Pengaruh Komite Audit terhadap Struktur Modal pada Perusahaan

akan terlaksana dengan baik, maka diharapkan keputusan di dalam pendanaan akan lebih baik. Rupilu 2011 menyatakan bahwa Komite Audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal yang dapat mengurangi sifat oportunistik manajemen. Dalam Pecking Order Theory menurut Myers dan Majluf 1984 dalam Givari 2007 perusahaan lebih menyukai utang daripada saham ketika mereka harus mengeluarkan dana eksternal karena cost of debt dianggap lebih murah daripada cost of equity. Hal ini terjadi karena pilihan pendanaan perusahaan digerakkan oleh biaya-biaya adverse selection yang timbul sebagai hasil asymetric information antara manajer yang lebih mendapatkan informasi dengan investor yang kurang mendapatkan informasi. Menurut Asrida 2011 keberadaan Komite Audit akan mendorong perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangan yang lebih akurat dan akan menurunkan default risk serta meningkatkan utang perusahaan. Keberadaan Komite Audit dalam sebuah perusahaan ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap penentuan Struktur Modal Perusahaan. Menurut Fahmi Oemar 2014 Komite Audit merupakan penghubung antara direksi dengan auditor eksternal, auditor internal serta anggota independen. Dari pernyataan tersebut maka dapat dilihat bahwa peran Komite Audit menjadi tidak signfikan dalam penentuan Struktur Modal perusahaan. Dalam Fahmi Oemar 2014: 379 mengatakan bahwa Komite Audit ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal, serta memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang tepat secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak sesuaian dengan kebijakan, hukum dan regulasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diketahui bahwa Komite Audit merupakan suatu kelompok yang sifatnya independen atau tidak memiliki kepentingan terhadap manajemen dan diangkat secara khusus serta memiliki pandangan antara lain bidang akuntansi dan hal-hal lain yang terkait dengan sistem pengawasan internal perusahaan. Berdasarkan dengan tujuan pembentukan Komite Audit untuk membantu kerja Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan ini, otoritas Komite Audit juga terkait dengan batasan mereka sebagai alat bantu Dewan Komisaris saja. Mereka tidak memiliki otoritas eksekusi apapun, hanya memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari Dewan Komisaris. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kewenangan yang dimiliki oleh Komite Audit hanya sebatas pada kewenangan yang diberikan oleh Dewan Komisaris, sehingga Komite Audit berpengaruh secara signifikan dalam penentuan Struktur Modal. Jika dilihat dari peraturan yang berlaku di Indonesia, terjadi kurangnya fungsi pengawasan dan kelonggaran pemerintah untuk mewajibkan perusahaan membentuk Komite Audit sejak perusahaan didirikan ataupun sebelum melakukan IPO, ini terlihat dari diberikannya kompensasi waktu 6 bulan bagi perusahaan untuk membentuk Komite Audit. Hal ini mengindikasikan peran Komite Audit masih sangat sedikit dalam membantu perusahaan dalam penetapan Struktur Modal.

5. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional dan Komite Audit terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Komite Audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini dapat dilihat dari hasil F hitung sebesar 4,222 jika dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu 2,4645 maka nilai F hitung lebih besar dari t tabel 4,222 2,4645. Nilai probabilitas sebesar 0,003 yang nilainya jauh lebih kecil dari 0,05 maka H5 diterima. Ini menunjukkan bahwa Ukuran Dewan Komisaris X 1 , Kepemilikan Manajerial X 2 , Kepemilikan Institusional X 3 dan Komite Audit X 4 secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan bahwa “Ukuran Dewan Komisaris X 1 , Kepemilikan Manajerial X 2 , Kepemilikan Institusional X 3 dan Komite Audit X 4 secara bersama- sama berpengaruh ternegatif hadap Struktur Modal ”, diterima. Hasil analisis diketahui koefisien determinasi R 2 sebesar 0,147. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,147, maka dapat diartikan bahwa 14,7 Struktur Modal dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yang terdiri dari Ukuran Dewan Komisaris X 1 , Kepemilikan Manajerial X 2 , Kepemilikan Institusional X 3 dan Komite Audit X 4 . Sedangkan sisanya sebesar 85,3 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Dewan Komisaris yang merupakan mekanisme pengendalian tertinggi ini dapat memonitor tindakan manajemen dalam menentukan keputusan pendanaan perusahaan melalui utang atau modal sendiri melalui penerbitan saham. Kepemilikan saham bisa dimiliki oleh manajer perusahaan dan institusi. Kepemilikan Manajerial yang salah satu pemilik sahamnya adalah Dewan Komisaris ini dapat mengurangi konflik antara manajemen dan pemilik saham lainnya dan akan mensejajarkan kepentingan pemilik saham. Dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen ini akan lebih memilih Struktur Modal dengan modal sendiri dibanding dengan menggunakan utang karena resiko yang ditanggung dari utang tergolong besar. Kepemilikan Institusional pada perusahaan akan meningkatkan pengawasan dan akan meningkatkan kepercayaan para investor eksternal. Komite Audit yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untu melakukan pemantauan evaluasi atas perencanaan dan pengendalian intern perusahaan ini akan mengontrol perilaku manajemen yang juga akan melindungi hak para pemegang saham lainnya. Sehingga kepercayaan para pemegang saham akan meningkat. Oleh karena itu, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Komite Audit akan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Struktur Modal.

F. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena masih terdapatnya keterbatasan penelitian seperti : 1. Periode penelitian ini hanya terbatas pada periode tahun 2012 - 2014, sehingga hasil kesimpulan ini kurang dapat digeneralisasikan untuk periode-periode yang lain. 2. Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, sehingga kurang dapat digeneralisasikan untuk jenis usaha yang lain, misalnya lembaga keuangan atau lainnya. 3. Dalam penelitian ini hanya menggunakan faktor internal perusahaan saja yaitu Ukuran Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kmite Audit. Masih banyak lagi faktor yang dapat berpengaruh terhadap Struktur Modal.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

Pengaruh Corporate Governance Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan : studi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta

1 5 76

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

Pengaruh Frekuensi Pertemuan Komite Audit, Ukuran Dewan Komisaris, Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010 – 2012) -

0 0 13