Perbedaan SWOT dengan AHP Klarifikasi dan Justifikasi setiap Peubah dalam AHP

36 Analisis Hirarki Proses AHP juga memiliki kekurangan seperti metode lainnya. Adapun kekurangan metode AHP yaitu: 1. Pengisian kuesioner sulit, karena responden diminta untuk membandingkan satu per satu tiap kriteria dengan range penilaian yang sangat luas dan memerlukan ketelitian dalam mengisi kuesioner. 2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk. 3. Metode AHP tidak disertai dengan kekurangan serta kelebihan dari masing- masing alternatif. 4. Untuk melakukan perbaikan keputusan, harus dimulai lagi dari tahap awal.

4.4.4. Perbedaan SWOT dengan AHP

Pada umumnya setiap metode mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menjawab tujuan penelitian yang digunakan oleh setiap penulis, namun mempunyai perbedaan-perbedaan mendasar dari setiap metode tersebut. Begitu pula halnya dengan metode AHP dan SWOT Strengths, Weakness, Opportunities, Threats . Adapun perbedaan dari kedua metode ini yaitu sebagai berikut : 1. SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan Strengths, kelemahan Weaknesses, peluang Opportunities, dan ancaman Threats dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis dan hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah sedangkan AHP merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mencari alternatif strategi atau memecahkan masalah dari 37 masalah yang kompleks disusun menjadi hirarki-hirarki yang berkesinambungan. 2. Analisis SWOT adalah tahap pertama dari perencanaan dan membantu pengambil keputusan untuk berfokus pada isu-isu kunci dan tahap selanjutnya dapat menggunakan metode QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix sedangkan AHP hanya membutuhkan satu langkah metode untuk mendapatkan suatu pengambilan keputusan.

