Tujuan dan Manfaat Penelitian Hipotesis Kerangka Pemikiran
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Telur ikan tambakan segar
Fermentasi Proses mikrobiologis dan enzimatis
Asam laktat Asam lemak
Asam amino protein
Lemak karbohidrat
Flavor, aroma, warna
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tambakan
Ikan tambakan merupakan salah satu jenis ikan hias penyusun sarang busa yang cukup terkenal dikalangan pembudidaya ikan hias dan dikenal dengan nama
dagang kissing gourami sedangkan di Indonesia dikenal dengan nama ikan tambakan. Ikan ini mempunyai kebiasaan yang unik di akuarium. Ikan tambakan
menempelkan bibirnya pada benda-benda dalam akuarium, misalnya batu-batuan, kaca, dan filter. Ikan tambakan merupakan ikan yang kosmopolit, mudah
ditemukan pada segala macam perairan, ikan tambakan ini dapat hidup pada perairan tergenang yang miskin oksigen Susanto dan Lingga 1987.
Ikan tambakan Helostoma temmincki C.V menurut Saanin 1984 mempunyai susunan taksonomi sebagai berikut :
Filum :
Chordata Kelas
: Pisces
Sub kelas :
Teleostei Ordo
: Percomorphoidei
Sub-ordo :
Anabantoidea Famili
: Anabantidei
Genus :
Helostoma Species
: Helostoma temminckii Cuvier dan Valenciennes
Secara morfologis ikan tambakan mampunyai ciri-ciri sebagai berikut; badan pipih compressed, berbentuk ovallonjong. Mulut dapat disembulkan,
celah mulut horizontal sangat kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal, mempunyai deretan gigi biasanya ujungnya hitam. Sisik tergolong ctenoid, jika
diraba kasar karena ada duri-duri pada tepinya Susanto et al. 1987. Ikan tambakan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Ikan Tambakan sumber: koleksi pribadi. Warna dasar badannya kekuningan hingga perak kehijauan, antara bagian
atas dan bawah badan mempunyai warna yang tidak rata. Pada sebelah atas badannya mempunyai warna yang lebih gelap atau berwarna hijau zaitun,
sedangkan perutnya selalu berwarna putih. Sirip-siripnya berwarna kehijauan atau kuning pucat. Khusus sirip punggung dan anus pada sebelah depannya
mempunyai pinggiran berwarna gelap. Matanya berwarna coklat, agak kuning. Pada lingkungan yang baik, tambakan akan memperlihatkan sebentuk garis
berwarna gelap pada bagian belakang sirip pungging dan anus, juga pada sirip ekor. Sisiknya agak kasar, jika diraba terasa ada durinya. Sisik ini tergolong sisik
ctenoid Susanto et al. 1987. Bentuk badan tambakan tinggi dan gepeng, sirip dorsal panjang dengan
16-18 jari keras dan 13-16 jari lunak, sirip anal dengan 13 –15 jari keras dan
17 –19 jari lunak. Sirip dada besar, membulat dan sirip ekor cekung. Garis sisi
terbagi atas 2 bagian, bagian posterior mulai di bawah ujung bagian anterior, melalui 43
–48 sisik. Tidak ada tanda yang jelas untuk membedakan jenis kelamin, tetapi ikan betina umumnya lebih gemuk. Ada 2 macam warna pada ikan ini yaitu
hijau dengan dengan garis pada sisi abu-abu dan sirip coklat gelap, dan ada yang berwarna merah jambu albino dengan sisik keperakan Gaffar 2007.
Ikan tambakan sangat toleran terhadap berbagai kondisi perairan, daerah penyebarannya di Indonesia dan Thailand, pada perairan dengan suhu 22 hingga
28 derajat Celcius dan pH 6,8 –8,5. Umumnya mendiami perairan yang dangkal,
berarus lambat dan padat vegetasi. Ukuran ikan dewasa dapat mencapai 15-30 cm. Tipe makan ikan ini adalah omnivor, yang memakan semua jenis makanan
terutama algae bentos, tanaman air, plankton dan insekta. Ikan Tambakan dapat