10
b. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dimaksudkan agar dalam penyusunan kurikulum patut diperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan karakteristik peserta didik.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa karakteristik peserta didik dalam realitasnya sangatlah beragam dan memiliki tingkat perkembangan yang
berbeda di setiap jenjang pendidikannya. Karena itu, kurikulum diharapkan dapat dirumuskan sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik sehingga
nilai manfaat bagi perkembangan dan kemajuan peserta didik patut diperhatikan dalam penyusunan kurikulum.
c. Landasan Sosiologis
Dengan menjadikan karakteristik masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum, maka pembelajar yang diajar
nantinya tidak akan teralienasi dari lingkungan sosialnya. Lembaga pendidikan sebenarnya dibentuk oleh masyarakat dan dihidupi masyarakat,
karenanya pendidikan harus memberi kemanfaatan kepada masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tidak justru mengasingkan individu dari
lingkungannya. Kurikulum yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
d. Landasan Organisatoris
Dalam perumusan kurikulum, perlu disusun suatu desain yang tepat dan fungsional. Desain yang tepat akan mampu membawa perubahan
yang positif terhadap peserta didik. Selain itu, desain yang fungsional juga patut diperhatikan. Desain kurikulum yang tidak fungsional akan
berdampak pada tidak bermanfaatnya kurikulum. Semakin tepat dan fungsional suatu kurikulum, maka dalam pelaksanaannya akan memberi
efektivitas dari keberadaan kurikulum tersebut.
5. Membedakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
Dalam Standar Nasional pendidikan pasal 1 ayat 15 disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2. Kedua ayat tersebut adalah sebagai berikut.
11 a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
c. Hendaknva diusahakan agar terjalin dengan baik. Mulyana dalam Siregar, 2013:68 menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang
perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikutum tingkat satuan pendidikan, hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan
peserta didik. b. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan
kabupaten atau kota dan departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi
untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: 1 manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah; 2 manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri; dan 3 warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.