21
gagal kredit. Peran analis kredit sangat berpengaruh disini yaitu sebagai penilai kondisi calon debitur agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih
terarah, memberikan hasil dan aman. Menurut Surat Edaran No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPL kurang dari
5. Menurut Siamat 2005, rasio NPL dapat dihitung dengan rumus : NPL =
X 100
2.4.3 Management Manajemen
Bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya harus mampu menunjukkan kemampuan manajemen bank melalui identifikasi, pengukuran,
pengawasan terhadap kegiatan manajemen secara umum maupun kemampuan dalam mengantisipasi risiko-risiko yang timbul dalam usaha bank. Pengelolaan
manajemen bank yang benar akan memperlancar pencapaian tujuan bank, yaitu mencapai profitabilitas yang optimal dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat. Menurut Aryani, 2007 seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang
mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan
bermuara pada perolehan laba Aspek manajemen diproksikan dengan ROA Return on Asset dengan pertimbangan rasio ini menunjukkan bagaimana
manajemen mengelola sumber- sumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien Susyanti, 2005:4.
Universitas Sumatera Utara
22
ROA Return On Assets sebagai indikator performance suatu bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektivan bank dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula keefektivan bank dalam
menghasilkan laba. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 besarnya rasio ROA perbankan yang baik berada diatas 1,5. Secara
sistematis menurut Siamat 2005, pengukuran rasio Return On Assets ROA dapat dihitung dengan rumus :
ROA =
−
X 100
2.4.4 Earnings Rentabilitas
Penilaian aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan
laba. Semakin besar keuntungan yang dicapai bank, maka semakin kecil kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah. Bank yang mampu
menghasilkan keuntungan yang optimal, maka bank tersebut termasuk kategori bank “Sehat”. Jika bank dalam kondisi sehat, maka bank tersebut memiliki
prospek usaha yang bagus dan dapat memperoleh laba secara terus-menerus Veitzhal, 2007:720. Komponen faktor earnings yang digunakan dalam
penelitian ini adalah BOPO Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional.
Universitas Sumatera Utara
23
BOPO merupakan rasio perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional. Biaya Operasional dapat diartikan sebagai biaya yang
dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya dalam rangka pencapaian suatu tujuan bank sedangakan Pendapatan Operasional adalah
pendapatan yang diterima oleh bank sebagai hasil dari kegiatan operasionalnya. Semakin kecil Rasio BOPO suatu bank menunjukan semakin efisien bank tersebut
dalam menjalankan aktivitas usahanya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 besarnya rasio BOPO perbankan minimal
adalah tidak lebih besar dari 90. Menurut Siamat 2005, rasio BOPO dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
BOPO = X 100
2.4.5 Liquidity Likuiditas