4.4.5. Klarifikasi dan Justifikasi setiap Peubah dalam AHP

Analisis Hirarki Proses digunakan untuk menyusun strategi solusi permasalahan kemacetan di sepanjang Jalan Cicurug-Parungkuda. Analisis AHP ditentukan terlebih dahulu peubah-peubah yang diduga sebagai peubah penyusun strategi. Berdasarkan hasil identifikasi dari peubah-peubah yang ada, penelitian ini berusaha untuk mengetahui urutan prioritas dari kegiatan penyusunan alternatif strategi dalam mengatasi permasalahan kemacetan di sepanjang Jalan Cicurug- Parungkuda. Analisis faktor dan tujuan penyusun alternatif strategi untuk mengatasi permasalahan kemacetan dilakukan dengan menyusun model struktur hierarki keputusan dengan empat tingkatan, yaitu tingkatan peubah faktor yang berpengaruh, tingkatan peubah aktor yang berperan, tingkatan peubah solusi yang ingin dicapai dan peubah strategi alternatif kebijakan dalam mengurangi permasalahan kemacetan. Berikut adalah uraian dari masing-masing tingkatan tersebut. 38 Hirarki pertama adalah peubah faktor, yaitu identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan kemacetan di sepanjang Jalan Cicurug-Parungkuda. Faktor-faktor itu terdiri dari tiga, yaitu : 1. Aspek sosial budaya. Sosial budaya menjadi penyebab adanya kemacetan. Tingkah laku pengguna jalan yang tidak mentaati peraturan dapat menyebabkan kemacetan. 2. Aspek ekonomi. Aspek ekonomi berupa semua aktivitas ekonomi yang terjadi di sepanjang jalan tersebut. Semua aktivitas ekonomi tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, namun aktivitas ini pula yang menjadi penyebab adanya kemacetan. Kemacetan dapat mengurangi manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat. 3. Aspek manajemen. Aspek manajemen meliputi semua pengelolaan dalam menunjang sistem transportasi. Manajemen yang kurang baik dapat menjadi penyebab adanya kemacetan. Hirarki Kedua adalah peubah aktor, yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung di dalam kegiatan lalu lintas di sepanjang jalan Cicurug- Parungkuda. Peubah ini terdiri dari empat aktor yang terlibat, yaitu : 1. Satlantas. Satlantas merupakan aktor yang berperan dalam mengatur dan mengelola lalu lintas semua jenis kendaraan di sepanjang jalan Cicurug- Parungkuda. 2. Dinas Perhubungan. Dinas perhubungan merupakan aktor yang berperan dalam mengatur dan mengelola transportasi khususnya angkutan umum dan kendaraan barang di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda. 39 3. Dinas PU. Dinas PU merupakan salah satu decision maker dalam mengelola kualitas jalan raya serta aksesorisnya seperti trotoar dan saluran air. 4. Perusahaan. Perusahaan merupakan aktor yang mempunyai andil dalam permasalahan kemacetan. Perusahaan-perusahaan di sepanjang jalan Cicurug Parungkuda memiliki tenaga kerja dengan jumlah yang banyak. Pengelolaan yang baik di dalam perusahaan dapat mengurangi tingkat kemacetan. Hirarki ketiga , yaitu peubah solusi yang ingin dicapai. Dalam hal ini, terdapat beberapa solusi yang ingin dicapai dalam mengatasi permasalahan kemacetan, yaitu terdiri dari tiga yaitu : 1. Efisien waktu. Banyak waktu terbuang karena terjebak dalam kemacetan yang seharusnya waktu tersebut dapat digunakan untuk aktivitas lain. Efisien waktu menjadi solusi yang ingin dicapai dalam penyusunan strategi AHP karena hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas serta dapat menggunakan waktunya untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat. 2. Peningkatan penghasilan. Kemacetan dapat mengurangi penghasilan bagi sebagian besar masyarakat terutama yang bekerja dengan memanfaatkan barang publik seperti jalan raya seperti supir. Pengurangan kemacetan dapat menstimulus masyarakat untuk meningkatkan penghasilan mereka. 3. Peningkatan jumlah kunjungan wisata. Kemacetan juga akan menghambat pariwisata. Selama ini obyek wisata di daerah Kabupaten Sukabumi masih terkendala oleh masalah teknis. Oleh karena itu, pemecahan masalah kemacetan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan terhadap obyek wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi. 40 Hirarki keempat , yaitu peubah alternatif strategi yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan kemacetan . Alternatif strategi tersebut adalah: 1. Pengoptimalan jalur alternatif. Keuntungan dari alternatif ini yaitu dapat menghemat waktu perjalanan bagi para pengguna kendaraan bermotor tanpa harus melewati lokasi-lokasi rawan macet. Mobil pribadi dan angkutan umum Sukabumi-Bogor dapat melewati jalur alternatif ini sehingga dapat menghemat waktu perjalanan. Pengaruh pengoptimalan jalur alternatif terhadap pengurangan kemacetan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda ini yaitu dapat mengurangi jumlah kendaraan yang melewati lokasi-lokasi rawan macet sehingga kepadatan lalu lintas dapat berkurang. 2. Membatasi jumlah kendaraan. Hal ini dilakukan dengan melihat usia kendaraan, pembenahan angkutan umum kondisi fisik, jumlah maupun trayeknya, serta bekerja sama dengan perusahaan perakit kendaraan untuk membatasi jumlah kendaraan. Cara ini tidak mudah dalam pelaksanaannya. Untuk mengetahui tahun pembuatan kendaraan bermotor, perlu dilihat Surat Tanda Nomor Kendaraan STNK yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian, dan ini berarti harus menghentikan kendaraan untuk memeriksanya. Hal ini akan sulit dalam pelaksanaannya, di samping akibat yang akan timbul berupa antrian kendaraan, yang selanjutnya berakibat dengan terjadinya kemacetan lalu lintas, khususnya pada jalur-jalur jalan yang padat lalu lintas. Pembenahan angkutan umum sulit dilakukan mengingat tujuan jangka panjang transportasi yaitu memaksimalkan peran transportasi publik. Kerjasama antar dinas dengan perusahaan perakit mobil juga dapat menimbulkan multiplier effect dimana hal ini merugikan perusahaan serta tenaga kerja di dalamnya. 41 Pembatasan jumlah kendaraan tanpa diikuti dengan aturan yang berlaku dapat menimbulkan dampak negatif. 3. Usaha yang lebih berjangka panjang dengan menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang fly overs atau underpass untuk menghindari persimpangan-persimpangan sebidang, yang berarti mengurangi kemacetan lalu lintas. Tetapi cara ini membutuhkan biaya yang sangat besar, dan bila tidak diimbangi dengan pembatasan produksi impor kendaraan bermotor, pada suatu saat akan timbul kembali masalah kepadatan lalu lintas. 4. Pelebaran jalan. Ruas sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda yang sempit menjadi salah satu penyebab adanya kemacetan karena jumlah kendaraan tidak sebanding dengan lebar jalan yang mengakibatkan adanya penumpukan kendaraaan. Pelebaran jalan dinilai menjadi alternatif yang efektif bila diimbangi dengan perilaku pengguna jalan yang taat aturan. 5. Pengaturan jadwal keluar masuk mobil container perusahaan. Mobil container perusahaan yang berukuran panjang dan besar dapat menjadi penyebab adanya kemacetan di sepanjang jalan tersebut karena mobil tersebut berjalan dengan kecepatan yang rendah sehingga memperlambat pergerakan kendaraan lain di belakangnya. Jadwal keluar masuk mobil container diharapkan pada malam hari karena pada saat itu volume kendaraan jauh lebih sedikit dibanding siang hari sehingga tidak mengganggu jalannya lalu lintas. 6. Pengaturan jadwal keluar masuk buruh pabrik-pabrik industri. Jam-jam keluar masuk tersebut bertepatan dengan aktivitas para pekerja lain diluar pabrik sehingga terjadi penumpukan kendaraan. Pengaturan ulang jadwal masuk buruh diharapkan dapat mengurangi kemacetan. 38 Gambar 4. Skema hierarki AHP untuk analisis kemacetan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda. Alternatif Kebijakan dalam Mengatasi Permasalahan Kemacetan Tujuan Utama Faktor Aktor Alternatif Strategi Aspek Sosial Budaya Aspek Ekonomi Aspek Manajemen SATLANTAS Dinas Perhubungan Dinas PU Perusahaan Pengoptimalan jalur alternatif Pembatasan jumlah kendaraan Pembuatan fly over dan underpass Pelebaran jalan Pengaturan jadwal keluar masuk mobil container perusahaan pengaturan jadwal keluar masuk buruh pabrik 42 Efisien Waktu Peningkatan jumlah kunjungan wisata Solusi Peningkatan penghasilan 43

V. GAMBARAN UMUM LOKASI