Tinjuan Tentang Informasi Akuntansi Manajemen

34 dalam penetapan penyusunan langkah langkah atau tindakan tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Dalam fungsi pengendalian control informasi akuntansi manajemen digunakan oleh menajemen untuk mengevaluasi bahwa, semua tindakan tindakan telah dilaksanakan sebagainmana mestinya atau sesuai dengan yang telah ditetapkan. Informasi akuntansi manajemen digunakan dalam proses pengendalian sebagai alat komunikasi, pemodifikasi, pemotivasi, penarik perhatian dan pertumbuhanpeningkatan.

2.2.8. Tinjuan Tentang Informasi Akuntansi Manajemen

2.2.8.1.Sekilas Tentang Perkembangan Informasi Akuntansi Manajemen Ada dua pendapat tentang sebab-sebab perkembangan akuntansi manajemen. Arief Suadi, State Of The Art Akuntansi Manajemen: Pendekatan kuantitatif”, Makalah disampaikan pada seminar Nasional, Prospek Akuntansi Manajemen dan Permasalahan Penerapannya di Indonesia, 20-27 Pebruari, 1991. a. Pendapat tradisional Perkembangan akuntansi manajemen disebabkan karena terjadinya revolusi industri. Revolusi industri menyebabkan terjadinya peningkatan dalam pemakaian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35 aktiva tetap, sehingga pembukaan model abad XVIII tidak lagi memadai. Hal inilah yang ditengarai sebagai penyebab munculnya akuntansi manajemen. b. Pendapat BaruLain Perkembanganmunculnya akuntansi manajemen disebabkan pada revolusi industri mulai terjadi integrasi perusahaan secara vertikal. Pada awalnya, abad sebelum XIX, akuntansi manajemen belum berkembang. Hal ini disebabkan karena perusahaan pada umumnya masih terdiri dari satu unit produksi saja, karenanya perusahaan tersebut tidak mempunyai transaksi intern transaksi antar unit produksi. Semua transaksi dilakukan dengan pihak luar sehingga harga pasar mempunyai peranan penting. Karena transaksi tersebut dapat ditampung oleh akuntansi keuangan dengan baik maka peranan akuntansi manajemen pada saat itu belum dibutuhkan. Pada abad XIX, akuntansi manajemen mulai berkembang yaitu ketika perusahaan mulai berintegrasi, seperti yang dilakukan oleh perusahaan senjata dan perusahaan tekstil. Dalam perusahaan seperti tersebut di atas banyak terjadi transaksi intern dan transaksi ini tidak dapat didasarkan kepada harga pasar. Akibatnya, perusahaan memerlukan informasi lain untuk melakukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 transaksi sehingga pengukuran terhadap masing-masing unit produksi dalam informasi lainbaru tersebut dapat dipenuhi oleh akuntansi manajemen. Abad XX, muncul berbagai konsep dalam penganggaran dan pengukuran. Sebagai contoh adalah Return Of Invesment ROI yang kemudian dapat dipecah menjadi operating ratio dan inventory turnover. Masing-masing unsur ini kemudian dapat dipecah lagi menjadi beberapa elemen yang lebih rinci. Pada tahun 1938, muncul sebuah konsep baru tentang penilaian persediaan yang dinamakan direct costing. Konsep ini muncul sebagai akibat adanya pendekatan baru yang dinamakan user decision-making approach, terhadap pemenuhan kebutuhan manajemen akan informasi. Di tahun 1960-an dan 1970-an pendekatan ini ditingkatkan menjadi sebuah model analisis formal. Peningkatan ini dimungkinkan karena terdapatnya kemajuan-kemajuan dalam bidang operation research, matematika dan statistika. Pada tahun 1980-an muncul tantangan baru bagi akuntansi manajemen. Kemajuan manajemen Jepang, menyadarkan Amerika bahwa apa yang telah dikembangkan ternyata usang obsolescence. Aspek Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 37 nonfinansial belum mendapat porsi yang seimbang didalam operasi usaha, meskipun aspek ini telah dikenal sejak lama, yaitu sejak tahun 1950-an. Ide dasarnya muncul di Amerika kemudian dikembangkan di Jepang. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berfokus pada tanggung jawab biaya, pendapatan, dan aktiva dirumuskan oleh Jepang secara efisien. Sehingga Jepang memperoleh kesempatan untuk memperbesar labanya dimana hal tersebut sangat sulit dicapai oleh para pesaingnya. Fungsi biaya untuk proses produksi misalnya, disadari benar oleh Jepang sebagai alat untuk memenangkan persaingan. Hal tersebut menimbulkan munculnya konsep-konsep baru : Total Quality Control TQC, Just In Time Production JIT, dan Computer- Integrated-Manufacturing CIM. R.S dan Kaplan A.A. Alkisa, “Advance Management Accounting” , Rnglewood Cliff, New Jersey, Prentice-Hall, Int. Inc,1989, P.428. Total Quality Control TQC, memerlukan konsep baru yang didasarkan pada pendekatan zero-defect. Berdasarkan konsep baru ini, manajemen membutuhkan informasi tentang biaya pengendalian mutu, biaya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 perbaikan terhadap produk cacat, dan imbangan yang ideal antara biaya prevention biaya untuk menaikkan mutu proses produksi dan biaya evaluasi terhadap input produksi. Just In Time Production JIT, konsep ini mencoba meminimkan biaya dengan menghindari persediaan produksi. Dalam konsep ini diusahakan agar : Throughput time = prosessing time + inspecting time ispecting time + convyance time + waiting time Jarak waktu antara saat memulai produksi dan mengirim produksi kepada langganan sama dengan waktu yang diperlukan untuk memproses produksi. Computer-Integrated-Manufagturing CIM, konsep ini telah menggunakan teknologi maju, dalam proses mendesain sampai produksi dikendalikan oleh komputer. Penggunaan konsep ini secara baik akan menyebabkan perusahaan makin mampu bersaing karena economies of scope yaitu kemampuan perusahaan untuk dengan efisien menghasilkan bermacam-macam produk dalam jumlah yang kecil. Dalam CIM biaya tenaga kerja langsung akan hilang dan sebaliknya akan menimbulkan peningkatan biaya tenaga kerja tidak langsung. