mantap dan luas perspektifnya.
15
Intinya, Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan dalam menjawab tantangan-tantangan yang
dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu sistem.
b. Indikator Guru Bermutu
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang guru yaitu :
Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
16
Berdasarkan penjabaran diatas indikator guru yang bermutu itu harus memiliki kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dari beberapa aspek tersebut hal yang paling
fundamental terkait tentang guru yang bermutu itu adalah aspek kompetensi, disamping dari pada aspek-aspek yang lainya. Sebagaimana
dijelaskan pula pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang guru Pasal 3 ayat 1, bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
17
Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bersifat holistik.
Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat 2 merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
sekurang-kurangnya meliputi:
15
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, Ed. I, cet.19, h.135
16
PP No. 74 tahun 2008 tentang Guru
17
PP No. 74 tahun 2008 tentang Guru
a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b. pemahaman terhadap peserta didik;
c. pengembangan kurikulum atau silabus; d. perancangan pembelajaran;
e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f. pemanfaatan teknologi pembelajaran;
g. evaluasi hasil belajar; dan h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-
kurangnya mencakup kepribadian yang: A. beriman dan bertakwa;
B. berakhlak mulia; C. arif dan bijaksana;
D. demokratis; E. mantap;
F. berwibawa; G. stabil;
H. dewasa; I. jujur;
J. sportif; K. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
L. secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan M. mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 2 merupakan kemampuan Guru sebagai bagian dari Masyarakat yang sekurang-
kurangnya meliputi kompetensi untuk: a. berkomunikasi lisan, tulis, danatau isyarat secara santun;
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali
peserta didik; d. bergaul
secara santun
dengan masyarakat
sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan e. menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat 2 merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, danatau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:
a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; dan b. konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang
relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu. Dalam pendidikan guru dikenal adanya “Pendidikan Guru
Berdasarkan Kompetensi”. Mengenai kompetensi guru ini, ada berbagai model cara mengklasifikasikannya. Untuk program S1 salah satunya
dikenal adanya “sepuluh kompetensi guru” yang merupakan profil
kemampuan dasar bagi seorang guru. Sepuluh kompetensi guru itu meliputi:
1 Menguasai bahan 2 Mengelola program belajar mengajar
3 Mengelola kelas 4 Menggunakan mediasumber
5 Menguasai landasan kependidikan 6 Mengelola interaksi belajar mengajar
7 Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8 Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan
9 Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10 Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna
keperluan pengajaran.
18
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan mutu guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
2. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
A. Pengertian Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan
kepala sekolah untuk merencanakan dan mengelola sumber daya potensial yang ada di sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki kewenangan dan memikul tanggung jawab mengelola program sekolah untuk mewujudkan
tujuan lembaga pendidikan. Maju atau mundurnya suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh kualitas kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah
satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
19
Dengan perkembangan pendidikan yang semakin pesat pada level sekolah, sudah jelas bahwa kepala sekolah yang sedang mengelola sekolah
dituntut agar dapat memperluas, memperbaharui dan memperdalam pengetahuan serta kompetensi kepala sekolah dalam memimpin sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan dengan baik. Dalam praktik di sekolah, kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi
menduduki jabatan itu. Belum pernah ada orang yang bukan guru diangkat menjadi kepala sekolah. Biasanya guru yang dipandang baik dan cakap
sebagai guru diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak
18
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, h.164
19
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009, cet.10, h.24
yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi kepala sekolah.
Seperti diungkapkan Supriadi dalam E. Mulyasa bahwa “Erat
hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan
menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Dalam pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro , yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa “Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliha raan sarana dan prasarana”.
20
Oleh karenanya kepala sekolah harus mempunyai kompetensi untuk bisa mengelola potensi sumber daya yang ada disekolah. Karena
pada hakikatnya kepala sekolah lah yang akan bertanggung jawab atas mundur dan majunya sekolah. Dengan alasan itulah kepala sekolah harus
mempunyai komitmen dan berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
yaitu: ع ى ص سر أ
ع يضر ع ب ع ك ع ر ك قي س ي
ع س أ يف ع ر ج تيعر ع س ع ر إ تيعر ع س
ر ع ة س ج تيب يف ةيع ر ةأ تيعر
يس يف ع ر
تيع تيعر ع س ع ر ك تيعر ع س
Artinya : Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata :”Kalian
adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan
20
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional …, h. 25
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelolaharta tuannya,
dan akan
dimintai pertanggungjawaban
tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. “
Dengan demikian tanggung jawab kepala sekolah sebegitu besarnya untuk semua lingkup sekolah yang mencakup guru, staf dan
tenaga kependidikan lainnya. Sehingga kepala sekolah yang dilantik menjadi kepala sekolah harus benar-benar memiliki kompetensi yang
maksimal dalam mengelola sekolah. Oleh karena itu akan dibahas pengertian kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia WJS. Purwadarminta dalam Moch. Uzer Usman, kompetensi berarti kewenangan kekuasaan
untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi competency yakni kemampuan atau kecakapan.
Istilah kompetensi
sebenarnya memiliki
banyak makna
sebagaimana yang dikemukakan berikut. Descriptive of qualitative nature or teacher behavior appears to be
entirely meaningful Broke and Stone, 1975. Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang
tampak sangat berarti. Competency as a rational ferformance wich satisfactorily meets the
objective for a desired condition Charles E. Jhonson, 1974. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
21
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang mempunyai kompetensi adalah orang yang mampu menyelesaikan
tugasnya dengan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang
21
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, cet.25, h.14
dimilikinya. Oleh karena itu agar kompetensi tersebut bisa dimiliki, cara memilikinya bisa melalui pendidikan dan pelatihan. Kompetensi diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dengan standar dan kualitas tertentu sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakan.
Disamping itu pula, Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada
mutu. Strategi ini dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu MMT, yang telah lebih popular dalam dunia bisnis dan industry dengan istilah Total
Quality Management TQM. Strategi ini merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus menerus memperbaiki kualitas layanan,
sehingga fokusnya diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan
masyarakat. Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas; yakni layanan sesuai dengan
yang dijanjikan reliability, mampu menjamin kualitas pembelajaran assurance, iklim sekolah yang kondusif tangible, member perhatian
penuh kepada peserta didik emphaty, cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik responsiveness.
22
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten atau
berkemampuan dalam mengambil keputusan tentang penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber daya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah. Selain sebagai pemimpin leader, kepala sekolah berperan sebagai
manajer, yang kegiatannya disebut manajemen. Manajemen merupakan kegiatan yang lebih luas dari kepemimpinan leadership, karena dalam
kegiatan manajemen ini meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan. Suatu sekolah sangat
22
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, h.26