hasil Uji F Hipotesis Pertama Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5,298 2 2,649 134,861 ,000 a Residual ,962 49 ,020 Total 6,261 51 a Predictors: Constant, Pengembangan Karir, Pendidikan dan Pelatihan b Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F hitung sebesar 134,861. Sedangkan nilai F tabel sebesar 3,18 dengan signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih kecil dari 5. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolah H dan menerima H 1 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu pendidikan dan pelatihan, serta Universitas Sumatera Utara pengembangan karir, dalam penelitian ini secara serempak berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dengan tingkat pengaruh yang sangat sangat signifikan. Hal tersebut berarti jika pendidikan dan pelatihan X 1 , serta pengembangan karir X 2 secara bersama-sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan kinerja pegawai Y, sebaliknya jika pendidikan dan pelatihan X 1 , serta pengembangan karir X 2 secara bersama-sama mengalami penurunan maka akan berdampak pada penurunan kinerja pegawai Y. Hasil ini berarti bahwa pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan karir sangat menentukan dalam peningkatan kinerja pegawai Kanreg VI BKN Medan. Besarnya tingkat pengaruh kedua variabel ini dapat dijadikan pedoman bagi Kanreg VI BKN Medan sebagai upaya meningkatkan kinerja pegawainya. Upaya dalam meningkatkan kinerja pegawai ini dapat mudah dilakukan dengan senantiasa mempertimbangkan setiap indikator dari pendidikan dan pelatihan, maupun pengembangan karir yang menjadi kebutuhan setiap pegawai di Kantor Regional VI BKN Medan. IV.5.1.5. Uji parsial hipotesis pertama Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.27 berikut: Tabel 4.27. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama Model t Sig. 1 Constant 3,270 ,002 Pendidikan dan Pelatihan 3,950 ,000 Pengembangan Karir 16,256 ,000 a Dependent Variabel: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.27 di atas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Nilai t hitung untuk variabel pendidikan dan pelatihan 3,270 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 2,01, atau nilai sig. t untuk variabel pendidikan dan pelatihan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,025. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolah H o dan menerima H 1 untuk variabel pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian, secara parsial pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Regional VI BKN Medan. Hal ini memberi arti bahwa dengan pendidikan dan pelatihan adalah usaha untuk memperbaiki kinerja pegawai dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada setiap unit kerja. 2. Nilai t hitung untuk variabel pengembangan karir 16,256 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 2,01, atau nilai sig. t untuk variabel pengembangan karir 0,000 lebih kecil dari alpha 0,025. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H o dan menerima H 1 untuk variabel pengembangan karir. Dengan demikian, secara parsial pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini memberi arti bahwa pengembangan karir sangat penting dalam upaya mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Regional VI BKN Medan. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H o dan menerima H 1 untuk variabel pendidikan dan pelatihan X 1 dan pengembangan karir X 2 secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Y di Kantor Regional VI BKN Medan. Secara parsial variabel pengembangan karir X 2 berpengaruh lebih dominan daripada pendidikan dan pelatihan X 1 . Maksudnya adalah variabel Universitas Sumatera Utara pengembangan karir X 2 lebih menentukan dalam mempengaruhi kinerja pegawai Y di Kantor Regional VI BKN Medan. Ini berarti bahwa pengembangan karir lebih berpengaruh dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai dibandingkan dengan pendidikan dan pelatihan.

IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua

IV.5.2.1. Pengujian asumsi klasik hipotesis kedua Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat dipergunakan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara variabel dependen terikat dan variabel independen bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal histogram dan p_plot. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal serta dapat dilihat dari kurva normal yang tidak condong ke kiri dan ke kanan histogram. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisa grafik dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Regression Standardized Residual 3 2 1 -1 -2 -3 Fr eq ue nc y 12 10 8 6 4 2 Histogram Dependent Variable: Pengembangan Karir Mean =-7.2 Std. Dev. N =52 Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Gambar 4.5. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua dengan Menggunakan Histogram Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal, dari Gambar 4.5. di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng kanan maupun kiri atau normal. Dalam hal ini berarti H diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xp ec te d Cu m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Pengembangan Karir Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Gambar 4.6. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua dengan Menggunakan P- Plot Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal, maka nilai residual terstandarisasi. Dengan demikian maka model regresi hipotesis pertama tersebut memenuhi standar asumsi normalitas.

b. Uji Multikoliniaritas