Volume Capacity Ratio VCR Kecepatan Pergerakan Rata-rata

kilometer, tetapi perlu untuk menetapkan batas ruas dimana terdapat perubahan karakteristik yang penting, walupun ruas yang dihasilkan lebih pendek. Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan luar kota apabila dibebani lalulintas antara lain: geometrik, arus, komposisi pemisah arah, pengendalian lalulintas, hambatan samping, fungsi dan guna lahan. Kinerja untuk ruas jalan luar kota dapat dinilai dengan menggunakan parameter lalulintas sebagai berikut: 1. VCR Volume Capacity Ratio 2. Kecepatan Pergerakan Rata-rata 3. Tingkat Pelayanan

2.4.2.1 Volume Capacity Ratio VCR

Nilai VCR untuk ruas jalan di dalam ‘daerah pengaruh’ didapat berdasarkan hasil survei volume lalulintas di ruas jalan serta survei geometrik untuk mendapatkan besarnya kapasitas pada saat ini eksisting Kapasitas jalan diartikan sebagai jumlah maksimal kendaraan yang dapat dilewati suatu ruas jalan tertentu dalam periode tertentu tanpa kepadatan lalulintas yang menyebabkan hambatan waktu, bahaya atau mengurangi kebebasan pengemudi dalam menjalankan kendaraanya pada kondisi jalan dan lalulintas yang ideal. Kondisi ideal dapat dipenuhi dengan mengikuti kondisi seperti lebar jalur tidak kurang dari 3,5 m, kebebasan samping tidak kurang dari 1,75m, standar geometrik jalan yang Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008. baik, hanya dilalui oleh kendaraan penumpang dan tidak ada batas kecepatan. Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Dirjen Bina marga, 1988. Kapasitas jalan biasanya dinyatakan dengan kendaraanjam atau smpjam dan menggunakan rumus: C = C x FC W x FC SP x FC SF ………………………………… 2.3 dimana : C = Kapasitas jalan C = Kapasitas dasar FC W = Faktor penyesuaian lebar jalan lalulintas FC SP = Faktor penyesuaian pemisah arah FC SF = Faktor penyesuaian hambatan samping Besarnya faktor pertumbuhan lalulintas didasarkan pada tingkat pertumbuhan normal dan tingkat pertumbuhan bangkitan yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan. Nilai VCR untuk berbagai kondisi dapat dikelompokkan seperti yang diterlihat pada Tabel 2.5 Tabel 2.5 Nilai VCR pada berbagai kondisi VCR Keterangan 0,75 Kondisi Stabil 0,75 – 1,0 Kondisi tidak stabil 1 Kondisi Kritis Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008.

2.4.2.2 Kecepatan Pergerakan Rata-rata

Kecepatan adalah laju dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak persatuan waktu kmjam. Kecepatan dirumuskan sebagai berikut: …………..………………………………… 2.4 dimana: V = kecepatan kmjam d = jarak km T = waktu untuk melintasi detik Dalam suatu arus lalulintas tiap kendaraan berjalan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dengan demikian, dalam arus lalulintas tidak dikenal adanya suatu karakteristik kecepatan kendaraan tunggal, tetapi distribusi dari kecepatan kendaraan secara keseluruhan. Distribusi kecepatan kendaraan yang berlainan itu nilai rata- ratanya dapat digunakan sebagai dasar untuk menggolongkan arus lalulintas secara keseluruhan. Kecepatan pergerakan rata-rata dibagi dua bagian, yaitu: a. Kecepatan rerata waktu dan kecepatan rerata ruang Pada suatu aliran lalulintas kendaraan tidak selalu berjalan secara seragam, tetapi bergerak pada kecepatan yang berbeda. Permasalahan yang timbul kapan, dimana, dan bagaimana mendapatkan ukuran kecepatan yang representative pada suatu aliran lalulintas, bukanlah hal yang sederhana. Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008. Sebagai contoh kecepatan kendaraan-kendaraan yang diambil datanya pada suatu titik pengamatan pada periode waktu tertentu. Kecepatan ini dikenal sebagai kecepatan sesaat spot speed. Sebagai alternatif adalah kecepatan dari keseluruhan kendaraan yang menempati suatu panjang yang diambil pada saat yang sama atau juga dengan pemotretan udara suatu jalan yang dilakukan dua kali pada interval waktu terpisah, maka dapat diperoleh kecepatan dari tiap kendaraan dengan cara membagi jarak tempuh dengan interval waktu. Metode bagaimana ukuran kecepatan diambil dan bagaimana cara perhitungannya sangat berpengaruh pada hasil dan interpretasi dari besarnya angka yang diperoleh. Dua metode untuk menghitung nilai rata-rata kecepatan adalah: kecepatan rata-rata waktu time mean speed, TMS dan kecepatan rata-rata ruang space mean speed, SMS. Time mean speed TMS didefenisikan sebagai kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan yang dilewati suatu titik dari jalan selama periode waktu tertentu atau nilai rata-rata dari spot speed. Rumus dari time mean speed : …………………………………………. 2.5 Dimana: n = jumlah kendaraan yang diamati U i = spot speed tiap kendaraan yang diamati Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008. Atau …………………………………………. 2.6 Dimana: L = panjang ruas jalan yang ditempuh kendaraan t i = waktu yang diperlukan tiap kendaraan yang diamati untuk menempuh jarak L Adapun space mean speed SMS, merupakan kecepatan rata-rata seluruh kendaraan yang menempatimelintasi penggalan jalan selama periode waktu tertentu. Perhitungan SMS didasarkan pada rata-rata waktu tempuh t i yang diambil dari seluruh kendaraan yang melintasi suatu panjang jalan L. Tiap-tiap kendaraan melintas pada kecepatan U i , sehingga waktu tempuhnya untuk melintasi jarak L adalah : ……………………………………….………. 2.7 Dengan demikian, rata-rata waktu tempuh dari n kendaraan adalah: …………………………………………. 2.8 Adapun kecepatan rata-rata berdasarkan pada rata-rata waktu tempuh , yang merupakan space mean speed SMS adalah rata-rata harmonis dari spot speed, yang dirumuskan : …………………………………………. 2.9 Irwan Suranta Sembiring : Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Studi Kasus : Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten Samosir, 2008. b. Kecepatan rata-rata bergerak dan kecepatan rata-rata perjalanan Kecepatan rata-rata bergerak average running speed dan kecepatan rata-rata perjalanan average travel speed adalah dua bentuk space mean speed yang sering digunakan untuk menentukan ukuran-ukuran dalam bidang rekayasa lalulintas. Prinsip keduanya sama yakni kecepatan yang merupakan jarak tempuh dibagi dengan rata-rata waktu untuk menempuh bagian dari suatu ruas jalan yang diukur. Waktu perjalanan travel time adalah waktu keseluruhan yang dipergunakan untuk melintasi bagian dari suatu jalan terukur, sedangkan waktu bergerak running time adalah keseluruhan waktu yang diperlukan oleh kendaraan pada saat bergerak untuk melintasi bagian dari jalan yang terukur. Beda prinsip keduanya adalah travel time meliputi seluruh waktu termasuk waktu berhenti, sedangkan running time hanya waktu saat kendaraan bergerak saja.

2.4.2.3 Tingkat Pelayanan