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 Penggunaan konsep ini menyebabkan timbulnya kebutuhan pengukuran efisiensi CIM. Di antaranya, perbandingan antara process time dengan throughput time, SMED Single minute echange of dies, dan OTED one touch echange of dies dan average distance traveled by products. Indonesia sekarang ini sedang dalam masa transisi dari era bangkit ke era tumbuh. Dalam era ini pola pikir dan pola tindak yang sesuai dengan panggilan jaman adalah pola yang rasional. Akan terjadi rasionalisasi besar-besaran dalam era ini pada hampir semua aspek kehidupan. Karena rasionalisasi ini, kebutuhan kalangan bisnis akan informasi yang direkayasa secara rasional akan meningkat keras. Ini berarti bahwa permintaan akan jasa informasi akuntansi manajemen akan meningkat keras. Dengan demikian suatu peluang yang besar bagi akuntansi manajemen untuk berkembang. Di lain pihak, peluang yang besar tersebut disertai dengan tuntutan agar akuntansi maanjemen bisa tetap relevan pada lingkungan yang sedang berubah dengan cepat. Bambang Sudibyo,”Evaluasi Proyek Akuntansi Manajemen Dalam kaitannya dengan perubahan struktural dan fundamental Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 yang sedang dialami dunia, termasuk Indonesia”, makalah disampaikan pada seminar nasional, Prospek Akuntansi Manajemen dan Permasalahan Penerapannya di Indonesia, 26-27 Pebruari 1990. 2.2.8.2.Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Seperti yang telah disebutkan terdahulu, bahwa informasi akuntansi manajemen bermanfaat bagi manajemen dalam dua fungsi utamanya, yaitu : fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Kedua fungsi ini biasanya dilaksanakan dalam pengendalian manajemen. Adapun pengendalian manajemen tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu : a Pengendalian struktur Pada umumnya, organisasi mempunyai sistem wewenang, status, dan kekuasaan; dan individu-individu didalam organisasi itu mempunyai kebutuhan yang beraneka dari setiap sistem. Kelompok didalam organisasi pun mempunyai dampak yang sangat kuat terhadap perilaku individu dan terhadap prestasi organisasi. Struktur sering digambarkan dengan suatu bagan organisasi. Untuk bekerja secara efektif dalam organisasi, para manajer harus memiliki pemahaman yang jelas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41 mengenai struktur organisasi. Dengan memandang suatu bagan organisas, kita hanya dapat melihat suatu sususnan posisi, tugas tugas pekerjaan dan garis wewenang dari bagian bagian yang terdapat pada organisasi. Namun, struktur organisasi lebih rumit dari yang digambarkan dalam bagan tersebut. Menurut Anthony R.N., Dearden, J. bedford N.M., “Sistem Pengendalian Manajemen” Alih bahasa oleh Agus Maulana 1985-22, Struktur Organisasi itu sendiri sudah merupakan alat pengendalian dengan nama tugas dan tanggung jawab dibebankan kepada individu sesuai dengan kualifikasinya. Selain struktur organisasi, selanjutnya dalam organisasi masih diperlukan suatu sistem informasi yang mengatur komunikasi antara unit-unit kerja baik dalam hubungan horizontal maupun hubungan vertikal. Adapun sistem informasi tersebut adalah informasi akuntansi pertanggung jawaban responsibility Accounting information. Melalui informasi pertanggung jawaban, pertanggung jawaban tiap unit kerja mudah diukur dan para penanggung unit kerja dapat mengetahui kinerjanya. Tanpa menerapkan sistem akuntansi pertanggung jawaban dalam organisasi perusahaan akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 42 mengecewakan individu-individu dalam organisasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Stephen A. Mascove and Mark G. Simkin, “ Accounting Information System ”, 1984-P.43 sebagai berikut : If a responsibility accounting system is not used subsystem will often be evaluated on the basis of activities outside of their control. This can cause frustration to a sub system’s management. Dari pendapat-pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa pengendalian struktur merupakan suatu pengendalian, dimana struktur organisasi itu sendiri sebagai alat pengendaliannya. Sedangkan informasi akuntansi bagi pengendali manajemen, sehingga tiap unit dalam struktur organisasi dapat diatur kinerjanya. b Pengendalian Proses Proses merupakan aktivitas yang memberikan nafas kehidupan bagi struktur organisasi. Adapun proses yang umum terdapat dalam organisasi adalah komunikasi, evaluasi prestasi kerja, pengambilan keputusan, sosialisasi dan pengembangan karier. Sedangkan pengendalian proses merupakan pengendalian dalam hal penetapan program, penyusunan rencanaperencanaan, operasional, analisis hasil. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43 2.2.8.3.Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang berguna untuk keperluan manajerial perusahaan, secara tradisional informasi akuntansi manajemen didominasi oleh informasi finansial, tetapi dalam perkembangannya ternyata peran informasi non finansial juga menentukan. Karakteristik sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut 1. Informasi Broad Scope sistem akuntansi manajemen Dalam informasi Broad Scope dapat memberikan informasi tentang faktor – faktor eksternal maupun internal perusahaan. Informasi Broad Scope juga mencakup informasi tentang non ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin akan terjadi dimasa yang mendatang, serta aspek – aspek lingkungan. Pada organisasi terdapat perbedaan tingkat kebutuhan, maka informasi Broad Scope diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Setiap organisasi juga memiliki tingkat ketidakpastian lingkungan yang berbeda – beda, karena itu informasi Broad Scope sangat berguna untuk membantu dalam meningkatkan otoritas, tanggung jawab dan fungsi kontrol. Perbedaan tingkat desentralisasi dan ketidakpastian lingkungan akan mengakibatkan informasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 44 broad scope ini sangat berguna untuk mencapai kinerja manajerial yang baik. 2. Informasi Timeliness sistem akuntansi manajemen Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara permohonan informasi dengan penyajian informasi yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu juga terkait dengan konsep riil. 3. Informasi Aggregation sistem akuntansi manajemen Informasi yang teraggregasi dengan tepat akan memberikan masukan pendukung dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi informasi lebih sedikit dibandingkan dengan informasi tidak teraggregasi. Dengan adanya informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab fungsional para manajer,maka akan mengurangi konflik bagi perusahaan yang memberikan tingkat kewenangan yang tinggi, maka informasi mengenai area pertanggung jawaban mereka dapat mengurangi konflik dan mendukung para manajerial untuk membatasi informasi yang overload. 4. Informasi Intregrasi Sistem Akuntan Manajemen Informasi yang bersifat intregasi semakin dibutuhkan dalam perusahaan yang semakin banyak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 45 segmen dalam sub unit atau jumlah sub unit dalam organisasi. Dengan begitu pendelegasian kebijakan serta permasalahan kontrol yang akan muncul pada perusahaan desentralisasi, mungkin akan dikurangi dengan adanya informasi terintegrasi. Informasi terintegrasi berperan dalam kondisi kebijakan organisasi yang memiliki tingkat desentralisasi dan tingkat ketidakpastian lingkungan tinggi serta teknologi informasi yang handal agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. 2.2.8.4.Pengertian Kinerja Menurut Sugeng 2001 dalam makalah seminar “Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Pemerintah” sebagai berikut : Agar Rumah Sakit Perusahaan dapat mencapai tujuannya maka perusahaan tersebut harus dapat memuaskan para konsumennya pelanggan. Untuk itu, produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa yang dijual kepada para konsumen harus mempunyai keunggulan dalam hal : a. Bermutu tinggi b. Biayanya rendah c. Berfungsi dengan baik d. Pelaksanaan yang tepat waktu dan tepat dalam jumlah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 46 Perusahaan harus dapat menterjemahkan tujuan- tujuan tersebut ke dalam faktor-faktor kunci sukses penting dan mengimplementasikan rencana strategisnya untuk : a. Melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah secara efisien. b. Mengefisienkan ativitas-aktivitas bernilai tambah yang belum efisien. c. Mengeliminasi atau mengurangi aktifitas-aktifitas tidak bernilai tambah. Salah satu faktor penting yang dapat menjamin keberhasilan implementasi startegis perusahaan adalah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosan dan menyajikan informasi yang tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan. Menurut Mulyadi 1997:419 memberikan pengertian penilaian kinerja, yaitu : “penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kreteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 47 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan 1995:503, kinerja adalah “1. sesuatu yang dicapai; 2. Prestasi yang diperlihatkan; 3. Kemampuan kerja tentang peralatan”. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkan didalam organanisasi. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan. Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen dalam hal ini adalah pimpinan untuk : a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 48 b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti : promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasian kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kreteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 2.2.8.5.Kinerja Manajerial Masalah evaluasi manajerial mungkin tidak akan mendapat perhatian besar apabila para manajer sama-sama berupaya menunjukkan kemampuan terbaiknya. Biasanya pada kebanyakan perusahaan mepekerjakan manajer untuk menjalankan usahanya dan mendelegasikan wewenang pada mereka. Dengan demikian struktur organisasi memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi kinerja pada tingkat organisasi maupun tingkat cabang. Seseorang pada potensi manajerial diharapkan mampu mengharapkan kinerja manajerian yang bersifat abstrak dan kompleks. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 49 Dalam menuju masa depan perusahaan umumnya mendasarkan pada perencanaan tujuan yang hendak dicapai dimasa depan dengan perilaku yanmg diharapkan dari keseluruhan personil dalam mewujudkan tujuan tersebut. Untuk mewujudkan yujuan perusahaan dengan prilaku yang diharapkan tersebut, perusahaan memerlukan sistem pengendalian Mulyadi Setyawan ; 2001:352. Sistem penghargaan berbasisi kinerja merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunakan orang untuk membangkitkan motivasi dalam diri personil, dalam bertindak demi kepentingan terbaik organisasi. Penghargaan atas kinerja dinilai oelh informasi yang dihasilkan dari penilaian atas kinerja personil. Menurut Mulyadi dan Setyawan 2001: 353 penilaian kinerja digunakan untuk menekankan perilaku yang semestinya digunakan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat – bakat, kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam daerah wewenangnya sedangkan tugas manajer itu sendiri Handoko T. Hani ; 1997:29 antara lain : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 a. