Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Pasar Non-Tradisional Asia periode 2002-2010 Ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di pasar non- tradisional Asia selama periode tahun 2002-2010 mengalami fluktuasi. Adapun berbagai perkembangan nilai ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di pasar non-tradisional Asia ditunjukkan oleh tampilan gambar grafik dengan kode HS1905 sebagai produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis; HS1704 sebagai kembang gula; HS2009 sebagai jus buah dan jus sayuran; dan HS0902 sebagai teh.

4.1.1. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Bahrain Ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di Bahrain berfluktuasi setiap tahunnya. Selama tahun 2006 hingga tahun 2009 ekspor produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis selalu mengalami peningkatan dari US 93,32 ribu pada tahun 2006 menjadi US 654,63 ribu pada tahun 2009. Akan tetapi, nilai ekspor produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis mengalami penurunan ekspor pada tahun 2010 sebesar 44,56 persen atau mencapai nilai US 362,92 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 654,63 ribu. Sementara itu, nilai ekspor produk kembang gula dari tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami peningkatan ekspor. Nilai ekspor yang diperoleh pada tahun 2008 mencapai US 285,48 ribu, US 378,21 ribu pada tahun 2009 dan US 780,24 ribu pada tahun 2010. Sedangkan, peningkatan nilai ekspor yang besar terhadap produk jus buah dan jus sayuran terjadi pada tahun 2007 dengan nilai sebesar US 107,76 ribu dan pada tahun 2010 sebesar US 211,49 ribu. Namun, perkembangan nilai ekspor produk teh di Bahrain sangat tidak baik dimana Bahrain hanya melakukan impor teh Indonesia pada tahun 2005 sebesar US 2,03 ribu, tahun 2007 sebesar US 22,03 ribu, dan tahun 2010 sebesar US 0,44 ribu. Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.1. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Bahrain, 2002-2010

4.1.2. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di India Perkembangan nilai ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di India selama periode tahun 2002-2010 menunjukkan bahwa produk teh merupakan produk yang paling besar diekspor ke India. Namun, selama perkembangannya produk ini mengalami penurunan di tahun 2010 dari US 5.080 ribu atau sekitar US 5,1 juta pada tahun 2009 menjadi US 4.212,25 ribu atau sekitar US 4,2 juta. Sementara itu, produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis selama tahun 2006 hingga tahun 2010 selalu mengalami peningkatan dari US 248,37 ribu pada tahun 2006 menjadi US 1.990,02 ribu atau sekitar US 1,99 juta pada tahun 2010. Peningkatan nilai ekspor pada tahun 2010 di India pun terjadi pada produk kembang gula dan produk jus buah dan jus sayuran. Akan tetapi, selama tahun 2004 sampai tahun 2010 ekspor produk kembang gula ke India selalu mengalami peningkatan dari US 122,69 ribu pada tahun 2004 hingga mencapai nilai US 1.904,75 ribu atau sekitar US 1,9 juta pada tahun 2010. Peningkatan pasca krisis ekonomi global tahun 2008, yakni pada tahun 2010 ekspor kembang gula meningkat sebesar 89,22 persen dibandingkan tahun 2009 yang nilai ekspornya mencapai US 1 juta. Sedangkan, produk jus buah dan jus sayuran berfluktuasi namun diakhiri dengan peningkatan nilai ekspor pada tahun 2010 sebesar US 230,65 ribu dibandingkan tahun sebelumnya yakni tahun 2009 yang mencapai nilai sebesar US 72,74 ribu. 0.000 200.000 400.000 600.000 800.000 1000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902 Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.2. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di India, 2002-2010

4.1.3. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Camboja Ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di Camboja diawali pada tahun 2004 dari periode tahun analisis, yakni tahun 2002-2010. Namun, untuk produk jus buah dan jus sayuran di Camboja selama tahun analisis diperoleh nilai perdagangan yang dimulai di tahun 2007. Perkembangan nilai ekspor produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis di Camboja selama tahun 2006 sampai tahun 2010 selalu mengalami peningkatan permintaan ekspor. Nilai ekspor yang diperoleh pada tahun 2010 mencapai US 320,83 ribu dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 89,75 ribu. Sementara itu, ekspor produk kembang gula selama tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami peningkatan ekspor. Nilai ekspor yang diperoleh pada tahun 2009 mencapai US 444,55 ribu dibandingkan tahun 2008 yang mencapai US 34,53 ribu. Namun, nilai ekspor pada tahun 2010 menurun sebesar 42,55 persen atau mencapai nilai sebesar US 255,41 ribu. Sedangkan, perkembangan ekspor produk jus buah dan jus sayuran di Camboja sangat tidak baik karena ekspor yang dilakukan hanya terjadi pada tahun 2007 sebesar US 5,93 ribu, tahun 2008 sebesar US 1,55 ribu, dan tahun 2010 sebesar US 3,72 ribu. Namun, ekspor produk teh berfluktuasi dengan diakhiri peningkatan ekspor pada tahun 2010 sebesar US 8,59 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai nilai sebesar US 7,01 ribu. 0.000 2000.000 4000.000 6000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902 Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.3. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Camboja, 2002-2010

