Komite Manajemen Risiko Komite di bawah Dewan Komisaris

24 18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku : a. Melakukan kajian atas rencana perubahan produk Bancassurance, semula merupakan kerja sama distribusi menjadi kerja sama referensi pada bulan Januari 2011 sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1235DPNP tanggal 23 Desember 2010, dengan hasil bahwa Bank telah memenuhi semua persyaratan dan dengan kajian manajemen risiko yang memadai dari Satuan Kerja Manajemen Risiko; b. Melakukan self-assessment untuk menilai kualitas Good Corporate Governance dan memastikan bahwa Direksi bank bjb telah menerapkan manajemen risiko melalui instrumen kuesioner berkoordinasi dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko pada bulan Februari 2012. Hasil self assessment menunjukakan nilai penerapan Good Corporate Governance dan manajemen risiko pada nilai sangat baik dan baik. 19. Memutahirkan secara periodik Pedoman Kerja Komite Pemantau Risiko. Draft Pedoman Kerja Komite Pemantau Risiko diselesaikan dan didiskusikan pada bulan November dan Desember 2012. 10. Komite Eksekutif Saat ini Direksi dibantu oleh beberapa Komite Eksekutif dalam menjalankan tugasnya, yaitu :

a. Komite Manajemen Risiko

Komite Manajemen Risiko yang terdiri dari anggota Direksi dan Para Pemimpin Divisi terkait terdiri dari : Ketua : Direktur Utama Wakil Ketua : Direktur Kepatuhan Manajemen Risiko Sekretaris : Pemimpin Divisi Manajemen Risiko Anggota Permanen : 1. Direktur Operasi 2. Direktur Konsumer 3. Direktur Komersial 4. Direktur Treasury International 5. Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis 6. Pemimpin Divisi Kepatuhan dan Hukum 7. Pemimpin Divisi Audit Internal 8. Pemimpin Divisi Keuangan dan Akuntansi 9. Pemimpin Divisi Credit Risk Reviewer Anggota Tidak Tetap : 25 1. Pemimpin Divisi KPR Mortgage 2. Pemimpin Divisi Jaringan dan Layanan 3. Pemimpin Divisi SDM 4. Pemimpin Divisi Treasury 5. Pemimpin Divisi Internasional 6. Pemimpin Divisi Korporasi Komersial 7. Pemimpin Divisi Konsumer 8. Pemimpin Divisi Dana Jasa Konsumer 9. Pemimpin Divisi Mikro 10. Pemimpin Divisi Umum 11. Pemimpin Divisi Change Management Office 12. Pemimpin Divisi Pendidikan Pelatihan 13. Pemimpin Divisi Manajemen Anak Perusahaan 14. Pemimpin Divisi Corporate Secretary 15. Pemimpin Divisi Institutional Banking 16. Pemimpin Divisi Teknologi Informasi 17. Pemimpin Unit Card Center 18. Pemimpin Unit Electronic Banking 19. Kesatuan Satuan Kerja Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Dewan Komisaris Dewan Direksi Direktur Kepatuhan Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko Unit Bisnis Kredit Risiko Kredit Unit Bisnis Tresuri Likuiditas Risiko Pasar dan Likuiditas Divisi pada Kantor Pusat, Unit Grup Pada Kantor Wilayah dan Kantor Cabang – Pemantauan Risiko Operasional Setiap Divisi di Kantor PusatUnit Grup di Kantor Wilayah dan Cabang bertanggung jawab mengelola risiko di DivisiWilayahCabang masing-masing Divisi Manajemen Risiko Divisi Kepatuhan dan Hukum Melaporkan risiko yang signifikan dan rencana kontijensi Merekomendasikan batas dan kebijakan risiko Laporan Kepatuhan Memantau bataskebijakan risiko Mempersiapkan laporan kelebihan batas risiko Pe n g a w a sa n O p e ra si o n a l Unit Bisnis mengelola risiko atas kegiatan harian Struktur organisasi menjelaskan kegiatan usaha Bank dan telah menetapkan jalur pelaporan dan fungsi yang jelas dari satuan kerja operasional kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian internal. Ruang lingkup pengendalian internal yang tidak termasuk dalam fungsi pengambil keputusan adalah Divisi Kepatuhan dan Hukum, Divisi Audit Internal serta Divisi Manajemen Risiko dimana 26 tugas dan fungsinya tidak mengambil keputusan pada kegiatan usaha Bank. Wewenang dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama yang sekurang-kurangnya meliputi : 1 Penyusunan kebijakan manajemen risiko serta perubahannya, termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan dalam kondisi eksternal tidak normal terjadi; 2 Perbaikan dan penyempurnaan penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan secara berkala maupun insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank dan hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut ; 3 Penetapan justification atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal irregularities, seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis Bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisiexposure risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan ; 4 Menetapkan perubahan materi yang terdapat pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko ; 5 Melakukan evaluasi terhadap penerapan model-model pengukuran risiko bank ; 6 Memastikan dilakukannya pengawasan risiko melalui penetapan toleransi atau limit risiko yang dapat diterima serta alokasi modal terkait cadangan risiko untuk seluruh kegiatan operasional bank ; 7 Mengkoordinasikan dan memantau seluruh strategi manajemen risiko ; 8 Menyetujui strategi manajemen risiko yang melampaui kewenangan pimpinan satuan kerja operasional ; 9 Menilai keseluruhan komposisi risiko dalam portofolio bank ; 10 Mengkaji proposal mengenai produk dan aktivitas baru dan menilai kemampuan bank untuk melaksanakan produk dan aktivitas baru tersebut ; 11 Melakukan evaluasi terhadap penyusunan contingency plan dalam kondisi tidak normal worst case scenario ; 12 Melakukan pemantauan kecukupan permodalan bank terhadap risk exposure sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku ; 27 13 Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan manajemen risiko. Justifikasi yang disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur Utama berdasarkan suatu pertimbangan bisnis dan hasil analisis yang terkait dengan transaksi atau kegiatan usaha Bank tertentu sehingga memerlukan adanya penyimpangan terhadap prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank. Rekomendasi yang diberikan oleh Komite Manajemen Risiko harus mencerminkan suatu kesepakatan diantara para anggota komite. Risk Management Committee RMC Salah satu pilar pelaksanaan Manajemen Risiko yang efektif adalah pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagai bentuk implementasi atas pilar tersebut, Bank Indonesia telah mengatur wewenang dan tanggung jawab Direksi yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 1323DPNP perihal Perubahan atas Surat Edaran Nomor 521DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Ketentuan tersebut diantaranya menyebutkan bahwa Direksi berwenang dan bertanggung jawab untuk menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko. Organisasi Manajemen Risiko ditetapkan oleh Direksi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Tugas dan tanggung jawab secara umum maupun terkait dengan penerapan Manajemen Risiko pada seluruh satuan kerja sesuai dengan visi, misi dan kegiatan operasional serta fokus bisnis bank ; 2. Satuan Kerja Manajemen Risiko bersifat independen terhadap unit kerja yang melaksanakan kegiatan bisnis bank ; 3. Memiliki Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko ; 4. Pendelegasian wewenang disesuaikan dengan karakteristik, kompleksitas produk, tingkat risiko yang akan diambil serta pengalaman dan keahlian personil yang bersangkutan. Penetapan kewenangan tersebut di review secara berkala untuk memastikan bahwa nilai yang ditetapkan masih sesuai dengan kondisi terkini. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pembentukan Komite Manajemen Risiko merupakan salah satu manifestasi atas tugas dan tanggung jawab Direksi dalam mengimplementasikan penerapan Manajemen Risiko yang efektif bagi Bank sesuai dengan ketentuan 28 Bank Indonesia yang berlaku dan mengatur mengenai penerapan Manajemen Risiko tersebut. Situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan yang mengalami perkembangan dan diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan sehingga meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola bank yang sehat Good Corporate Governance dan penerapan Manajemen Risiko yang meliputi 4 empat pilar sebagaimana tersebut diatas. Untuk membantu manajemen dalam pengendalian risiko, pengawasan atas kebijakan bank dan optimalisasi fungsi Manajemen Risiko dibentuk suatu Risk Management Committee yang dapat disebut sebagai RMC. Pembentukan Risk Management Committee memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Keanggotaan Risk Management Committee dapat berisi anggota tetap dan anggota tidak tetap sesuai dengan kebutuhan Bank ; 2. Keanggotaan Risk Management Committee terdiri dari Direksi dan Pejabat Eksekutif terkait ; 3. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko merupakan anggota tetap dari Risk Management Committee ; 4. Pejabat Eksekutif terkait komite yakni Pejabat setingkat Pemimpin Divisi, Ketua Satuan Kerja, atau Pemimpin Unit yang membawahi Satuan Kerja Bisnis, Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Audit Internal dan Satuan Kerja Supporting sesuai dengan kebutuhan ; 5. Risk Management Committee memiliki sub committee yang melakukan pembahasan atas permasalahan-permasalahan sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya. Berdasarkan Kebijakan Manajemen Risiko bank yang berlaku, Bank membagi aktivitas usahanya bisnis dan pendukung menjadi sebagai berikut : 1. Perkreditan ; 2. Treasury dan Investasi ; 3. Pembiayaan Trade Finance dan Garansi Bank ; 4. Pendanaan dan Instrument Hutang ; 5. Operasional Layanan ; 6. Jasa Layanan ; 7. Sistem Informasi Manajemen ; 29 8. Teknologi Sistem Informasi ; 9. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ; 10. Sistem Pengendalian Internal. Dalam rangka peningkatan efektifitas dan fokus pembahasan setiap permasalahan bank yang timbul dan diangkat kepada level Komite, Bank memiliki 3 tiga besaran sub komite yakni sebagai berikut : 1. Risk Management Committee RMC; 2. Credit Risk Committee CRC; 3. Operational Risk Committee ORC; 4. Market Liqudity Risk Committee MRC; 5. SSG – MRC; 6. SSG – CRC; 7. SSG – ORC. Bank mengelompokkan pembahasan atas permasalahan terkait risiko yang terkandung dalam aktivitas usaha diatas ke dalam 3 tiga sub komite. Penjelasan atas masing-masing komite tersebut adalah sebagai berikut : Risk Management Committee merupakan komite utama serta tertinggi dan digunakan sebagai forum pengambil keputusan dari seluruh pelaksanaan kegiatan komite di bawahnya. Komite ini bersifat top level committee dalam struktur organisasi RMC; Market Liquidity Risk Committee merupakan komite yang fokus terhadap pembahasan atas permasalahan-permasalahan dari aktivitas usaha bank yang memiliki Inheren Risk berasal dari Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas. Komite ini bersifat middle level committee dalam struktur organisasi RMC; Credit Risk Committee merupakan komite yang fokus terhadap pembahasan atas permasalahan-permasalahan dari aktivitas usaha bank yang memiliki Inheren Risk berasal dari Risiko Kredit. Komite ini bersifat middle level committee dalam struktur organisasi RMC; Operational Risk Committee merupakan komite yang fokus terhadap pembahasan atas permasalahan-permasalahan dari aktivitas usaha bank yang memiliki Inheren Risk berasal dari Risiko Operasional dan Risiko lainnya Risiko Strategik, Risiko Reputasi, Risiko Hukum dan Risiko Kepatuhan. Komite ini bersifat middle level committee dalam struktur organisasi RMC. Dalam melaksanakan fungsi dan peran setiap committee untuk membantu manajemen dalam melakukan pengendalian risiko, pengawasan atas kebijakan dan optimalisasi fungsi manajemen risiko, setiap sub committee memiliki tim Staf Supporting Group SSG yang 30 bertugas untuk membantu mempersiapkan manajemen dalam upaya pengendalian risiko melalui administrasi dan penyusunan analisis serta kebijakan maupun pedoman yang akan direkomendasikan khusus dalam masing-masing komite. SSG bersifat lower level committee dalam struktur organisasi RMC. Tugas dan tanggung jawab organisasi Risk Management Committee adalah sebagai berikut : Risk Management Committee Wewenang dan tanggung jawab Risk Management Committee adalah sebagai berikut : a. Penetapan kebijakan manajemen risiko serta perubahannya, termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan dalam kondisi eksternal tidak normal terjadi ; b. Penetapan atas perbaikan dan penyempurnaan penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan secara berkala maupun insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank dan hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut ; c. Penetapan justification atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal irregularities, seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisieksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan ; d. Penetapan perubahan materi yang terdapat pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko ; e. Melakukan evaluasi terhadap penerapan model-model pengukuran risiko bank ; f. Memastikan dilakukannya pengawasan risiko melalui penetapan toleransi atau limit risiko yang dapat diterima serta alokasi modal terkait cadangan risiko untuk seluruh kegiatan operasional bank ; g. Mengkoordinasikan dan memantau seluruh strategi manajemen risiko ; h. Menyetujui strategi manajemen risiko yang melampaui kewenangan pimpinan satuan kerja operasional ; i. Penetapan risk appetite risk tolerance atas produk dan aktivitas baru dan sesuai dengan kemampuan bank untuk melaksanakan produk dan aktivitas baru tersebut ; j. Penetapan contingency plan dalam kondisi tidak normal worst case scenario ; 31 k. Melakukan pemantauan kecukupan permodalan bank terhadap risk exposure sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku ; l. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaaan manajemen risiko. Market Liquidity Risk Committee Wewenang dan tanggung jawab Market Liquidity Risk Committee MRC adalah sebagai berikut : a. Melakukan penyusunan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta perubahannya, termasuk menyusun rekomendasi strategi manajemen risiko dan contingency plan dalam kondisi eksternal tidak normal terjadi ; b. Menyusun langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan serta merekomendasikan penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan secara berkala maupun insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank dan hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut ; c. Melakukan analisis bisnis dan merekomendasikan hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal irregularities, seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisieksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan; d. Merekomendasikan perubahan materi yang terdapat pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko ; e. Melakukan evaluasi terhadap penerapan model-model pengukuran risiko bank ; f. Mengkoordinasikan dan memantau seluruh strategi manajemen risiko ; g. Menganalisis dan merekomendasikan strategi manajemen risiko yang melampaui kewenangan pimpinan satuan kerja operasional; h. Mengkaji proposal mengenai produk dan aktivitas baru dan menilai kemampuan bank untuk melaksanakan produk dan aktivitas baru tersebut ; i. Melakukan evaluasi terhadap penyusunan contingency plan dalam kondisi tidak normal worst case scenario dan merekomendasikan perubahan apabila diperlukan ; j. Melakukan pemantauan kecukupan permodalan bank terhadap risk exposure sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku ; k. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaaan manajemen risiko. 32 Ruang lingkup kewenangan Komite Market Liquidity Risk Committee sesuai dengan penjelasan tersebut diatas. SSG – Market Liquidity Risk Committee Wewenang dan tanggung jawab SSG - Market Liquidity Risk Committee SSG-MRC adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan bahan rapat MRC khususnya berkenaan dengan kebijakan umum manajemen risiko pasar dan likuiditas dan melengkapinya dengan hasil-hasil laporan sebelumnya ; 2. Menyiapkan laporan yang bersifat informatif untuk menjelaskan apa saja yang perlu ditanggapi berkenaan dengan kebijakan manajemen risiko ; 3. Mengembangkan teknik-teknik dan metode-metode yang sesuai dan dapat di implementasikan berkenaan dengan konsep manajemen risiko ; 4. Menyiapkan simulasi mengenai metodologi manajemen risiko yang akan dibahas dalam rapat MRC ; 5. Memantau pelaksanaan hasil-hasil rapat MRC ; 6. Mengumpulkan dan menganalisa data, membuat kesimpulan hasil analisis dan konsep rekomendasi untuk bahan pertimbangan ; 7. Mempersiapkan materi terkait kaji ulang kebijakan risiko yang signifikan sesuai dengan strategi bisnis keseluruhan yang dapat mempengaruhi eksposur risiko sebagai bahan pembahasan dalam next higher level committee ; 8. Memantau serta mengevaluasi terhadap keseluruhan komposisi risiko dalam portofolio bank ; 9. Tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan MRC. Credit Risk Committee CRC CRC bertugas untuk membantu manajemen dalam merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi portofolio pekreditan serta memberikan saran-saran langkah perbaikan. Wewenang dan tanggung jawab Credit Risk Committee CRC adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan permasalahan yang bersifat signifikan dan material, meliputi penyusunan kebijakan dan prosedur bidang kredit serta perubahannya, perbaikan atau penyempurnaan penerapan termasuk strategi kebijakan kredit serta contingency plan apabila terdapat kondisi yang tidak normal ; 2. Merumuskan dan merekomendasikan perbaikan dan penyempurnaan penerapan manajemen risiko kredit yang dilakukan secara berkala maupun insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang 33 mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank dan hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut ; 3. Merumuskan kebijakan perkreditan berdasarkan hal-hal khusus yang dikehendaki risk appetite yang berkaitan dengan : a. Target market ; b. Segmentasi ; c. Risk Mitigation ; d. Merumuskan limit kewenangan memutus kredit. 