Penentuan Sistem zona Analisa Bangkitan Pergerakan

5.4.3 Analisis Bangkitan dan Tarikan

Sebagai salah satu dasar penentuan tingkat kebutuhan peningkatan ruas jalan di Kabupaten Samosir, perlu diketahui besarnya kebutuhan pergerakanvolume dan karakteristik lalu lintasnya dengan menetukan suatu model bangkitan dan tarikan pada tiap zona yang ada di Kabupaten Samosir.

5.4.3.1 Penentuan Sistem zona

Sistem pembagian zona didasarkan pada sistem tata guna tanah dimana suatu satuan tata guna tanah didapat dengan membagi wilayah studi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil zona, yang dianggap mempunyai keseragaman tata guna tanah tetapi menimbang ketersediaan data, penyederhanaan zona dilakukan dengan mengikuti sistem administrasi pemerintahan. Pada studi ini, daerah studi akan dibagi menjadi zona yang didasarkan pada tingkat kecamatan 9 zona internal. Sistem zona dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Kode zona wilayah studi berdasarkan kecamatan Kode Kecamatan Ibukota Kecamatan 01 Harian Harian Boho 02 Sianjur Mula-mula Sagala 03 Nainggolan Nainggolan 04 Onan Runggu Onan Runggu 05 Palipi Mogang 06 Pangururan Pangururan 07 Ronggur Nihuta Ronggur Nihuta 08 Simanindo Ambarita 09 Sitiotio Sabulan Sumber : BPS Samosir Dalam Angka 2007 Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008.

5.4.3.2 Analisa Bangkitan Pergerakan

Dari hasil pemodelan bangkitan dan tarikan yang diperoleh dari hasil studi O- D di Kabupatan Samosir Dinas Pekerjaan Umum, 2006, Penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Jaringan Jalan Road Management System Kabupaten Samosir yang dikaitkan dengan tata guna tanah, karakteristik sosial-ekonomi maka diperoleh model untuk pergerakan penumpang dan barang di wilayah studi dengan PDRB harga konstan X dan jumlah pergerakan Y dimana satuan pergerakan penumpang orang per tahun dan pergerakan barang ton per tahun sebagai berikut: Bangkitan untuk pergerakan penumpang adalah : Y = 1,38208E-05X Bangkitan untuk pergerakan barang adalah : Y = 6,12509E-06X Tarikan untuk pergerakan penumpang adalah : Y = 1,18849E-05X Tarikan untuk pergerakan barang adalah : Y = 4,78960E-05X Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan ukuran kinerja makro kegiatan ekonomi di suatu wilayah. PDRB suatu wilayah menggambarkan struktur ekonomi daerah, peranan sektor-sektor ekonomi dan pergeserannya yang didasarkan pada PDRB atas dasar harga berlaku. Disamping itu PDRB menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi baik secara total maupun per sektor dengan membandingkan PDRB tahun berjalan terhadap tahun sebelumnya menggunakan atas harga tetap di tahun tertentu. PDRB Kabupaten Samosir atas dasar harga berlaku tahun 2006 sebesar Rp1.796.604.980.000 rupiah. Sektor pertanian merupakan sektor yang memberi Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008. peranan ata kontribusi yang terbesar terhadap PDRB tahun 2006. Tahun 2006 sektor ini memberi andil terhadap PDRB sebesar 42.34 . Sektor kedua yang memberi kontribusi yang terbesar adalah sektor jasa sebesar 25.54 Gambar 5.3 Gambar 5.3 Persentase distribusi PDRB atas harga berlaku di Kabupaten Samosir Dari data PDRB serta sumber masukan PDRB maka perlu dihitung besarnya PDRB dari masing-masing kecamatan sehingga nilai pergerakan bangkitan dan tarikan terhadap penumpang dan barang dapat dihitung. Sumber-sumber masukan dari tiap kecamatan yang ditinjau dari bidang pertanian, jasa-jasa pariwisata, keuangan, transportasi pengangkutan, perdagangan, konstruksi, industri, dan kehutanan. Masukan PDRB dari tiap kecamatan di Kabupaten Samosir terlihat pada Tabel 5.7. 42 26 1 3 11 3 13 1 Pertanian Jasa-jasa Keuangan Transportasi Perdagangan Konstruksi Industri Kehutananan Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008. Tabel 5.7 PDRB Produk Domestik Regional Bruto dari kecamatan di Kabupaten Samosir No Kecamatan Pertanian Jasa-jasa Keuangan Transportasi Perdagangan Konstruksi Industri Kehutananan Jumlah 42.34

25.54 1.38