Hasil Isolasi Bakteri METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Hasil Isolasi Bakteri

Isolasi merupakan tahap awal sebelum dilakukan karakterisasi dan identifikasi bakteri. Koloni yang tumbuh pada saat penghitungan jumlah koloni dianggap terdiri dari berbagai sel mikroba yang berkumpul menjadi satu. Isolasi bertujuan untuk memisahkan sel-sel bakteri yang masih tercampur. Isolasi diawali dengan pengenceran pada sampel fermentasi telur ikan dengan larutan pengencer 0,85 NaCl steril, kemudian dilanjutkan dengan penanaman sampel ke media agar tryptic soy agar TSA. Pengenceran ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam sampel fermentasi telur ikan. Hal ini juga bertujuan agar koloni bakteri yang tumbuh pada agar tidak terlalu padat dan memudahkan dalam pengidentifikasian bakteri selanjutnya. Pengenceran dilakukan dari 10 -1 hingga 10 -5 , sehingga diperoleh jumlah koloni bakteri 117 x 10 2 koloni untuk 0 NaCl, 149 x 10 2 koloni untuk 5 NaCl, 134 x 10 2 untuk 10 NaCl. Contoh penghitungan total bakteri dapat dilihat pada Lampiran 12. Jumlah koloni yang dapat dijadikan acuan untuk penentuan jumlah koloni bakteri per ml sampel adalah jumlah koloni yang berkisar antara 30-300, yaitu pada pengenceran 10 -2 . Bakteri dengan jumlah koloni lebih dari 300, pertumbuhan bakteri terlalu padat dan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan koloni yang saling menumpuk satu sama lain sehingga tidak seluruh koloni dapat terhitung. Berdasarkan alasan tersebut, maka nilai dianggap tidak valid. Apabila koloni bakteri yang tumbuh dengan jumlah koloni kurang dari 30, data yang didapat juga tidak valid karena pertumbuhan bakteri yang sangat sedikit dan tidak representatif Dwipayana dan Ariesyady 2009. Koloni yang mempunyai penampakan berbeda dipilih dan diisolasi, sehingga dapat digunakan untuk tahap penelitian selanjutnya. Pengamatan morfologi koloni didasarkan pada klasifikasi yang umum digunakan dalam mengkarakterisasi sebuah kultur Hadioetomo 1993. Apabila pada cawan yang telah diinkubasi diperoleh koloni yang terpisah, maka dilakukan pengamatan terhadap morfologinya. Koloni yang diisolasi dapat dilihat pada Gambar 8. Penambahan NaCl yang jumlahnya bervariasi bertujuan untuk mengetahui kebutuhan garam guna pertumbuhan optimumnya, sedangkan medium yang tidak ditambahkan NaCl digunakan sebagai pembanding. Gambar 8 Koloni yang diisolasi. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni, diperoleh warna dan bentuk koloni yang berbeda pada media TSA 5 NaCl. Warna koloni yang diperoleh adalah kuning muda, orange dan putih sedangkan bentuknya ada yang bulat dan menyebar. Untuk memastikan bentuk koloni maka dilakukan goresan kuadran sehingga bentuk dari masing-masing koloni jelas terlihat seperti pada Lampiran 13. Sifat morfologi koloni yang diisolasi dapat dilihat pada Tabel 1. Morfologi koloni bakteri secara detail dapat dilihat pada Lampiran Warna koloni yang bermacam-macam disebabkan oleh adanya pigmen yang dihasilkan oleh bakteri. Pigmen bakteri dapat diklasifikasikan menjadi karatenoid, antosianin, melanin, tripitilmethenes dan fenazin. Karotenoid merupakan pigmen yang berwarna merah, jingga dan kuning, sedangkan antosionin berwarna merah dan biru. Melanin merupakan pigmen yang memberikan warna coklat, hitam, jingga dan merah. Fenazin merupakan pigmen warna jingga-kuning, jingga tua dan merah jingga. Keberadaan pigmen bakteri Isolat iso 3 Isolat iso 4 Isolat iso 5 Isolat iso 2 Isolat iso 1 tersebut akan dicirikan pada warna koloni yang tumbuh Salle 1961 diacu dalam Christanti 2006. Tabel 1 Sifat morfologi koloni yang diisolasi Koloni Warna Bentuk dari atas Bentuk dari pinggir Bentuk penonjolan Iso 1 Kuning muda Bulat Halus Timbul Iso 2 Orange Bulat Halus Timbul Iso 3 Putih Menyebar tidak teratur Bergelombang Timbul Iso 4 Putih Menyebar tidak teratur Bergelombang Timbul Iso 5 Putih Menyebar tidak teratur Bergelombang Timbul

4.3 Karakteristik Bakteri