Pengertian Tiket Pesawat Udara

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN ANTARA TRAVEL DENGAN

PENUMPANG PESAWAT UDARA

A. Pengertian Tiket Pesawat Udara

Salah satu benda yang dapat dijadikan sebagai bukti tanda masuk adalah tiket.Tiket merupakan bentuk bukti yang sah dan berlaku apabila seseorang ingin memasuki atau mendatangi suatu tempat.Yang menjadi salah satu contoh tiket adalah tiket pesawat udara.Tiket adalah dokumen yang wajib dimiliki setiap calon penumpang sebelum ia menggunakan jasa transportasi tersebut, entah untuk moda transportasi udara, laut, dan darat sebagai suatu dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dan maskapai penerbangan yang digunakan untuk melakukan suatu perjalanan. Blanko tiket biasanya diisi dengan identitas calon penumpang, rute perjalanan, dan jenis pelayanan yang diinginkan. Yang perlu diingat, nama yang tertera di tiket harus sesuai dengan KTP yang berangkat. Selain menaati aturan main, itu juga merupakan syarat mutlak untuk melakukan klaim asuransi jika terjadi apa-apa selama penerbangan. 26 Anak yang berusia dibawah 22 bulan infantbayi tidak diwajibkan membeli tiket dan duduk sendiri, orang tua harus ikut terbang bersama bayi dan menjadi pendamping. Kebanyakan maskapai menerapkan peraturan ketat dalam hal ini, bahkan ada yang harus dibawa ke loket pembelian tiket dan ditimbang 26 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour Travel pada 8 Februari 2014. Universitas Sumatera Utara berat badannya sebelum label boarding pass diberikan. Sedangkan anak diatas 22 bulan child sudah terhitung dewasa dan harus membeli tiket terpisah. Masalah harga, infant hanya cukup membayar sebesar 10 dari total harga tiket orang dewasa, sedangkan child tetap dihitung normal karena mendapat tempat duduk dan servis standar layaknya tiket yang berlaku untuk dewasa. Menurut Rahmat Darsono, tiket pesawat udara adalah salah satu dokumen perjalananyang dikeluarkan oleh maskapai penerangan dan merupakan kontrak tertulissatu pihak yang berisikan ketentuan yang harus dipenuhi oleh penumpang selama memakai jasa penerbangan, dan data penerbangan penumpang yang mempunyai masa periode waktu tertentu. Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian yang sama sebagai kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. 27 Namun dalam dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah pesawat udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang dan helikopter. 28 Tiket pesawat udara itulah yang akan digunakan penumpang agar dapat terbang dengan maskapai penerbangan tersebut. Dahulu tiket pesawat udara 27 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan, “Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan”. 28 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan, “Pesawat Terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri”. Universitas Sumatera Utara berbentuk buku yang terdiri sekitar 4 lembar tipis juga menggunakan kertas karbon berwarna merah agar salah satu lembaran tiket tersebut dikoyak dan disimpan oleh travel atau maskapai penerbangan itu sendiri sebagai bukti pertinggal bagi pihak mereka yang berisikan nama penumpang, rute penumpang, jam penerbangan berangkat dan jam ketibaannya. Tetapi bentuk tiket yang seperti ini mempunyai banyak kekurangan dan resiko yang ditimbulkan. Apabila tiket tersebut hilang ataupun mengalami kerusakan dan kesalahan data penumpang yang tertera di tiket, maka penumpang tidak dapat berangkat dan tiket dinyatakan hangus. Jadi jika ingin berangkat sementara tiketnya hilang, maka tiket harus dibeli lagi. Hal ini tentu merugikan penumpang karena kehilangan,kerusakan dan kesalahan data yang tertera pada tiket bukanlah hal yang disengaja dan kelalaian dari penumpang itu sendiri. Resiko yang lebih besar lagi salah satunya adalah apabila pihak travel mencetak tiket tersebut dengan menuliskan data pada tiket tersebut dan salah dalam penulisan data penumpang makan penumpang tidak dapat terbang, dan hal yang lain apabila ticketing pegawai travel yang mencetak tiket dari travel tersebut melakukan kelalaian berupa tiket yang sudah ia cetak itu hilang, maka ticketing tersebut dapat dituntut oleh penumpang dan resikonya yaitu ticketing mendapat kurungan penjara beberapa minggu akibat kelalaiannya menghilangkan tiket. Itulah yang menjadi keluhan dari berbagai pihak, baik pihak penumpang maupun pihak travel agent yang mencetak tiket penumpang. 