4. Mengawasi pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank KPB secara konsisten serta merumuskan pemecahan masalah apabila terdapat hambatankendala dalam penerapan Kebijakan Perkreditan Bank KPB ; 5. Melaksanakan pengkajianevaluasi secara berkala terhadap Kebijakan Perkreditan Bank KPB dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan atau penambahan Kebijakan Perkreditan Bank KPB ; 6. Melaksanakan pengkajian terhadap efektivitas Sistem Pengendalian Internal Perkreditan secara berkala; 7. Merumuskan perubahan materi yang terdapat pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko kredit ; 8. Melakukan evaluasi terhadap penerapan model-model pengukuran risiko bank ; 9. Merumuskan strategi manajemen risiko kredit yang melampaui kewenangan pimpinan satuan kerja operasional ; 10. Menyusun analisa dan merekomendasikan risk appetite risk tolerance atas produk dan aktivitas baru bidang perkreditan dan sesuai dengan kemampuan bank untuk melaksanakan produk dan aktivitas baru bidang perkreditan tersebut ; 11. Memantau dan mengevaluasi : a. Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan termasuk perkembangan dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan bank dan debitur- debitur besar tertentu ; b. Pelaksanaan kewenangan memutus kredit dan ketentuan Batas Minimum Pemberian Kredit BMPK ; c. Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kebijakan Perkreditan Bank KPB ; d. Kepatuhan dalam memenuhi ketentuan mengenai kecukupan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN ; e. Debitur-debitur besar tertentu dan kredit yang berada dalam daftar kredit dalam pengawasan khusus ; f. Pencapaian target Rencana Kerja dan Pengawasan Kredit Bermasalah ; 34 g. Perencanaan dan pelaksanaan operasional di bidang perkreditan. SSG – Credit Risk Committee Wewenang dan tanggung jawab SSG – Credit Risk Committee SSG - CRC adalah sebagai berikut : a. Mempersiapkan bahan rapat CRC khususnya berkenaan dengan kebijakan umum manajemen risiko pasar dan likuiditas dan melengkapinya dengan hasil-hasil laporan sebelumnya ; b. Menyiapkan laporan yang bersifat informatif untuk menjelaskan apa saja yang perlu ditanggapi berkenaan dengan kebijakan manajemen risiko ; c. Mengembangkan teknik-teknik dan metode-metode yang sesuai dan dapat di implementasikan berkenaan dengan konsep manajemen risiko ; d. Menyiapkan simulasi mengenai metodologi manajemen risiko yang akan dibahas dalam rapat CRC ; e. Memantau pelaksanaan hasil-hasil rapat CRC ; f. Mengumpulkan dan menganalisa data, membuat kesimpulan hasil analisis dan konsep rekomendasi untuk bahan pertimbangan ; g. Melakukan kaji ulang kebijakan risiko yang signifikan sesuai dengan strategi bisnis keseluruhan yang dapat mempengaruhi eksposur risiko ; h. Memantau serta mengevaluasi terhadap keseluruhan komposisi risiko dalam portofolio bank ; i. Tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan CRC. Operational Risk Committee Seperti hal-nya MRC dan CRC, ORC bertugas untuk membantu manajemen dalam merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memberikan saran-saran langkah perbaikan, serta menyusun langkah-langkah contingency plan kegiatan operasional bank dalam kondisi tidak normal. Secara spesifik, wewenang dan tanggung jawab Operational Risk Committee ORC adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan kebijakan dan prosedur manajemen risiko terkait kegiatan operasional bank beserta perubahannya, termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan dalam kondisi eksternal tidak normal terjadi; 2. Merumuskan dan merekomendasikan perbaikan dan penyempurnaan penerapan manajemen risiko operasional yang dilakukan secara berkala maupun insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang 35 mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank dan hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut ; 3. Menganalisis dan merumuskan hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal irregularities, seperti keputusan pelampauan limit operasional bank dibandingkan dengan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisiexposure risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan ; 4. Menganalisis dan merumuskan perubahan materi yang terdapat pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko operasional ; 5. Melakukan evaluasi terhadap penerapan model-model pengukuran risiko operasional bank ; 6. Memastikan