dalam menjalankan usahanya, sehingga dapat diketahui apakah lingkungan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan pengembangan usaha. Penentuan
bersama bentuk pengembangan usaha Sangkuriang Jaya dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan keinginan pihak perusahaan.
Kemudian dilakukan rencana usaha kolaboratif tentang aspek pasar, teknis, manajemen dan finansial. Data yang diperoleh dan ditabulasikan, lalu
selanjutnya, terkait analisis kelayakan aspek pasar dan pemasaran, analisis teknis dan teknologi, analisis kelayakan aspek-aspek seperti kelayakan aspek
manajemen operasional, kelayakan aspek dampak usaha dan analisis sensitivitas.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Babakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari
sampai dengan bulan Maret 2011.
3.3. Pengumpulan Data
Data dan informasi dikumpulkan untuk menjelaskan gambaran dan keterangan yang berkaitan dengan lingkup usaha. Data primer diperoleh
melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian dengan wawancara dan Focus Group Discussion FGD dengan pihak Sangkuriang Jaya yaitu
pemilik dan karyawan Lampiran 1. Data sekunder merupakan dokumen- dokumen tertulis dari Sangkuriang Jaya, lembaga-lembaga terkait dan studi
pustaka.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif
adalah menganalisis kelayakan usaha
Sangkuriang Jaya dilihat dari aspek manajemen usaha dan dampak usaha. Metode analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung
kelayakan usaha ini dari aspek-aspek seperti pasar, teknik dan finansialnya. Selanjutnya, hasil analisis dijelaskan secara deskriptif dan
untuk aspek finansial dilakukan dengan menghitung NPV, IRR, Net BC, BEP, PBP dan analisis sensitivitas dengan alat bantu Microsoft Excel.
Aspek-aspek yang ditelaah Husnan dan Suwarsono, 2000 adalah: 1. Aspek Pasar
Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, bentuk pasar, program pemasaran,
pesaing dan perkiraan penjualan. Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dapat diperkirakan penjualan yang
mungkin terjadi dan nantinya dapat memperkirakan anggaran usaha. Analisis permintaan dan pesaing didapatkan dari penyebaran angket
yang diberikan kepada pembudidaya
yang terbiasa melakukan pembenihan Lele Sangkuriang.
2. Aspek teknis Penilaian aspek teknis dilakukan dengan menganalisis apakah dari
segi pembangunan usaha dan segi implementasinya secara teknis dapat dilaksanakan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui pula rancangan
awal penaksiran biaya investasi dari usaha ini. Hal-hal yang perlu dianalisis dari aspek teknis ini adalah :
a. Lokasi proyek, dimana usaha didirikan dengan pertimbangan lokasi dan lahan usaha.
b. Skala usahaluas produksi, ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis.
c. Mesin dan alat pembantu mesin, dengan melihat kriteria
pemilihannya. d. Proses produksi dan tata letak, termasuk bangunan dan fasilitas
lainnya. e. Penyediaan bahan baku.
3. Aspek finansial a. NPV atau nilai bersih sekarang
= ±
1
Keterangan : ACF
t
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t
k = tingkat diskonto yang tepat
IO = pengeluaran kas awal
N = periode analisis usaha
Kriteria : NPV
0 : usaha layak NPV 0 : usaha tidak layak
b. IRR atau Tingkat Pengembalian Internal.
= .2
Keterangan : ACT
t
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode IRR
= tingkat pengembalian internal IO
= pengeluaran kas awal n
= periode analisis usaha Kriteria :
IRR tingkat pengembalian yang berlaku suku bunga bank : usaha layak
IRR tingkat pengembalian yang berlaku : usaha tidak layak
c. Net BC atau Rasio KeuntunganBiaya Sama dengan Profitabilitas Indeks PI atau Indeks Keuntungan.
= 3
Keterangan : ACF
t
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t k
= tingkat diskonto yang tepat IO
= pengeluaran kas awal n
= periode analisis usaha
Kriteria : PI 1 : usaha layak
PI 1 : tidak layak
d. BEP atau Titik Impas
= .4
e. PBP atau masa pengembalian investasi menurut :
= × 1
5
Kriteria : PBP periode pembayaran maksimum : usaha tidak layak
PBP periode pembayaran maksimum : usaha layak
4. Aspek manajemen Tujuan analisis kelayakan usaha dari aspek manajemen adalah
untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi usaha dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga pada akhirnya
rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen adalah manajemen dalam operasi,
seperti bentuk organisasi, kebutuhan SDM, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan sistem penggajian.
5. Aspek dampak usaha Menganalisis dampak dari pendirian usaha terhadap lingkungan
sekitar, jika banyak benefit atau manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan, maka pendirian usaha tersebut memiliki dampak yang
baik, sehingga dapat dinyatakan layak apabila didirikan. Namun, bila yang terjadi sebaliknya, manfaat yang dirasakan oleh lingkungan dan
masyarakat sedikit, maka usaha tersebut dinyatakan tidak layak.
6. Analisis sensitivitas Perencanaan suatu usaha pada umumnya menggunakan perkiraan
dalam menentukan semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang akan diperoleh tiap tahun oleh suatu usaha. Peubah-peubah kebijakan
yang digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian ini adalah perubahan biaya operasional dan penurunan volume penjualan.
Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah : 1. Periode analisis adalah lima tahun, terhitung mulai tahun 2011 - 2015.
2. Perhitungan menggunakan basis harga tetap fixed price dan penentuan harga menggunakan harga yang berlaku pada periode pengambilan data
pada bulan Juni 2010. 3. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 7, yaitu suku bunga
deposito berjangka Bank BRI pada bulan Juni 2010 BRI, 2010.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Sangkuriang Jaya terletak di Desa Babakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Sebelah utara Desa Babakan berbatasan dengan Kecamatan Dramaga sementara di sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Ciapus Bogor. Desa Babakan Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor memiliki luas daerah 180 Ha. Total penduduk di desa ini 12.804 jiwa,
terdiri dari 6.559 orang laki-laki dan 6.248 orang perempuan. Sektor ekonomi yang terdapat di Kecamatan Ciomas dapat dibagi ke
dalam beberapa sektor, antara lain adalah sektor pertanian, sektor perikanan, dan sektor perdagangan. Sektor pertanian dan sektor perikanan khususnya
perikanan air tawar merupakan sektor ekonomi yang utama dari Kecamatan Ciomas, karena masih banyak yang mendukung untuk melakukan usaha
dalam bidang pertanian dan perikanan. Jenis-jenis kegiatan usaha di Kecamatan Ciomas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Kegiatan Usaha Peternakan dan Perikanan di Kecamatan Ciomas Tahun 2009
No Jenis Usaha
Jumlah unit 1
Kelinci 1
2 Domba
1 3
Ayam ras petelur 1
4 Ayam ras pedaging
2 5
Ikan nila 3
6 Ikan mas
3 7
Ikan gurame 2
8 Ikan patin
2 9
Ikan lele 1
sumber : BPS Kota Bogor 2009 data diolah kembali
Untuk sektor perdagangan benih Lele Sangkuriang di wilayah Bogor begitu pesat, sehingga para pelaku pembesaran Lele Sangkuriang belum dapat
memenuhi permintaan pasar dari wilayah lain di Indonesia. Oleh karena itu,