29 29 Hasil wawancara dengan Firman, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour Travel pada 08 Februari 2014. Universitas Sumatera Utara Seiring perkembangan zaman, bentuk tiket tersebut berganti menjadi selembar kertas yang hanya di print dari komputer. Hal ini dianggap sangat praktis dan memudahkan penumpang sebab penumpang yang berada di kotalain yang bukan berada di kota travel itu juga dapat mencetak tiket dari kota lain yang sedang ia tinggalin. Bentuk tiket ini disebut elektronik tiket electronic ticket. Electronic ticket ini merupakan tiket yang dianggap sah untuk maskapai penerbangan dimana tiket tersebut dapat di print dari mana saja ia berada. Ia dapat mencetak tiketnya apabila ia berada di luar kota ataupun di kota itu sendiri tanpa harus pergi ke travel. Caranya ia meminta travel tersebut mengirim tiket yang sudah dicetak melalui surat internet email dan tiket tersebut dapat ia print. Selain itu apabila tiketnya tinggal atau hilang sementara penumpangnya akan berangkat, penumpang dapat mencetak tiketnya ke counter maskapai penerbangannya hanya dengan memberikan data-datanya sesuai yang ada di tiket ataupun kode pembukuan code booking dari tiketnya tersebut. Dengan adanya electronic ticket ini, maka resiko dan kekurangan lain yang sering dikeluhkan baik penumpang maupun pihak travel sangat berkurang. Begitu juga dengan bagasi penumpang dimana bagasi dibawa sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan.Selain menyiksa diri sendiri, hal ini sangat ampuh mengantisipasi terjadinya kelebihan bagasi overweight. Sebab jika kelebihan bagasi akan ada penambahan bagasi dan dikenakan biaya penambahan bagasi. Sebaiknya tandai bagasi sensitif sebagai barang pecah belah fragile, dan jangan sekali-kali memasukkan barang berharga ke dalam bagasi. Universitas Sumatera Utara Tiket pesawat udara juga mempunyai ketentuan-ketentuan dimana ketentuan tersebut merupakan catatan penting dari pihak maskapai penerbangan yang harus dipatuhi oleh penumpang.Isi dari ketentuan yang tertera pada tiket tersebut yaitu: • Ketibaan penumpang di bandara airport harus selambat-lambatnya 90 menit atau 2 dua jam sebelum keberangkatan baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. • Check in ticket ditutup 45 menit sebelum jam keberangkatan. • Penumpang harus tiba di gerbang keberangkatan paling lama 30 menit sebelum keberangkatan • Bila penumpang melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit maka wajib menunujukkan kartu tersebut beserta pemegang kartu untuk verifikasi pada counter check in atau proses boarding penumpang dapat dibatalkan. • Bagasi yang ditentukan oleh maskapai penerbangannya ada yang cuma- cuma,ada yang harus membayar, dan ada yang muatan beratnya di kabin ditentukan oleh maskapai penerbangan sehingga penumpang diharapkan harus menaatinya demi keselamatan bersama • Penumpang atau pemegang tiket maskapai penerbangan tersebut harus tunduk kepada syarat dan ketentuan penerbangan yang sudah ditetapkan oleh maskapai penerbangan 30 30 Hasil wawancara dengan Firman, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour Travel pada 09 Februari 2014. Universitas Sumatera Utara Pada tiket tertera tarif tiket. Tarif mempunyai peran yang sangat penting dalam angkutan udara baik bagi perusahaan penerbangan, pengguna jasa angkutan udara maupun bagi pemerintah. Bagi perusahaan penerbangan tarif merupakan sumber pendapatan perusahaan penerbangan, tarif yang tinggi perusahaan penerbangan sehat keuangannya, sebaliknya tarif yang terlalu rendah dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan penerbangan. Bagi penumpang tarif yang murah penumpang dapat menikmati jasa angkutan udara, sebaliknya tarif yang mahal penumpang tidak dapat menikmati jasa angkutan udara.Bagi pemerintah, tarif merupakan sarana untuk mengendalikan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat atas jasa angkutan udara dengan kelangsungan hidup perusahaan penerbangan. Menurut rekomendasi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional ICAO tarif yang dikenakan kepada penumpang dalam perjanjian angkutan udara internasional timbal balik harus disepakati oleh perusahaan penerbangan yang ditunjuk designated airline setelah dibahas bersama antarperusahaan penerbangan yang bersangkutan, tarif yang telah disepakati digunakan dalam angkutan udara internasional kemudian disetujui oleh para pihak yang berjanji double approval. 31 Besaran tarif harus wajar dengan mempertimbangkan biaya operasi, pelayanan, unsur-unsur lain dengan keuntungan yang wajar dengan mempertimbangkan tarif yang dikenakan oleh perusahaan penerbangan yang lain. 31 H.K. Martono, Hukum Penerbangan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Bagian Pertama . Bandung : Mandar Maju, 2009, hal. 77. Universitas Sumatera Utara Tarif yang dikenakan kepada penumpang harus disepakati oleh perusahaan penerbangan yang ditunjuk designated airline setelah dibahas bersama, tarif yang telah disepakati digunakan dalam angkutan udara internasional kemudian disetujui oleh para pihak yang berjanji double approval. Di Indonesia, pada masa orde lama maupun orde baru semua tarif penumpang pesawat udara penerbangan dalam negeri sepenuhnya diatur oleh pemerintah. Sebagaimana disebutkan di atas, tarif penumpang pesawat udara Garuda Indonesian Airways ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan tarif penumpang perusahaan swasta penerbangan dalam negeri lainnya, 32 bahkan untuk tarif kelas utama pesawat udara Garuda Indonesian Airways yang menggunakan Airbus diperkenankan 15 lebih tinggi dibandingkan dengan tarif biasa. 