Deskripsi Responden Deskripsi Hasil Penelitian Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan

4.2. Deskripsi Responden

Kuisoner yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 25 kuisoner dan setelah terkumpul, peneliti mengolah hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

4.2.1. Klasifikasi Responden Menurut Umur

Identitas responden berikut ini disajikan table frekuensi tentang umur responden : Tabel 4.1. Klasifikasi Umur Responden Umur Frekuensi Persentase 20 – 25 tahun 10 10,00 25 tahun 15 15,00 Total 25 25 Sumber : olahan data peneliti Berdasarkan table 4.1. diatas diketahui jumlah responden yang berumur 20 – 25 tahun sebanyak 10 orang 10,00 dan jumlah responden yang berumur 25 tahun lebih sebanyak 15 orang 15,00 . Data ini menujukkan responden yang berumur 25 tahun keatas lebih banyak dari responden berumur 20 – 25 tahun.

4.2.2. Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin

Indentitas responden berikut ini disajikan table frekuensi tentang umur responden : Table 4.2. Klasifikasi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Presentase Pria 20 20,00 Wanita 5 5,00 Total 25 25,00 Sumber : olahan data peneliti Berdasarkan table 4.2. diatas diketahui jumlah responden pria sebanyak 25 orang dan jumlah responden wanita 5 orang ini menunjukkan responden pria yang lebih banyak dari wanita.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan sehingga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Investasi, Produksi, Pendidikan Pengusaha, dan Jumlah Tenaga Kerja.

4.4 Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan

Pendapatan industri kecil sepatu kulit Kabupaten Magetan yaitu menunjukan jumlah uang yang diterima seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan yang di dapat para pengusaha di sesuaikan dengan berapa jumlah produksi yang di jual kepada konsumen. Perkembangan Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut Responden dapat disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel. 1 : Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut Responden Responden Pendapatan Industri Kecil Rupiah 1 1.000.000 2 5.000.000 3 500.000 4 2.000.000 5 2.000.000 6 1.000.000 7 2.000.000 8 15.000.000 9 7.000.000 10 1.000.000 11 6.000.000 12 3.000.000 13 1.000.000 14 8.000.000 15 2.000.000 16 5.000.000 17 4.000.000 18 6.000.000 19 9.000.000 20 11.000.000 21 13.000.000 22 18.000.000 23 25.000.000 24 12.000.000 25 20.000.000 RATA-RATA 7.180.000 Sumber : Data Responden Pengusaha Industri Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Dalam tabel 1 dapat diketahui bahwa pendapatan Pengusahal Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut data responden berbeda – beda tetapi rata – rata pendapatan Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan sebesar Rp. 7.180.000. Hal ini disebabkan karena pemerintah kabupaten Magetan mengeluarkan peraturan dalam bentuk memberikan program - program serta penyuluhan bagi para pengusaha yang bertujuan untuk membantu dan meningkatkan pendapatan pengusaha sepatu kulit pada umumnya dan Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan pada khususnya. Sehingga para pengusaha mempunyai wawasan dan solusi untuk memajukan perusahaan. Dari keterangan diatas diketahui bahwa pendapatan tertinggi pendapatan Pengusahal Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut Responden terbesar sebesar Rp. 25.000.000 dan pendapatan terendah yaitu sebesar Rp. 500.000.

