tahun 2000 menjadi 7,81 persen pada tahun 2010 Tabel 4.1. Kemampuan sektor bangunan yang terus meningkat ini dikarenakan semakin meningkatnya
pengeluaran pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Papua. Selain itu, faktor tingginya biaya bahan baku bangunan juga memegang peran dalam
peningkatan sektor bangunan. Sektor ketiga yang masih bertahan dan terus meningkat kontribusinya
terhadap perekonomian yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi. Keadaan geografis Papua yang lebih didominasi wilayah pegunungan, mengharuskan
sebagian besar transportasi antar wilayah hanya dapat ditempuh lewat jalur udara. Hal ini menyebabkan biaya untuk transportasi semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya mobilitas kegiatan perekonomian antar wilayah. Dengan meningkatnya biaya transportasi maka pendapatan dalam sektor pengangkutan
dan komunikasi juga ikut meningkat. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi terkecil terhadap
perekonomian Papua adalah sektor listrik dan air bersih. Kecilnya pendapatan sektor ini dikarenakan masih rendahnya jumlah rumah tangga yang menikmati
fasilitas listrik dan air bersih. Pada tahun 2010, jumlah rumah tangga yang menggunakan fasilitas listrik hanya sebesar 38,83 persen, sedangkan jumlah
rumah tangga yang mempunyai akses air bersih hanya sebesar 20,41 persen BPS, 2010 Tabel 4.1.
4.2.2. PDRB per Kapita
PDRB per kapita dengan tambang selama tahun 2000-2010 terlihat berfluktuasi dengan kecenderungan semakin menurun. Fluktuasinya nilai ini
dikarenakan produksi tambang yang berfluktuasi setiap tahunnya. Sedangkan nilai yang cenderung menurun dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah
setiap tahun. Rata-rata PDRB per kapita dengan tambang sebesar Rp. 9,24 juta. Nilai tertinggi yang pernah dicapai adalah sebesar Rp. 11,28 juta pada tahun 2001,
sedangkan nilai terendahnya pada tahun 2008 dengan nilai Rp. 7,23 juta Tabel 4.3.
Tabel 4.3 PDRB per Kapita ADHK Provinsi Papua dengan tambang dan tanpa tambang tahun 2000-2010 Rupiah.
Tahun Dengan Tambang
Tanpa Tambang
1 2
3
2000
10.931.227,28 3.511.572,65
2001
11.281.302,07 3.497.517,72
2002
11.243.567,17 3.586.954,38
2003 10.627.902,74
3.625.420,91
2004
7.804.916,28 3.587.710,84
2005
10.092.816,70 3.608.594,98
2006
7.931.195,36 3.726.359,61
2007 7.849.456,87
3.844.745,81
2008
7.342.183,27 4.067.939,24
2009
8.549.761,61 4.373.316,60
2010
7.931.382,82 4.666.965,38
Rata-rata 9.235.064,74
3.827.008,92
Sumber : BPS Provinsi Papua diolah, 2011. Berbeda dengan PDRB per kapita dengan tambang yang semakin
menurun, PDRB per kapita tanpa tambang cenderung semakin meningkat selama sebelas tahun terakhir. Walaupun PDRB per kapita tanpa tambang semakin
meningkat, akan tetapi jika nilainya dibandingkan dengan PDRB per kapita dengan tambang, rata-rata PDRB per kapita tanpa tambang hanya empat puluh
persen dari PDRB per kapita dengan tambang. Rata-rata PDRB per kapita tanpa tambang sebesar Rp. 3,83 juta. Nilai tertinggi yang pernah dicapai sebesar
Rp. 4,67 juta pada tahun 2010, sedangkan nilai terendahnya pada tahun 2001 dengan nilai sebesar Rp. 3,50 juta Tabel 4.3
4.2.3. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua
Dalam kurun waktu 2000 –2010, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Papua sangat fluktuasi. Pada tahun 2000 –2004 laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Papua cenderung menurun hingga -22,53 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2005 yang meningkat signifikan sebesar 36,40 persen.
Di tahun 2010, ekonomi Papua turun hingga 2,65 persen. Fluktuasinya laju pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari pengaruh sektor pertambangan dan
penggalian yang berfluktuasi sepanjang sebelas tahun terakhir dan meningkatnya peranan sektor-sektor lainnya terhadap perekonomian Papua Gambar 4.2.
Sumber : BPS Provinsi Papua diolah, 2011. Gambar 4.2 Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua tahun 2001
–2010 persen.
-30.00 -20.00