33 Pada masa orde lama maupun orde baru campur tangan pemerintah tidak terbatas pada tarif penumpang pesawat udara penerbangan dalam negeri maupun penerbangan internasional, tetapi juga terhadap tarif-tarif pelayanan jasa kebandarudaraaan seperti pelayanan penumpang penerbangan internasional. 34 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, tarif angkutan udara niaga berjadwal scheduled airlines dalam negeri diatur dalam Maupun tarif penumpang penerbangan dalam negeri, bea pendaratan pesawat udara aircraft landing charge, bea penempatan pesawat udara aircraft storage charge , bea pelayanan penerbangan BP2 route air navigation facility charge. 32 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 96.PR.303Phb-84 tentang Penyesuaian Tarif Udara Dalam Negeri 33 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 157.PR.303Phb-83 tentang Tarif Angkutan Udara Dalam Negeri untuk Kelas Utama Pesawat Udara Air Bus 34 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 180LU3014Phb-79 tentang Bea Pelayanan Penerbangan Internasional Route Air Navigation Facility Charge Universitas Sumatera Utara Pasal 126 sampai dengan Pasal 130. Kebijakan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 adalah neo-liberal, yang merupakan konsep sosialis dengan konsep liberal, karena itu pemerintah campur tangan terhadap tarif khususnya tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi, sedangkan tarif kelas non ekonomi diserahkan kepada hukum pasar supply demand tanpa campur tangan pemerintah. Tarif non ekonomi pemerintah tidak mengatur, tetapi hanya menentukan presentase dari kapasitas tempat duduk, pemerintah merekomendasikan perusahaan angkutan udara niaga berjadwal menyediakan 40 kapasitas tempat duduk untuk non ekonomi, sedangkan sisanya 60 untuk kelas ekonomi. Sesuai dengan ideologi neo-liberal 60 kapasitas tempat duduk angkutan udara niaga berjadwal disediakan untuk kelas non ekonomi yang dijual bebas berdasarkan hukum pasar supply and demand oleh perusahaan angkutan udara niaga berjadwal. 35 1. Tarif Penumpang Kelas Ekonomi Economic Class Passenger Tariff Tarif jasa maksimum menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 pada rute tertentu dalam negeri atas pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi ditetapkan setelah berkonsultasi dengan asosiasi perusahaan penerbangan nasional dengan mempertimbangkan masukan dari asosiasi pengguna jasa penerbangan dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi, biaya tuslah surchange. 35 H.K.Martono, Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No.1 Tahun 2009 Bagian Pertama , Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011, hal. 35. Universitas Sumatera Utara Tarif jarak berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 dimaksudkan besaran tarif per rute penerbangan satu kali penerbangan, untuk setiap penumpang yang merupakan hasil perkalian antara tarif dasar dengan tarif pajak serta dengan memperhatikan kemampuan daya beli, sedangkan pajak dimaksudkan Pajak Pertambahan nilai PPn yang dikenakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tarif jarak terdiri atas biaya pokok rata-rata ditambah dengan keuntungan wajar. Hasil perhitungan tarif pajak, pajak iuran wajib asuransi dan biaya tuslah tambahan surchange merupakan batas atas tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal scheduled airlines dalam negeri. 2. Tarif Batas Atas Upper Limit Tariff 36 Publikasi tarif batas atas yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan melalui media cetak dan elektronik danatau dipasang pada setiap tempat penjualan tiket pesawat udara kepada konsumen. Ketentuan tarif penumpang kelas ekonomi bersifat memaksa artinya badan usaha angkutan udara niaga berjadwal scheduled airlines dalam negeri dilarang menjual harga tiket kelas ekonomi melebihi tarif batas atas yang ditetapkan Menteri Perhubungan dengan ancaman dikenakan sanksi adminsitratif berupa sanksi peringatan danatau pencabutan izin rute penerbangan. Dalam penjelasannya menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 yang dimaksudkan dengan biaya tuslah tambahan surchange adalah biaya yang dikenakan karena terdapat biaya-biaya tambahabn 36 Ibid, hal.35. Universitas Sumatera Utara yang dikeluarkan oleh perusahaan angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif jarak. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan angkutan udara niaga berjadwal di luar perhitungan penetapan tarif jarak tersebut adalah biaya flkuktuasi harga bahan bakar fuel surcharge, biaya yang ditanggung oleh perusahaan angkutan udara karena pada saat berangkat atau pulang penerbangan tanpa penumpang. 