Kualitas Auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan

perusahaan sampel tidak ditemukan opini wajar dengan pengecualian, tidak wajar, maupun disclaimer . Opini wajar dengan tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan yang diberikan kepada 27 perusahaan sampel sebagian besar ditujukan untuk menjelaskan bahwa laporan keuangan anak tidak diaudit oleh KAP yang sama, dan bukan menyatakan sesuatu yang merupakan kabar buruk. Dalam penelitian Whittred 1980 membuktikan bahwa audit report lag yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion . Hal ini disebabkan karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosisasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior dan perluasan lingkup audit. Kesimpulan yang sama juga dikemukakan dalam penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott 1987 yang menyatakan bahwa perusahaan yang diberikan qualified opinion cenderung memiliki audit report lag yang lebih panjang, karena secara logika dapat dikatakan bahwa auditor membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari prosedur audit ketika mengkonfirmasi kualifikasi audit.

F. Kualitas Auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan

Keuangan Sebagaimana dijelaskan oleh De Angelo bahwa kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi auditnya. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Standar umum yang kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam tugasnya. Standar umum yang ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama Mulyadi, 2002. Pengukuran kualitas audit tetap masih merupakan sesuatu yang tidak jelas, tetapi pemakai laporan keuangan biasa mengaitkannya dengan reputasi auditor Teoh and Wong, 1993. Auditor yang memiliki reputasi baik akan cenderung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien. Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut. Hogan and Jeter, 1999. Ada 4 ukuran kategori akuntan publik, yaitu Arens Loebbecke, 1997: 1. Kantor Akuntan Publik Internasional Ada empat Kantor Akuntan Publik terbesar di Amerika Serikat yang disebut Kantor Akuntan Publik Internasional dengan julukan “ The Big Four ” masing-masing memiliki kantor disetiap kota besar di Amerika Serikat dan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kelompok ini sempat dikenal sebagai “Delapan Besar”, dan berkurang menjadi “Lima Besar “melalui serangkaian kegiatan marger. Lima Besar menjadi Empat Besar setelah keruntuhan Arthur Andersen pada 2002, karena terlibatnya dalam Skandal Enron. Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan dolar dalam Skandal Enron yang meledak pada tahun 2001. Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan global dari bisnis Arthur Andersen. Kantor-kantor koleganya di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan internasional lainnya. Di Britania Raya, para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan bergabung dengan Ernst Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst Young. Bangkrutnya Arthur Andersen meninggalkan hanya empat kantor akuntan internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah besar bagi perusahaan-perusahaan internasional besar, karena mereka diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang berbeda untuk pekerjaan audit perusahaan dan layanan non auditnya. Karena itu, hilangnya salah satu kantor akuntan besar itu telah menurunkan tingkat kompetisi di antara kantor-kantor akuntan dan menyebabkan meningkatnya beban akuntansi bagi banyak klien. Keempat Kantor Akuntan Publik ini menyelenggarakan audit-audit bagi hampir semua perusahaan raksasa di Amerika Serikat dan seluruh dunia dan perusahaan lainnya yang lebih kecil. Adapun KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big Four antara lain sebagai berikut: a. Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa Halim; Osman Ramli Satrio Rekan; Osman Bing Satrio Rekan. b. Ernest Young EY yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko Sandjaja; Purwantono, Sarwoko Sandjaja. c. Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta Widjaja. d. PricewaterhouseCoopers PwC yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari Rekan; TanudiredjaWibisana Rekan; Drs. Hadi Susanto Rekan. 2. Kantor Akuntan Publik Nasional Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat dianggap sebagai KAP berukuran Nasional karena memiliki cabang diseluruh kota besar Amerika Serikat, kantor Akuntan Publik ini memberikan pelayanan yang sama dengan “ The Big Four ’ dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal menarik klien. Selain itu juga memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga juga memiliki potensi internasional. 3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional Sebagian KAP di Indonesia merupakan KAP lokal atau regional, dan terutama sekali terpusat di Pulau Jawa. Beberapa diantaranya hanya melayani klien di dalam jangkauan wilayah. Lainnya memiliki beberapa buah kantor cabang didaerah lain. KAP inipun bersaing dengan perusahaan lain dalam menarik klien termasuk bersaing dengan KAP Internasional dan Nasional. 4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil Salah satu faktor yang berkaitan dengan reputasi dari Kantor Akuntan Publik adalah quality dan prestige auditor. Dengan meningkatkan kualitas audit sehingga akan peran dan tanggung jawab auditor sebenarnya sudah diatur dalam standar profesional Akuntan Publik SPAP yang dikeluarkan oleh Auditing Standar Board ABS. Standar tersebut dalam pelaksanaannya sering menimbulkan expectation gap yaitu terjadinya perbedaan antara apa yang masyarakat dan pemakai laporan keuangan percaya atau harapakan dari auditor dengan apa yang aditor yakin tanggung jawab yang diberikan. Maka untuk memberikan kepercayaan kepada klien, pemakaian laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya tentang kualitas atau mutu jasa. Berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur tindakan atau perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah : integritas, objektifitas, independen, kepercayaan, standar-standar teknis, kemapuan profesional dan perilaku etika. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang diauditnya. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berkualitas baik akan menyampaikan laporan keuangan perusahaan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang kurang berkualitas. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang diauditnya Dwiyanti, 2010. Seperti hasil penelitian Oktorina dan Suharli 2005, yang menyatakan bahwa penggunaan kantor akuntan besar mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini disebabkan KAP besar mampu mengerjakan pekerjaan auditnya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai secara tepat waktu, sehingga perusahaan yang memakai KAP big four cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

G. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Delay (Pada Perusahaan Keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

6 13 129

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit, Stuktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

2 19 106

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

0 4 14

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur

0 2 14

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAPKETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Ya

0 7 16

PROFITABILITAS DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN PROFITABILITAS DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN.

0 0 15

Hubungan profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan publik dengan ketepatan waktu penyampian laporan keuangan.

0 1 85

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI.

0 4 91

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN 2009- 2013)

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

0 0 10