Fungsi dan Peranan BMT

d. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah, ahsanu ‘amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir qalbiyah ilahiah. 27

3. Badan Hukum BMT

BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat atau Koperasi. a. KSM adalah kelompok Swadaya Masyarakat dengan mendapat Surat Keterangan Operasional dan PINBUK Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil b. Koperasi serba usaha atau koperasi syariah c. Koperasi simpan pinjam syariah KSP-S 28 BMT dapat didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap ; pertama dapat dimulai sebagai KSMSLKMS, dan jika telah mencapai nilai asset tertentu segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi syariah; a. KSMSLKMS : kelompok swadaya masyarakat syariahlembaga keuangan mikro syariah dengan mendapat sertifikat operasionalkemitraan pemberdayaan dari LAZNAS BMT. b. Jika mencapai keadaan dimana para anggota dan pengurus telah siap, maka BMT dapat dikembangkan menjadi badan hukum koperasi jasa 27 Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis, hlm. 364-365. 28 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA, 2008 Edisi ke 3, hlm. 112 keuangan syariah KJKS sesuai keputusan Menteri No. 91KepM.KUKMIX2004. c. BMT yang telah memiliki kekayaan Rp. 75 juta atau lebih dimintakan, dan diharuskan untuk mempersiapkan proses administrasi untuk menjadi koperasi syariah yang sehat dilihat dari segi pengelolaan koperasi dan baik, thayyiban, dianalisa dari segi ibadah, ‘amalan shlihah’, yang harus mempertanggungjawabkan kinerjanya tidak saja pada anggota dan masyarakat, tetapi juga kepada allah SWT. Karena seharusnya BMT berbadan hukum koperasi ini dikelola secara syariat islam yang sarat dengan nilai- nilai etika dan islami. Sesuai dengan surat edaran direktur jendral pembinaan koperasi perkotaan nomor 538PPKIV1997 tanggal 14 April 1997, maka BMT, baik diperkotaan maupun dipedesaan dapat mengajukan badan hukum koperasi kepada kadinas koperasi dan PKM kabupatenkota setempat dengan alternative sebagai berikut : 1 Koperasi jasa keuangan syariah KJKS, misalnya disebut dengan “brand name” Koperasi jasa keuangan syariah BMT “……….” Badan hukum No. ……….., tanggal ……….. 2 Koperasi serba usaha syariah, misalnya disebut Koperasi serba usaha syariah BMT “……….” Badan hukum No. ………., tanggal ………. d. BMT yang telah berkembang sehingga memenuhi syarat sebagai BPR syariah dapat diajukan ijin kepada bank Indonesia menjadi BPR syariah juga dapat berbadan hukum perseroan terbatas. 29

4. Produk BMT

Dalam menjalankan usahanya, berbagai akad yang ada pada BMT mirip dengan akad yang ada pada bank pembiayaan masyarakat islam. Adapun akad-akad tersebut adalah : system operasional BMT, pemilik dana menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Produk penghimpunan dana lembaga keuangan islam adalah Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : a. Giro Waidah, adalah produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja. Dana nasabah dititipkan di BMT dan boleh dikelola. Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh BMT. Besarnya bonus tidak ditetapkan dimuka tetapi benar-benar merupakan kebijaksanaan BMT. Sungguhpun demikian nominalnya diupayakan sedemikian rupa untuk senantiasa kompetitif Fatwa DSN-MUI No. 01DSN- MUIIV2000. b. Tabungan mudharabah, dana yang disimpan nasabah akan dikelola BMT, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan nasabah. Nasabah 29 Baihaqi Abdul Madjid, Pedoman Pendirian, Pembinaan dan Pengawasan LKM BMT Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal Wat Tamwil, Jakarta: LAZNAs BMT, 2007. Cet. Ke 3, hlm 13-14