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer tidak hanya berhubungan dengan bawahan dan atasan tapi juga manajer lainnya dalam organisasi serta berhubungan dengan individu – individu diluar organisasi. b. Manajer memadukan dan mengembangkan tujuan – tujuan yang paling bertentangan dan menerapkan prioritas. c. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan tugas para bawahan. d. Manager harus berpikir secara analisis dan konseptual. Mampu memilah-milah masalah, menganalisa komponen-komponen permasalahan dan memberikan solusi permasalahan tersebut menajdi pemikir konseptual dengan memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan dengan tugas yang lain. e. Manajer adalah mediator atas permasalahan dalam organisasi baik dalam hal individu maupun antar unit kerja. f. Manajer adalah politisi yang mengkampanyekan program mengembangkan hubungan untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-kegiatan, usulan-usulan dan keputusan-keputusannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 g. Manajer adalah diplomat, manajer mampu menjadi wakil representatif pada pertemuan organisasional ataupun dengan pihak lain. 2.2.8.6.Pentingnya Pengukuran Kinerja Jika didesain dan diimplementasikan dengan baik, pengukuran kinerja dapat memberikan manfaat penting pada perusahan, yaitu : a. Menelusuri kinerja dibandingkan dengan harapan- harapan konsumen sehingga perusahaan dekat dengan para konsumennya dan mendorong semua orang dalam perusahaan terlibat dalam usaha memuaskan para konsumen. b. Menjamin keterkaitan antara rangkaian para konsumen internal dan para pemasok internal. Keterkaitan ini dapat mengurangi persaingan lintas fungsional dalam perusahaan dan dapat meningkatkan kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. c. Mengidentifikasikan pemborosan dalam berbagai bentuk dan mengarah pada pengurangan atau pengeliminasian pemborosan. d. Membuat tujuan stategis lebih konkrit sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 e. Membangun konsensus untuk mengubah perilaku yang mendukung pencapaian keselarasan tujuan . f. Meningkatkan keterkaitan antara akuntansi dengan ukuran-ukuran kinerja. Keterkaitan ini bermanfaat untuk menyediakan informasi mengenai biaya aktivitas dan biaya produk serta obyek biaya lainnya. g. Memusatkan perhatian pada komponen-komponen biaya. 2.2.8.7.Tolok Ukur Kinerja Untuk mengukur kinerja perusahaan biasanya digunakan dua informasi, yaitu informasi akuntansi dan informasi non-akuntansi. Untuk informasi akuntansi digunakan pendekatan rasio keuntungan dan rastio pertumbuhan, sedangkan untuk informasi non-akuntansi digunakan pendekatan standarisasi waktu penyelesaian suatu laporan yang dihasilkan. Prestasi kerja yang dicapai oleh perusahaan umumya dihubungkan dengan tujuan perusahaan yang utama adalah untuk memperoleh laba yang maksimal dengan menggunakan biaya secara efisien. Perencanaan strategis harus mencakup pendekatan terstruktur untuk memantau dan mengukur kinerja. Dalam perencanaan strategis, manajemen harus mengidentifikasikan, mengevaluasi dan menilai ukuran-ukuran kinerja yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53 digunakan. Dimana pengukuran itu harus mencakup pengukuran kinerja yaitu : a. Ukuran kinerja konsisten dengan tujuan perusahaan. b. Ukuran kinerja memiliki adaptabilitas pada kebutuhan bisnis. c. Ukuran kinerja dapat mengukur aktifitas-aktifitas signifikan. d. Ukuran kinerja mudah diaplikasikan tersaji tepat waktu. Dengan demikian pengukuran kinerja adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktifitas-aktifitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis, mengeliminasi pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkelanjutan. Watson 1975 menyatakan sistem informasi akuntansi manajemen mengarah pada mekanisme yanmg akan mendukung strutur organisasi Aida Ainul Madya Gudono ; 2001: 9. Dalam kondisi desentralisasi para manajer memiliki peran yang lebih besar dalam pembuatan keputusan dan mengimplementasikannya, serta menjadikan mereka lebih bertanggung jawab terhadap aktivitas kerja cabang yang dipimpinnya. Dengan adanya desentralisasi, akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54 menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang membutuhkan informasi yang relevan untuk mendukung keputusan yang berkualitas. Konsekuensinya, mereka membutuhkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang handal agar dapat menyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berdasar teori kontijensi Otley 1980 mengemukakan perlu adanya kesehatan antara ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi agar dapat meningkatkan karakteristik sistem akintansi manajemen. Kesesuaian tersebut adalah bila tingkat ketidakpastian lingkungan yang semakin tinggi didukung dengan karakteristik akuntansi manajemen yang handal maka akan meningkatkan kinerja manaejerial, begitu pula apabila organisasi meneliti tingkat desentralisasi yang tinggi maka perlu pula diimbangi karakteristik sistem insformasi akauntasi manajemen yang handal untuk mendapatkan kinerja manajerial yang lebih baik lagi.

2.2.9. Pengertian Kinerja Manajerial

Dokumen yang terkait

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN DESENTRALISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Dan Desentralisasi Terhadap Hubungan Antara Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Dengan Kinerja Manajerial (Studi kasus pada PT Kebayora

1 10 17

PENGARUH DESENTRALISASI, KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. ALIM SURYA STEEL.

0 0 8

AMEN10. PENGARUH STRATEGI CUSTOMIZATION TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI PENGGUNAAN KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN YANG BERSIFAT BROAD SCOPE DAN AGGREGATION

1 1 22

PENGARUH INTERAKSI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, DESENTRALISASI, DAN AGREGAT INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ipi14023

1 1 24

PENGARUH DESENTRALISASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ipi31926

4 20 9

ANALISA PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, CUSTOMIZATION, DAN INTERDEPENDENSI TERHADAP DESAIN KARAKTERISTIK INFORMASI BROAD SCOPE DAN AGGREGATION SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN ipi90150

0 0 20

Pengaruh Strategi Bisnis dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial | Ernawati | Jurnal Akuntansi dan Investasi 1008 2886 1 PB

0 0 19

Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Teknologi Informasi Melalui Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Broad Scope dan Aggregation Terhadap Kinerja manajerial (Suatu Kasus Pada Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun)

0 0 19

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN , KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus pada Rumah Sakit di Purwokerto)

0 0 18

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul : Pengaruh Strategi Bisnis, Ketidakpastian Lingkungan, dan Desentralisasi Terhadap Hubungan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broad Scope dan Timeliness dengan Kinerja Organisasi ( Studi

0 0 17