dilakukannya pengawasan risiko melalui penetapan toleransi atau limit risiko yang dapat diterima serta alokasi modal terkait cadangan risiko untuk seluruh kegiatan operasional bank ; 7. Mengkoordinasikan dan memantau seluruh strategi manajemen risiko operasional ; 8. Menganalisis dan memberikan rekomendasi atas strategi manajemen risiko yang melampaui kewenangan pimpinan satuan kerja operasional ; 9. Menganalisis dan merekomendasikan risk appetite risk tolerance atas produk dan aktivitas baru dan sesuai dengan kemampuan bank untuk melaksanakan produk dan aktivitas baru tersebut ; 10. Mengembangkan dan memberikan rekomendasi langkah- langkah contingency plan dalam kondisi tidak normal worst case scenario ; 11. Melakukan pemantauan kecukupan permodalan bank terhadap risk exposure sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku ; 12. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaaan manajemen risiko. Pelaksanaan fungsi ORC berlaku untuk seluruh kegiatan operasional bank kecuali kegiatan yang terkait dengan Teknologi Informasi. Pengawasan direksi atas pengembangan kegiatan Teknologi Informasi telah dilakukan oleh komite tersendiri yakni IT Steering Committee. Batasan atas pelaksanaan kewenangan ORC adalah melakukan analisis dan memberikan rekomendasi diluar hal-hal sebagai berikut : a Rencana Strategis Teknologi Informasi ; b Kebijakan dan Prosedur Teknologi Informasi seperti kebijakan pengamanan Teknologi Informasi dan manajemen risiko terkait penggunaan Teknologi Informasi di bank ; 36 c Kesesuaian proyek Teknologi Informasi dengan Rencana Strategis Teknologi Informasi ; d Kesesuaian pelaksanaan proyek Teknologi Informasi dengan rencana proyek project charter yang disepakati ; e Kesesuaian Teknologi Informasi dengan kebutuhan sistem informasi manajemen yang mendukung pengelolaan kegiatan usaha bank ; f Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi. SSG – Operational Risk Committee Wewenang dan tanggung jawab SSG – Operational Risk Committee SSG - ORC adalah sebagai berikut : a. Mempersiapkan bahan rapat ORC khususnya berkenaan dengan kebijakan umum manajemen risiko operasional dan melengkapinya dengan hasil-hasil laporan sebelumnya ; b. Menyiapkan laporan yang bersifat informatif untuk menjelaskan apa saja yang perlu ditanggapi berkenaan dengan kebijakan manajemen risiko; c. Mengembangkan teknik-teknik dan metode-metode yang sesuai dan dapat di implementasikan berkenaan dengan konsep manajemen risiko ; d. Menyiapkan simulasi mengenai metodologi manajemen risiko yang akan dibahas dalam rapat ORC ; e. Memantau pelaksanaan hasil-hasil rapat ORC ; f. Mengumpulkan dan menganalisa data, membuat kesimpulan hasil analisis dan konsep rekomendasi untuk bahan pertimbangan ; g. Melakukan kaji ulang kebijakan risiko yang signifikan sesuai dengan strategi bisnis keseluruhan yang dapat mempengaruhi exposure risiko ; h. Memantau serta mengevaluasi terhadap keseluruhan komposisi risiko dalam portofolio bank ; i. Tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan ORC. Hubungan dengan Committee lain Dalam rangka mendukung pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance yang baik sebagai bagian dari upaya bank dalam melakukan pertumbuhan usaha yang memiliki nilai tambah dan pencapaian visi serta misi yang telah ditetapkan, bank memiliki susunan komite lainnya berada dibawah kewenangan Direksi yakni sebagai berikut : 1. Asset Liabillity Committee ALCO : komite ini fokus kepada pencapaian rentabilitas, pricing strategy, evaluasi performansi bank terkait gap management, BMPK dan PDN, dan melakukan review 37 terkait penempatan dana serta posisi sumber dana untuk mendapatkan cost of fund yang optimal ; 2. Information Technology Steering Committee ITSC : committee ini dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam melakukan pengawasan terkait pengembangan dan pengelolaan Teknologi Informasi. Komite yang berada dibawah RMC dapat berkoordinasi dengan komite lainnya yang berada pada ruang lingkup bank dan dapat secara bersama-sama memberikan rekomendasi kepada Direksi dalam hal ini RMC sebagai forum komite tertinggi dan pengambil keputusan terkait keputusan-keputusan strategis terhadap pengembangan dan pengelolaan kegiatan usaha bank. Masing-masing komite bersifat mandiri karena memiliki ruang lingkup kewenangan yang berbeda namun memiliki tugas dan fungsi yang sama sebagai perumus rekomendasi kepada Direksi terkait kebijakan strategis bank.

b. Credit Policy Committe CPC