f. Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis usahatani terdiri dari dua analisis, yaitu analisis pendapatan keuntungan satu periode dan imbangan penerimaan
dan biaya RC. Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian dalam kurun waktu
satu periode Tim Lentera, 2002. Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui besarnya
keuntungan yang diperoleh dari usahatani yang dilakukan dalam kurun waktu satu periode usaha Tim Lentera, 2002. Pendapatan
diperoleh dari selisih antara penerimaan total Total Revenue dengan biaya total Total Cost. Biaya total adalah penjumlahan
dari biaya tetap total dan biaya variabel total per periode. Pada Sangkuriang Jaya, keuntungan yang diperoleh dalam kurun waktu
satu periode pembenihan adalah Rp.28.390.000 nilai tersebut diperoleh dari selisih antara total penerimaan dikurangi total biaya
biaya tetap ditambah biaya variabel, terdiri dari Rp 96.000.000 Rp 67.160.000,00.
Analisis imbangan penerimaan dan biaya diperoleh dari perbandingan antara penerimaan total dan biaya total. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui efisiensi suatu usaha Tim Lentera, 2002. Pada usaha Sangkuriang Jaya, diperoleh RC sebesar 1,42.
Artinya adalah setiap 1,00 biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan Rp 1,42.
Hasil analisis pendapatan usahatani di atas menunjukan bahwa secara teori dalam jangka pendeknya, Sangkuriang Jaya
dikategorikan layak diimplementasikan. Hal ini dikarenakan kriteria TR TC dan RC 1 sebagai syarat suatu usaha yang
menguntungkan atau layak dapat dipenuhi.
g. Kriteria Kelayakan Investasi
Asumsi untuk pengembangan usaha pembenihan Lele Sangkuriang melalui penyusunan cash flow adalah :
1 Umur usaha yang direncanakan adalah lima tahun telah
disepakati oleh pihak Sangkuriang Jaya. 2
Usaha dimulai pada bulan Januari 2011 - Agustus 2015. 3
Target Produksi per bulan 100.000 ekor benih ukuran 5-6 cm. 4
Frekuensi produksi per tahun sebanyak 12 kali panen. 5
Indukan bertelur 50.000 butir dalam sekali pemijahan. 6
Waktu pemeliharaan 20 hari. 7
Biaya investasi untuk investasi dikeluarkan pada tahun ke nol, yaitu sebelum proses produksi dimulai.
8 Biaya investasi tidak dihitung dari usaha yang lama.
9 Luas lahan yang digunakan untuk pendirian usaha
pembenihan Lele Sangkuriang adalah lahan milik pribadi dengan luas ± 1.000 m
2
. 10 Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada
tahun 20102011 dengan asumsi harga konstan selama umur usaha dilakukan.
11 Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam usaha pembenihan Lele Sangkuriang sebanyak 4 empat orang.
12 Sumber modal adalah modal sendiri. 13 Nilai sisa dihitung dengan asumsi umur ekonomis = 0 nol
14 Para pembeli benih merupakan petani pembesaran Lele Sangkuriang, dimana apabila membeli benih lele, akan
datang langsung ke lokasi usaha Sangkuriang Jaya. 15 Tingkat suku bunga yang digunakan 7, yaitu tingkat suku
bunga deposito berjangka bulan Maret 2009 BRI, 2010. 16 Perhitungan pajak dilakukan melalui analisis rugi laba
berdasarkan Undang-undang no 17 tahun 2000. Apabila laba bersih Rp.0
Rp.5 juta, maka tidak dikenakan pajak. Bila laba bersih di atas Rp. 5 juta dan di bawah Rp. 50 juta akan
dikenakan pajak 5. Bila nilai laba bersih di atas Rp. 50 juta - Rp 100 juta, maka pajak yang dikenakan adalah sebesar
10.
17 Analisis sensitivitas dilakukan dengan satu perubahan, yaitu penurunan kapasitas produksi 30.
Empat 4 kriteria umum yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi suatu usaha, yaitu NPV, Profitability Index
PI, IRR, dan PBP Umar, 2001. Nilai dari kriteria investasi pengembangan usaha pembenihan Lele Sangkuriang dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Kriteria Penilaian Investasi Pengembangan Sangkuriang Jaya
Kriteria Investasi Nilai
Net Present Value NPV 87.220.466
Profitability Index PI 1,42
Internal Rate of Return IRR 42
Payback Periode PBP 3 tahun
1 NPV
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh selama umur usaha yang
direncanakan. NPV atau manfaat bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi
selama umur ekonomis. NPV diperoleh dari selisih antara PV kas dengan PV investasi. Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh NPV Rp 87.220.446. Nilai tersebut menunjukan bahwa arus masuk Sangkuriang Jaya lebih besar dari pada
arus kas keluarnya, sehingga usaha yang dilakukan ini menguntungkan dan layak diimplementasikan dalam jangka
panjang. Perhitungan kriteria NPV dapat dilihat pada Lampiran 5.