4.1.4. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Lebanon Selama periode tahun analisis, Lebanon tidak melakukan impor produk teh dari Indonesia. Perkembangan ekspor produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis di Lebanon mengalami peningkatan ekspor yang besar pada tahun 2007 sebesar US 120,81 ribu dan pada tahun 2008 sebesar US 145,98 ribu. Akan tetapi, pada tahun 2009 ekspornya menurun menjadi US 75,54 ribu. Namun, pada tahun 2010 nilai ekspor produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis meningkat menjadi US 83,72 ribu. Meskipun peningkatan nilai ekspor tidak besar seperti yang terjadi pada tahun 2007 dan 2008, produk tersebut masih dapat dilakukan pengembangan ekspor ke Lebanon. Perkembangan nilai ekspor produk kembang gula di Lebanon pun berfluktuasi. Namun, selama tahun 2006 hingga tahun 2010 ekspor kembang gula ke Lebanon meningkat. Pada tahun 2010 nilai ekspornya mencapai US 1.560,73 ribu atau sekitar US 1,56 juta dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 1.024,10 atau sekitar US 1,02 juta. Perkembangan nilai ekspor produk jus buah dan jus sayuran di Lebanon tidak terlalu bagus dimana selama tahun 2005 hingga tahun 2008 dan tahun 2010 tidak diperoleh nilai perdagangan atas produk tersebut. Nilai ekspor yang diperoleh pada tahun 2004 mencapai US 215 ribu dibandingkan tahun 2003 yang mencapai US 55,17 ribu. Sedangkan pada tahun 2009 nilai ekspornya mencapai US 169,10 ribu. 0.000 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902 Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.4. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Lebanon, 2002-2010

4.1.5. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Sri Lanka Perkembangan ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di Sri Lanka mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis pada tahun 2008 mencapai nilai US 173,99 ribu namun pada tahun 2009 menurun menjadi US 115,57 ribu. Tetapi, pada tahun 2010 mengalami peningkatan dengan nilai ekspor yang dicapai sebesar US 166,91 ribu. Perkembangan ekspor produk kembang gula di Sri Lanka pun berfluktuasi dengan nilai ekspor terbesar diperoleh pada tahun 2002 sebesar US 446,18 ribu. Selama perkembangannya yang berfluktuasi, nilai ekspor produk kembang gula mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi US 94,16 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 101,01 ribu. Sementara itu, nilai ekspor produk jus buah dan jus sayuran selama periode waktu 2002 hingga 2010 mengalami perkembangan yang sangat tidak bagus. Nilai ekspor yang diperoleh dari hasil penjualan produk tersebut terdapat pada tahun 2003 sebesar US 0,07 ribu, tahun 2004 sebesar US 5,05 ribu, tahun 2006 mencapai US 21,68 ribu, dan tahun 2008 mencapai nilai sebesar US 0,20 ribu. Sedangkan, perkembangan nilai ekspor produk teh terbesar diperoleh pada tahun 2007 dengan mencapai nilai sebesar US 1,05 juta. Nilai ekspor produk teh pada tahun 2010 mencapai US 371,05 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 420,33 ribu. 0.000 500.000 1000.000 1500.000 2000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902 Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.5. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Sri Lanka, 2002-2010

4.1.6. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Macao Perkembangan ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di Macao pun berfluktuasi, namun terjadi peningkatan ekspor yang besar pada produk jus buah dan jus sayuran sebesar US 2.681 ribu pada tahun 2010 dibandingkan tahun sebelumnya yang tidak terjadi perdagangan. Produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis dalam perkembangan ekspornya yang berfluktuasi diakhiri dengan penurunan pada tahun 2010 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 192,14 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 211,43 ribu. Penurunan nilai ekspor di tahun 2010 pun terjadi pada produk teh yang mencapai nilai ekspor sebesar US 0,67 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 3,54 ribu. Namun, ekspor produk teh di Macao tidak terlalu baik karena tidak setiap tahunnya dilakukan ekspor, seperti pada tahun 2002, 2003, 2006 hingga 2008 tidak diperoleh nilai perdagangan ekspor ke negara tersebut. Sementara itu, produk kembang gula selama perkembangan ekspornya yang berfluktuasi pada tahun 2010 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar US 385,56 ribu dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 312,45 ribu. 0.000 500.000 1000.000 1500.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902 Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.6. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Macao, 2002-2010