3. Tarif Batas Bawah Referensi 37 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tidak menentukan tarif batas bawah, namun demikian berdasarkan Pasal 465 yuncto 464 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 berlaku Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2006 yang mengatur tarif referensi. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan tersebut, dalam rangka menjaga kelangsungan usaha jasa angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dan adanya kenaikan biaya operasi pesawat udara yang cukup signifikan, perlu mengatur tarif referensi untuk penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi. Tarif referensi merupakan salah satu alat pengawasan bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan terhadap perusahaan angkutan udara berjadwal dalam negeri. Tarif tersebut tidak akan mempengaruhi mekanisme harga yang telah tercipta dalam pasar. Dalam penetapan harga jual tiket, perusahaan angkutan udara niaga berjadwal harus memerhatikan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan, persaingan usaha yang sehat.Harga tiket 37 Ibid, hal.35. Universitas Sumatera Utara dan perubahannya harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara selambat-lambatnya tiga hari sebelum diberlakukan.Perusahaan angkutan udara niaga berjadwal bertanggung jawab terhadap harga jual tiket baik yang dilakukan sendiri atau oleh mitra penjualan. Tarif referensi merupakan batas bawah penetepan harga jual tiket angkutan udara niaga kelas ekonomi.Bilamana perusahaan penerbangan menetapkan harga jual tiket lebih rendah dibandingkan dengan tarif referensi, maka DirekturJenderal Perhubungan Udara segera melakukan pengawasan khusus terhadap perusahaan angkutan udara niaga berjadwal yang bersangkutan. Pengawasan tersebut berupa tindakan pengecekan langsung secara intensif dan ekstensif terhadap perusahaan angkutan udara niaga berjadwal tersebut baik organisasi, keuangan maupun aktivitas perawatan dan pengoperasian pesawat udara dengan mengacu pada peraturan yang berlaku di bidang angkutan udara, keamanan, keselamatan, dan pelayanan penerbangan. Tarif referensi akan dievaluasi secara berkala setiap 6 bulan atau apabila terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap biaya operasi pesawat udara. 4. Tarif Non-Ekonomi Tarif pelayanan penumpang non-ekonomi angkutan udara niaga berjadwal scheduled airlines dalam negeri dan angkutan kargo berjadwal dalam negeri mengacu pada konsep liberal, karena itu pemerintah hanya menentukan presentase kapasitas tempat duduk kelas non-ekonomi sedangkan besaran tarif ditentukan Universitas Sumatera Utara oleh perusahaan angkatan udara niaga yang bersangkutan berdasarkan mekanisme pasar supply and demand. 38 Ketentuan lebih lanjut mengenai tarif angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi dan angkutan udara perintis diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan, karena itu berdasarkan Pasal 465 yuncto 464 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 berlaku Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 9 Tahun 2002. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 9 Tahun 2002, tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi setiap rute penerbangan dilampirkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan tersebut. Penetepan tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri berpedoman pada tarif dasar yang terdiri atas kelompok jarak km dan tarif dasar per paxkm. Tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal tersebut belum termasuk pajak pertambahan nilai PPn, iuran wajib dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dari PT Persero Jasa Raharja, asuransi tambahan lainnya yang dilaksanakan secara sukarela dan tarif jasa pelayanan penumpang pesawat udara yang dikenakan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap pungutan yang akan dikaitkan dengan tarif angkutan harus lebih dahulu mendapat persetujuan Menteri Perhubungan. Berdasarkan keputusan Mentri Perhubungan Nomor KM 9 Tahun 38 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM Tahun 2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dlaam Negeri Kelas Ekonomi. Keputusan ini mencabut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 1996 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 1996 tentang Penyempurnaaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 1996 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 1997 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1996 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 1996 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara 2002 jelas sekali bahwa Menteri Perhubungan campur tangan dengan ketat terhadap tarif ekonomi angkutan udara niaga berjadwal secheduled airlines. Dengan ini dapat diketahui bahwa penetapan tarif pada tiket pesawat udara juga berperan dalam bagaimana seseorang mendapatkan layanan baik di