Faktor Analisis Metode Analisis

Jika 0.50 KMO 0.60 maka data cukup untuk analisis faktor, 0.60 KMO 0.70 data lebih dari cukup untuk analisis faktor, 0.70 KMO 0.80 data agak baik untuk analisis faktor, 0.80 KMO 0.90 data baik untuk analisis faktor, 0.90 KMO 1 data sangat baik untuk analisis faktor.

4.8.2. Faktor Analisis

Model faktor linier adalah model regresi dari X i [himpunan P variabel acak] terhadap faktor f j [himpunan K faktor bersama] dan bentuk variabel kejutan acak terhadap X i [ ε i ], yaitu: i j K j ij i i f X ε β α + + = ∑ = 1 dimana β ij adalah factor loading or factor sensitivities dari faktor ke-j terhadap variabel ke-i. Secara kompak dalam bentuk matrix model faktor di atas dapat dituliskan sebagai berikut Rachev and Cs., 2007: X = α + β f + ε dimana: X = [X 1 , X 2 , ... , X P ] ′ = P vektor kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan. α = [α 1 , α 2 , ... , α P ] ′ = P vektor rata-rata kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan. ε = [ε 1 , ε 2 , ... , ε P ] ′ = P vektor kejutan acak kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan. f = [f 1 , f 2, f 3 ] ′ = tiga vektor faktor, yaitu kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan. 2 ... ... 2 . 1 . 32 31 22 21 12 11 × = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = P P P β β β β β β β β β factor loading Misalkan bahwa Σ = P × P matrix varians-kovarians dari X, Ω = 2 × 2 matrix varians-kovarians faktor dan Ψ = P × P matrix varians-kovarians dari ε, maka diagonal matrix dari variabel gangguan adalah ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Ψ Ψ = Ψ 2 2 1 ... ... ... P Berdasarkan bentuk matrix di atas, matrix varians-kovarians dari variabel kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS sebagai berikut: Σ = βΩβ′ + Ψ Sesudah estimasi β dan Ψ, faktor dapat diestimasi sebagai regresi linier. Jika diasumsikan rata-rata faktor adalah nol maka model faktor dapat dituliskan sebagai berikut: X - α = β f + ε Estimasi faktor menggunakan metode OLS, yaitu: [ ] ] [ 1 1 1 α β β β − Ψ ′ Ψ ′ = − − − X f . Estimasi OLS ini menghasilkan factor loading or factor sensitivities ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Factor Loading or Factor Sensitivities dan Variance Factor Loading or Factor Sensitivities Variabel Component 1 [ β 1 ] Component 2 [ β 2 ] Component 3 [ β 3 ] Variance X1 X2 X3 . . . Xp Nilai pada setiap baris menjelaskan beban atau loading setiap faktor [kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS] dengan setiap variabel yang dipertimbangkan dalam kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS [X 1 , X 2 , X 3 … ,X P ]. Sedangkan kolom varians menjelaskan varians dari variabel kejutan acak dengan nilai antara 0 dan 1. Apabila nilai varians 0 maka varians secara sempurna menjelaskan faktor kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS, sebaliknya jika nilai varians 1 maka varians gagal menjelaskan faktor kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS. Model X - α = β f + ε adalah linier dalam faktor bersama. Bagian dari varians [X i ] yang dapat dijelaskan oleh faktor bersama disebut communality ke-i [h 2 i ], sedangkan bagian dari varians [X i ] karena faktor spesifik disebut varians spesifik ke-i [ ψ i ], yaitu: i i im i i ii h ψ β β β σ + = + + + = 2 2 2 2 2 1 ... dimana 2 im β adalah varians variabel X i . Faktor-faktor yang diperoleh melalui metode komponen utama pada umumnya sulit diinterpretasikan secara langsung. Untuk itu dilakukan manipulasi dengan cara merotasi loading β dengan menggunakan metode rotasi tegak lurus Varimax atau varimax orthogonal rotation sesuai dengan saran beberapa ahli, karena rotasi tegak lurus varimax lebih mendekati kenyataan dibanding yang lain. Rotasi varimax adalah rotasi yang memaksimalkan pembobot dan mengakibatkan korelasi variabel-variabel dengan suatu faktor mendekati satu serta korelasi dengan faktor lainnya mendekati nol. Rotasi varimax menghasilkan new loading β , yaitu: β p×q = β p×q T p×q dimana T adalah matrix transformasi yang dipilih sehingga T ′T = TT′ = I. Matrix transformasi T ditentukan sedemikian rupa hingga total varians kuadrat loading β adalah: ∑ ∑ ∑ = = = ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ = q j P i P i i ij i ij P h h P V 1 1 2 1 2 4 1 β β Dari rumus ini diketahui bahwa rotasi merupakan upaya untuk menghasilkan faktor penimbang baru yang lebih mudah diinterpretasi, yaitu dengan mengalikan faktor penimbang asli dengan matrix transformasi yang bersifat orthogonal sehingga matrix korelasinya tidak berubah. Dari rotasi matrix loading ditunjukkan bahwa setiap variabel asli mempunyai korelasi yang tinggi dengan faktor tertentu saja, sedangkan dengan faktor lainnya mempunyai korelasi yang rendah, sehingga pada akhirnya setiap faktor akan lebih mudah diinterpretasikan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. 1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Data Penelitian 5.1.1.1. Deskripsi data variabel kepuasan kerja X1 Data frekuensi variabel kepuasan kerja dapat pada tabel 5.1 sedangkan langkah dan perhitungannya terdapat pada lampiran 7. Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Kategori NilaiBobot f Absolut Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 4 3 2 1 115 179 100 1 0,29 0,45 0,25 0,01 Jumlah - 395 1 Rata-rata 4 Standar Deviasi 0,74 Sumber : Data diolah Exel Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui responden penelitian dalam menjawab instrumen variabel kepuasan kerja dengan persentase tertinggi terdapat pada kategori setuju sebanyak 45 sedangkan persentase terendah terdapat pada kategori sangat tidak setuju sebanyak 0 . Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata responden dalam menjawab instrumen variabel kepuasan kerja sebesar 4 atau berada pada kategori setuju. Sedangkan penyimpangan dari rata-rata sebesar 0,74. Data distribusi frekuensi kepuasan kerja selanjutnya digambarkan dalam bentuk histogram gambar 5.1.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

1 72 126

Pengaruh Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP Di Kota Medan

4 120 145

Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota

1 48 95

Peran Komite Sekolah dalam Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (Studi Deskriptif : SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara). Penelitian ini dilakukan di SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara

2 47 85

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 GERUNUNG

40 201 20

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE GUGUS 1 KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO.

0 1 208

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 1 16