2 PI
PI atau disebut juga Net BC, merupakan perbandingan nilai sekarang dari keuntungan bersih masa depan pada
tahun-tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif, yaitu biaya
investasi awalnya. Nilai PI atau Net BC pada Sangkuriang
Jaya 1,42. Nilai ini menunjukan bahwa kontribusi keuntungan bersih terhadap biaya investasi awal pada
pendirian usaha 1,42. Nilai PI 1, maka pendirian usaha ini menguntungkan dan layak diimplementasikan.
Kriteria ini berhubungan erat dengan Kriteria NPV, dimana jika nilai NPV suatu usaha dikatakan layak NPV
0, maka menurut Kriteria PI juga layak PI 1. Hal ini disebabkan karena kedua kriteria ini menggunakan peubah
yang sama Umar, 2001.
3 IRR
IRR merupakan tingkat suku bunga dari suatu usaha dalam jangka waktu tertentu yang membuat nilai NPV dari
usaha tersebut sama dengan nol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan
dari investasi pada usaha bersangkutan. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai IRR dari Sangkuriang Jaya 42,
Nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga deposito yang digunakan dalam perhitungan, yaitu 7.
Hal ini berarti, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada
pendirian usaha ini lebih besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan
pada bank. Dengan demikian, pemilik atau investor lebih baik menginvestasikan modalnya pada pendirian usaha ini
daripada menabung uangnya di bank. Nilai IRR diperoleh dengan mengunakan metode coba-
coba trial and error. Caranya adalah dengan menghitung jumlah nilai sekarang dari arus kas bersih masa depan selama
umur usaha dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu. Kemudian, nilainya dibandingkan dengan biaya
investasi awal. Jika nilai investasi awal lebih kecil, maka dicoba lagi dengan tingkat suku bunga lebih tinggi.
Sebaliknya, apabila nilai investasi awal lebih besar, maka
dicoba lagi dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah dan selanjutnya hingga mencapai, atau ditemukan nilai yang sama
besar atau mendekati Umar, 2001. Perhitungan kriteria IRR dapat dilihat pada Lampiran 5.
4 PBP
PBP merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan bagi suatu usaha untuk menutupi biaya investasi awal dengan
jumlah keuntungan bersih yang telah didiskontokan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai PBP pada usaha ini
adalah tiga 3 tahun. Artinya pada pengembangan usaha ini baru dapat menutupi pengeluaran biaya investasi dengan
jumlah keuntungan bersih yang telah didiskontokan setelah pengembangan usaha ini berjalan selama tiga 3 tahun.
Sangkuriang Jaya ini mampu menutupi biaya investasi awal sebelum umur usaha berakhir, maka pendirian usaha ini layak
untuk diimplementasikan. Berdasarkan hasil empat kriteria penilaian investasi
pendirian usaha di atas, dapat disimpulkan secara analisis bahwa Sangkuriang Jaya layak untuk diimplementasikan
pada kondisi atau asumsi yang telah disepakati bersama. Hal ini ditunjukan dari nilai NPV 0, PI 1, IRR tingkat suku
bunga deposito yang dijadikan dasar perhitungan, yaitu 7 dan PBP lebih pendek waktunya dari periode pembayaran
maksimum atau tertutupi sebelum umur Sangkuriang Jaya berakhir.
5 BEP
BEP merupakan keadaan pulang pokok dimana total revenue atau penerimaan total TR perusahaan adalah sama
dengan total cost atau biaya total TC yang ditanggungnya. BEP dapat dilihat berdasarkan periode analisis, volume
produksi Q, dan penerimaan Rp. Pada Sangkuriang Jaya ini, BEP dilihat berdasarkan penerimaan Rp dan kuantitas
kg, BEP harga diperoleh Rp. 56,34 per ekor. Angka tersebut menunjukkan bahwa penjualan benih tidak akan mengalami
keugian atau pun keuntungan jika benih dijual dengan harga Rp.56,34. Untuk BEP produksi diperoleh 845.125 ekor.
Artinya, Sangkuriang Jaya harus menghasilkan produksi sejumlah minimal nilai tersebut dalam setiap tahun agar dapat
menutupi biaya produksinya.
h. Analisis Sensitivitas