ketergatungan semakin kecil berarti jumlah penduduk bukan angkatan kerja yang harus ditanggung oleh penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah sedikit.
Secara agregat, rasio ketergantungan penduduk DKI Jakarta tergolong cukup baik karena nilain yang kurang dari 40 persen. Hal ini menunjukan bahwa
jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja yang harus ditanggung adalah lebih sedikit. Rasio ketergantungan pada periode penelitian tidak menunjukan nilai
perubahan yang cukup berarti. Nilai rasio kertergantungan pada tahun 2002 – 2004 berkisar di angka 35 persen dan naik pada tahun 2005 menjadi 39 persen.
Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya mengalami penurunan hingga tahun 2009 mencapai angka 37,27 persen.
Tabel 4.4. Rasio Ketergantungan Penduduk DKI Jakarta Menurut KabupatenKota Periode 2002-2009 Persen
KOTA 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jakarta Selatan
35,01 35,32 35,60 39,29 38,76 38,20 37,78 37,28
Jakarta Timur
36,80 36,87 36,93 39,29 38,78 38,18 37,75 37,26
Jakarta Pusat
33,35 33,84 34,30 39,29 38,74 38,21 37,78 37,29
Jakarta Barat
36,25 36,43
36,59 39,29 38,76 38,17 37,74 37,25
Jakarta Utara
34,94 35,24 35,65 39,29 38,76 38,17 37,74 37,25
DKI JAKARTA
35,27 35,54 35,81 39,29 38,76 38,19 37,76 37,27
Sumber: BPS, 2011 diolah
4.4. Perkembangan Perekonomian
Perekonomian secara umum dapat dilihat dari PDRB Provinsi DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, perkembangan ekonomi dilihat dari sisi laju
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Laju pertumbuhan ekonomi
digunakan untuk melihat perkembangan PDRB DKI Jakarta dari tahun ke tahun, sedangkan pendapatan perkapita digunakan untuk melihat gambaran
kesejahteraan yang diukur dari pendapatan seseorang. Dari sisi laju pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2002 hingga tahun 2007 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2002, laju pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta adalah 4,76 persen dan naik menjadi 5,29
persen pada tahun 2003. Pada tahun-tahun berikutnya kembali terjadi penaikan menjadi 5,73 persen pada tahun 2004, 5,98 persen pada tahun 2005, 6,03 persen
pada tahun 2006, dan 6,40 persen pada tahun 2007. Pada tahun 2008 terjadi penurunan laju pertumbuhan menjadi 6,05 persen dan pada tahun 2009 turun
kembali menjadi 4,88 persen. Tabel 4.5. Laju pertumbuhan PDRB DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut KabupatenKota, 2002-2009 Persen
KOTA 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jakarta Selatan
4,61 5,58 5,59 5,67 6,27 6,41 6,21 5,34 Jakarta
Timur 4,89 5,26 5,75 6,04 5,93 6,35 5,69 4,60
Jakarta Pusat
4,74 5,18 6,00 6,08 6,03 6,50 6,35 5,43 Jakarta
Barat 4,87 5,26 5,48 6,03 5,95 6,33 5,97 4,98
Jakarta Utara
4,75 5,23 5,75 6,02 5,90 6,36 5,81 4,03 DKI
JAKARTA 4,76 5,29 5,73 5,98 6,03 6,40 6,05 4,88
Sumber: BPS, 2011 diolah Dilihat dari pendapatan perkapita, perekonomian DKI Jakarta mengalami
peningkatan walaupun belum terlalu banyak. Pada tahun 2002, pendapatan perkapita penduduk DKI Jakarta adalah 33,27 juta rupiah lalu mengalami
penurunan menjadi 29,96 juta rupiah pada tahun 2003. Pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 2009, pendapatan perkapita DKI Jakarta secara perlahan
mengalami peningkatan. Pada tahun 2004, pendapatan perkapita DKI Jakarta adalah 31,38 juta rupiah, mengalami peningkatan pada tahun 2005 menjadi 32,93
juta rupiah. Hingga tahun 2009, pendapatan perkapita penduduk DKI Jakarta mengalami peningkatan yaitu mencapai 39,86 juta rupiah pada tahun 2009.
Tabel 4.6. Pendapatan Perkapita Provinsi DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut KabupatenKota, 2002-2009 Juta Rupiah
KOTA 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jakarta Selatan
32,98 30,53 31,54
32,65 33,97
35,41 36,88 38,53
Jakarta Timur
20,54 18,75 19,78
20,93 22,12
23,48 24,76 25,69
Jakarta Pusat
69,65 75,82 80,29
85,10 90,15
95,95 10,96 10,61
Jakarta Barat
23,94 19,44 20,16
21,03 21,91
22,93 23,94 24,92
Jakarta Utara
40,13 34,37 36,29
38,42 40,62
43,16 45,59 47,03
DKI 33,27 29,96
31,38 32,93
34,58 36,45
38,31 39,86 JAKARTA
Sumber: BPS, 2011diolah
4.5. Perkembangan PDRB