4.4.1. Investasi

Investasi adalah sejumlah dana yang dikeluarkan pengusaha untuk membeli barang-barang modal. Sumber modal yang di lakukan adalah dari pinjaman atau modal sendiri untuk membuka usaha sepatu kulit tersebut. Setiap pengusaha mempunyai modal yang berbeda dilihat dari besar kecilnya usaha tersebut. Tetapi terbatasnya investasi yang dimiliki mengakibatkan terbatas produksi yang dihasilkan oleh pengusaha. Perkembangan Investasi yang beragam menurut data responden dapat dilihat dibawah ini: Tabel. 2 : Investasi Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut Responden Responden Jumlah Investasi Rupiahtahun 1 11.000.000 2 27.000.000 3 3.000.000 4 30.000.000 5 15.000.000 6 10.000.000 7 4.500.000 8 50.000.000 9 30.000.000 10 10.000.000 11 38.000.000 12 40.000.000 13 10.000.000 14 35.000.000 15 6.000.000 16 27.000.000 17 38.000.000 18 29.000.000 19 30.000.000 20 50.000.000 21 7.000.000 22 15.000.000 23 16.000.000 24 8.000.000 25 15.000.000 RATA-RATA 22.180.000 Sumber: Data Responden Pengusahal Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Dalam tabel 2 dapat diketahui bahwa menurut data responden rata – rata Jumlah Investasi sebesar Rp. 22.180.00,-. Hal ini disebabkan karena kebanyakan para pengusaha melakukan investasi yang berasal dari modal sendiri, sehingga dana yang tersedia utuk produksi sangat terbatas. Modal yang di pinjamkan dari bank tidak terjangkau di karenakan bunga yang terlalu tinggi dan tidak seseuai dengan hasil pendapatan yang diterima tiap bulannya. Pada umumnya menurut data responden Investasi yang dimiliki oleh Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan yang tertinggi sebesar Rp. 50.000.000 dan terendah sebesar Rp 3.000.000.

4.4.2. Produksi

Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia di Kabupaten Magetan. Tersedianya faktor-faktor produksi menambahkan tingkat keuntungan para pengusaha sehinggga para pengusaha bisa menghasilkan karya baru untuk hasil sepatu yang diciptakan. meningkatkan perusahaan. Pada tabel di bawah ini. Perkembangan Produksi pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut responden dapat di lihat di bawah ini : Tabel. 3 Produksi Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut Responden Responden Produksi Unit 1 150 2 550 3 100 4 500 5 250 6 200 7 672 8 1.200 9 600 10 200 11 650 12 600 13 200 14 660 15 200 16 500 17 400 18 600 19 700 20 500 21 450 22 500 23 650 24 300 25 700 RATA-RATA 481,28 Sumber: Data Responden Pengusahal Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa menurut data responden rata-rata Jumlah Produksi Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan sebesar 481,28 unit di bulatkan menjadi 481 unit. Produksi masing-masing perusahaan berbeda ini tergantung dari pemesan konsumen kepada perusahaan tersebut. Dalam memproduksi sepatu kulit tersebut para pengusaha berusaha untuk menciptakan model baru dan memasarkan hasil ke daerah- daerah bahkan kota-kota lain. Perkembangan tertinggi menurut data responden sebesar 1.200 unit sedangkan perkembangan terendah menurut data responden sebesar 100 unit.

4.4.3. Pendidikan Pengusaha

Pendidikan pengusaha sepatu adalah salah satu modal utama dalam memajukan dan memperluas jaringan usahanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seorang pengusaha maka semakin luas usaha yang berkembang. Dengan pendidikan yang tinggi maka pengusaha mempunyai wawasan dan jaringan yang luas. Sehigga hasil yang diciptakan bisa di pasarkan ke daerah atau kota lain. Dengan pendidikan yang tinggi para pengusaha sepatu bisa menciptakan model baru setiap menghasilkan sewpatu kulit yang akan di produksinya. Dengan model yang berbeda-beda para konsumen akan tertarik dan akan memesan dan membeli sepatu kulit yang di hasilkan perusahaan tersebut. Perkembangan Pendidikan Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut data reponden dapat dilihat dibawah ini : Tabel. 4 Pendidikan Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut Responden Responden Pendidikan Pengusaha Tahun 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 3 10 3 11 3 12 3 13 4 14 1 15 3 16 2 17 4 18 3 19 4 20 4 21 3 22 3 23 1 24 3 25 3 RATA-RATA 2.96 Sumber : Data Responden Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Perkembangan Pendidikan Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut data reponden rata – rata sebesar 2,96 tahun di bulatkan menjadi 3 tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 yang menjelaskan bahwa menurut data reponden, Pendidikan Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan terbesar sebesar 4 tahun dan Pendidikan Pengusaha Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan yang teredah sebesar 1 tahun. Pendidikan yang paling banyak dirtenpuh adalah 3.

4.4.4. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja pengusaha sepatu kulit adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinnya sendiri maupun orang lain. Semakin banyak tenaga kerja semakin banyak pula produksi yang dihasilkan suatu usaha. Tenaga kerja yang terampil, bisa menciptakan model baru untuk dijual kekonsumen ini sangat diperlukan untuk mendirikan usaha sepatu kulit. Dengan hasil karya para tenaga kerja maka akan memberikan pendapatan pengusaha sepatu, sehingga para konsumen puas dengan hasil produksi pengusaha tersebut. Para pengusaha bisa memberikan wawasan dan keterampilan yang di milliki kepada para tenaga kerja sehigga pendapatan para pengusaha meningkat. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja di perusahaan Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut data reponden dapat dilihat dibawah ini : Tabel 5 : Jumlah Tenaga Kerja Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan menurut Responden Responden Jumlah Tenaga Kerja Orang 1 5 2 12 3 2 4 10 5 10 6 3 7 4 8 10 9 12 10 3 11 9 12 5 13 3 14 10 15 8 16 11 17 8 18 12 19 13 20 10 21 8 22 10 23 10 24 8 25 12 RATA-RATA 8,32 Sumber: Data Responden Pengusahal Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja menurut data reponden rata – rata sebesar 8,32 orang atau dibulatkan 8 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 yang menjelaskan bahwa menurut data reponden, Jumlah Tenaga Kerja Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan terbesar sebesar 13 orang dan Jumlah Tenaga Kerja Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan yang teredah sebesar 2 orang. 4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.5.1. Pengujian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik Best Linear Unbiassed Estimator Sebelum kita uji persamaan Regresi Linier Berganda sesuai dengan pengujian secara simultan maupun parsial, maka kita lihat terlebih dahulu apakah Y = 4 4 3 3 2 2 1 1 X X X X          yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antar variabel bebas atau regresi bersifat BLUE Best Linear Unbiassed Estimator, artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut benar-benar linear tidak bias.

1. Pengujian Autokorelasi

Asumsi pertama dari regresi linier adalah ada atau tidaknya autokorelasi yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Dalam analisis nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,907. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi, maka perlu dilihat tabel Durbin Watson. Jumlah variabel bebas adalah empat buah K=4 dan ,jumlah data adalah sebanyak 25 Responden n=25 maka diperoleh D L = 1,036 dan D U = 1,767. Selanjutnya nilai tersebut diplotkan ke dalam kurva Durbin Watson. Berdasarkan kurva Durbin Watson maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi berada pada daerah ketidakpastian. Gambar 10 : Kurva Durbin Watson Daerah Daerah Daerah Daerah Kritis Ketidak- Terima Ho Ketidak- Kritis pastian pastian Tolak Tidak ada Tolak Ho autokorelasi Ho 0 d L = 1,036 d U = 1,767 4-d U = 2,233 4-d L = 2,964 1,088 Sumber : Lampiran 5 dan Lampiran 8 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai DW berada pada daerah ketidak pastian. Diantar nilai d L dan d U

2. Pengujian Heterokedastisitas

Heterokedatisitas di identifikasikan dengan koefisien korelasi Rank Spearman Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05 5. d Tabel 6 : Hasil Pengujian Variabel Dari Korelasi Rank Spearman Taraf Kesimpulan Heterokedastisita Taraf Signifikasi s  Uji Investasi X 1 0,977 0,05 Homoskedastisitas Produksi X 2 0,655 0,05 Homoskedastisitas Pendidikan Pengusaha X 3 0,335 0,05 Homoskedastisitas Jumlah Tenaga Kerja X 4 0,347 0,05 Homoskedastisitas Sumber : Lampiran 5 Dari hasil pengujian heterokedastisitas diperoleh tingkat signifikansi dari korelasi Rank S pearman lebih besar dari taraf level of signifikan yaitu 5 0,05. ubungan sempurna Variance Inflation Factor n rumus sebagai berikut : VIF =