4.1.7. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Malaysia Perkembangan ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di Malaysia cukup baik meskipun berfluktuasi setiap tahunnya. Selama berfluktuasi produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis dan produk teh pada akhir periode tahun, yaitu tahun 2010 mengalami peningkatan nilai ekspor masing-masing sebesar US 10,52 juta dan US 16,44 juta. Sedangkan, produk kembang gula dan produk jus buah dan jus sayuran mengalami penurunan pada tahun 2010 masing-masing mencapai nilai ekspor sebesar US 8,44 juta dan US 1,07 juta dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 8,83 juta untuk kembang gula dan US 1,16 juta untuk jus buah dan jus sayuran. Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.7. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Malaysia, 2002-2010 0.000 1000.000 2000.000 3000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902 0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor juta US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902

4.1.8. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Pakistan Ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia ke Pakistan terjadi pada tahun 2003. Selama perkembangannya yang berfluktuasi, terjadi peningkatan ekspor pada tahun 2010 pada produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis sebesar US 9,97 juta dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 22,76 ribu, produk kembang gula sebesar US 588,79 ribu dibandingkan tahun 2009 sebesar US 579,79 ribu, dan produk teh sebesar US 8,79 juta dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 7,60 juta. Sedangkan produk jus buah dan jus sayuran mengalami penurunan nilai ekspor dari US 154,83 ribu pada tahun 2009 menjadi US 106,22 ribu pada tahun 2010. Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.8. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Pakistan, 2002-2010

4.1.9. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Thailand Ekspor produk makanan dan minuman olahan yang diteliti pada penelitian ini di Thailand pada tahun 2010 mengalami peningkatan ekspor. Produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis mengalami peningkatan mencapai US 0.000 5000.000 10000.000 15000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 0.000 10000.000 20000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS2009 HS0902 30,24 juta dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 23,74 juta. Sedangkan, produk kembang gula yang berfluktuasi diakhiri dengan peningkatan nilai ekspor pada tahun 2010 sebesar US 8,36 juta dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 6,89 juta. Nilai ekspor produk jus buah dan jus sayuran pada tahun 2010 mencapai US 38,59 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai US 6,50 ribu. Sedangkan, produk teh pada tahun 2010 mencapai nilai ekspor sebesar US 477,90 ribu dari yang sebelumnya pada tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 303,56 ribu. Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.9. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Thailand, 2002-2010

4.1.10. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Turki Dari produk makanan dan minuman olahan Indonesia yang dianalisis dalam penelitian ini terdapat produk roti, kue, biskuit, dan produk lainnya yang sejenis yang tidak dilakukan ekspor ke Turki. Selama periode tahun 2002-2010, 0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor juta US HS1905 HS1704 0.000 200.000 400.000 600.000 800.000 1000.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS2009 HS0902 nilai ekspor produk kembang gula berfluktuasi namun pada tahun 2007 sampai tahun 2010 ekspor produk kembang gula mengalami fluktuasi nilai ekspor yang rendah jika dibandingkan dengan fluktuasi nilai ekspor tahun 2002 sampai tahun 2006. Walaupun demikian, nilai ekspor produk kembang gula pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar US 119,06 ribu dibandingkan tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 63,08 ribu. Sementara itu, produk jus buah dan jus sayuran selalu mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 575,18 ribu, namun pada tahun 2010 produk ini mengalami penurunan nilai ekspor menjadi US 539,28 ribu. Sedangkan, pada produk teh terjadi peningkatan nilai ekspor yang berturut-turut sejak tahun 2005 sampai tahun 2008 namun kemudian menurun pada tahun 2009 yang mencapai nilai ekspor sebesar US 702,95 ribu. Selanjutnya nilai ekspor produk teh mengalami peningkatan kembali namun dengan nilai ekspor yang besar pada tahun 2010, yaitu sebesar US 1,37 juta. Sumber: UN Comtrade, 2012 Gambar 4.10. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Turki, 2002-2010 0.000 500.000 1000.000 1500.000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekspor ribu US HS1905 HS1704 HS2009 HS0902

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN