dan jus sayuran; dan teh. Kedua, negara yang diteliti adalah negara-negara non- tradisional Asia yang mencakup sepuluh negara Asia, yaitu Bahrain, India,
Kamboja, Lebanon, Sri Lanka, Macao, Malaysia, Pakistan, Thailand, dan Turki. Ketiga, periode waktu analisis adalah tahun 2003-2010.
2.11. Kerangka Pemikiran
Kondisi ekspor produk makanan dan minuman olahan yang mengalami penurunan di sejumlah negara tradisional sebagai tujuan utama ekspor
menyebabkan industri makanan dan minuman dalam negeri perlu melakukan pengembangan di sejumlah negara non-tradisional sebagai negara tujuan ekspor
alternatif untuk dapat terus meningkatkan ekspornya dan tetap memberikan kontribusi terhadap ekspor non migas.
Pasar non-tradisional Asia merupakan salah satu pasar potensial dimana jarak yang dekat dan kebutuhan masyarakat non-tradisional Asia yang tidak jauh
berbeda dengan masyarakat Indonesia dapat mempermudah para pengusaha makanan dan minuman olahan Indonesia dalam memproduksi dan mengekspor
produk makanan dan minuman olahan ke pasar non-tradisional Asia tersebut. Namun, untuk melakukan pengembangan ekspor ke pasar non-tradisional Asia
perlu dilakukan suatu analisis terhadap potensi pasar non-tradisional Asia dan terhadap produk makanan dan minuman olahan yang diekspor.
Untuk mengetahui potensi ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di pasar non-tradisional Asia digunakan tiga metode analisis, yaitu:
metode Export Product Dynamic EPD untuk menganalisis negara-negara non- tradisional Asia yang berpotensi sebagai tujuan ekspor produk makanan dan
minuman olahan Indonesia, metode Revealed Comparative Advantage RCA untuk mengukur daya saing yang dihadapi dalam mengembangkan produk
makanan dan minuman olahan di negara-negara tersebut, dan Gravity Model untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor produk
makanan dan minuman olahan di pasar non-tradisional Asia. Dari hasil analisis ini diharapkan diperoleh implikasi kebijakan yang
cocok dan bermanfaat bagi pengembangan ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di pasar non-tradisional Asia. Untuk memperjelas rangkaian
analisis yang dilakukan, maka disajikan dalam bentuk kerangka pemikiran penelitian seperti pada Gambar 2.2.
Keterangan: mamin = makanan dan minuman
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan
Potensi negara- negara non-
tradisional Asia
Gravity model: -
GDP per kapita riil negara tujuan ekspor
- Populasi negara tujuan ekspor
- Jarak ekonomi
- Nilai tukar riil
- Harga ekspor relatif produk i
- Nilai ekspor tahun ke-t-1
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
ekspor produk mamin olahan Daya saing produk
makanan dan minuman olahan
Metode RCA
Metode EPD
Implikasi Kebijakan Pasar
Tradisional Pasar Non-
Tradisional Asia
2.12. Hipotesis Penelitian