3. Pengujian Multikolinieritas

Asumsi klasik ketiga dari regresi linier berganda adalah ada atau tidaknya multikolinearitas antara sesama variabel bebas yang ada dalam model dengan kata lain tidak adanya h antara variabel bebas yang ada dalam model. Identifikasi secara statistik atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung VIF, denga toleransi Rj 1 2  VIF menyatakan tingkat pembengkakan varians. Apabila VIF lebih kecil dari 10 hal ini berarti tidak ada gejala 1 1  Algifari, 1997;79 multikolinearitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini : Tabel 7 : Uji Multikolinearitas T i Variabel olerans VIF Investasi X 1 0,511 1,956 Produksi X 2 0,456 2,193 Pen idikan Pengusaha X d 3 0,878 1,139 Jumlah Tenaga Kerja X 4 0,624 1,602 bebas X 1 , X 2 , X 3 dan X 4 lebih kecil dari 10, sehingga keempat variabel bebas tersebut 4.5.2. Program For Social Science versi 13.0. Dari hasil seba t : Hubungan Antar bel Bebas n ik K Standa P P Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel uji multikolinearitas menunjukkan nilai VIF untuk Investasi X 1 sebesar 1,956, nilai VIF untuk Produksi X 2 sebesar 2,193, nilai V1F untuk Pendidikan Pengusaha X 3 sebesar 1,139 dan nilai VIF untuk Jumlah Tenaga Kerja X 4 sebesar 1,602. Hal ini berarti nilai VIF pada keempat variabel pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinearitas. Analisis Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Statistical pengolahan penelitian tersebut dapat diambil suatu rumus persamaan gai beriku Tabel 8 : Varia Denga Variabel Ter at Variabel oefesien Regresi rt Error t hitung t tabel artial r 2 artial Investasi X 1 -0,185 0,104 -1,780 - 2,086 -0,370 0,136 Produksi X 2 15237,816 6431,299 2,369 - 2,086 0,468 0,219 Pendidikan Pengusaha X 3 -1197328 1550670 -0,772 - 2,086 -0,170 0,028 Jum 8 0,150 lah Tenaga Kerja X 4 760284,6 403357,1 1,885 - 2,086 0,38 Konstanta : 1173190 relasi R : 0,702 R 2 : 0,493 Koefesien Ko Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7 Y = 1173190 - 0,185X 1 + 15237,816X 2 + 1197328X 3 - 760284,6X 4 Dari persamaan di atas dapat diuraikan dalam suatu persamaan sebagai berikut : a. Konstanta β o = 1173190 Menunjukkan besarnya pengaruh berbagai faktor diluar model, artinya jika variabel bebas dianggap konstan atau sama dengan nol, maka diprediksikan Pendapatan Industri Kecil mengalami kenaikan sebesar b. 1 Rp 1.173.190,-. Koefisien regresi X ,  1 Menunjukkan apabila Investasi bertambah 1 juta rupiah, maka Pendapatan Industri Kecil diprediksikan berkurang Rp 0,185,- dengan 2 3 4 c. Koefis 2 = - 0,185 asumsi X , X dan X adalah konstan. ien regresi X = 15237,816 2  Menunjukkan apabila Produksi bertambah 1 unit, maka jumlah Pendapatan Industri Kecil diprediksikan bertambah Rp 15.237,816,- 1 3 d. dengan asumsi X , X dan X4 adalah konstan. Koefisien regresi X3 = - 1197328 3  Menunjukkan apabila Pendidikan Pengusaha bertambah 1 tahun, maka Pendapatan Industri Kecil diprediksikan berkurang sebesar Rp 1.197.328,- dengan asumsi X 1 X 2 dan X 4 adalah konstan. e. Koefisien regresi X4 4  = 760284,6 Menunjukkan apabila Jumlah Tenaga Kerja bertambah 1 jiwa, maka dustri Kecil diprediksikan akan naik Rp 760.284,- dengan lah konstan. 4.6.1. unakan uji F. pada lampiran 2 ditunjukkan seperti pada tabel berikut ini : Tabel 9 : Hasil Perhitungan Uji F, Variabel Bebas Terhadap Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Pendapatan In asumsi X 1 ,X 2 dan X 3 ada

4.6. Uji Hipotesis