bandara maupun di dalam pesawat udara.Sebab tarif pesawat udara tersebut berbagai macam, tergantung penumpang membeli tiket pesawat udara dengan rata-rata budget harga yang diinginkan sesuai dengan ketentuan harga dari maskapai penerbangan. B. Perlindungan Hukum Penumpang Pesawat Udara Sebagai Konsumen Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1991 dan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2009 Transportasi merupakan sarana untuk memperlancar roda perekonomian, membuka akses ke daerah pedalaman atau terpencil, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, menegakkan kedaulatan negara, serta mempengaruhi semua aspek kehidupan masyarakat. Pentingnya transportasi tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang di dalam negeri maupun luar negeri, serta berperan sebagai pendorong dan penggerak bagi pertumbuhan daerah dan pengembangan wilayah. Menyadari peran transportasi tersebut, penyelenggaraan penerbangan harus ditata dalam suatu kesatuan sistem trasnportasi nasional secara terpadu dan Universitas Sumatera Utara mampu mewujudkan penyediaaan jasa transportasi yang seimbang dengan tingkat kebutuhan, selamat, aman, efektif dan efisien. 39 1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Prinsip tentang tanggung jawab merupakan perihal yang sangat penting dalam hukum perlindungan konsumen. Dalam kasus pelanggaran hak konsumen, diperlukan kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang harus bertanggung jawab dan seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak terkait. Sebagai pemakai barangjasa, konsumen memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Pengethuan tentang hak-hak konsumen sangat penting agar orang bias bertindak sebagai konsumen yang kristis dan mandiri. Tujuannya, jika ditengarai adanya tindakan yang tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari akan hal itu. Konsumen kemudian bisa bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain, ia tidak hanya tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar pelaku usaha. Menurut Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, hak-hak konsumen adalah sebagai berikut: 40 • Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa 39 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen.,Jakarta : Sinar Grafika, 2011, hal. 47. 40 Citra Umbara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, Bandung : Citra Umbara, 2007, hal.5. Universitas Sumatera Utara • Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan • Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa • Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan • Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut • Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen • Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif • Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan.atau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya • Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya Menurut Bob Widhayahartono bahwa empat hak dasar konsumen the four consumer basic rights yang meliputi hak-hak sebagai berikut : 41 • Hak untuk Mendapat atau Memperoleh Keamanan The Right to be Secured Setiap konsumen berhka mendapatkan perlindungan atas barangjasa yang dikonsumsi. Misalnya, konsumsi merasa aman jika produk makanan atau minuman yang dikonsumsinya dirasa aman bagi kesehatan.Artinya produk 41 Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Jakarta : Visi Media, 2008, hal. 25. Universitas Sumatera Utara makanan tersebut memenuhi standar kesehatan, gizi, dan sanitasi serta tidak mengandung bahan yang membahayakan bagi jiwa manusia. Di Amerika Serikat, hak ini merupakan hak tertua yang tidak kontorversial karena didukung oleh masyarakat ekonomi. • Hak untuk Memperoleh Informasi The Right to be Informed Setiap konsumen berhak mendapatkan informasi yang jelas dan komprehensif tentang suatu produk barangjasa yang dibeli dikonsumsi. Akses terhadap informasi sangat penting karena konsumen bias mengetahui bagaimana kondisi barangjasa yang akan dikonsumsi. Jika suatu saat ada risiko negatif dari produkjasa yang telah dikonsumsinya, konsumen telah mengetahui hal tersebut sebelumnya.Artinya, konsumen memiliki hak untuk mengetahui ciri atribut negatif dari suatu produk seperti efek samping dari mengonsumsi suatu produk atau adanya peringatan dalam label kemasan produk. • Hak untuk Memilih The Right to Choose Setiap konsumen berhak memilih produk barangjasa dengan harga yang wajar. Aritnya, konsumen tidak boleh dalam kondisi tertekan atau paksaan untuk memilih suatu produk tersebut yang mungkin bias merugikan hak-haknya. Ia harus dalam kondisi bebas dalam menentukan pilihannya terhadap barang danatau jasa yang akan dikonsumsi. • Hak untuk Didengarkan The Right to be Heard Konsumen harus mendapatkan haknya bahwa kebutuhan dan klaimnya bisa didengarkan, baik oleh pelaku usaha yang bersangkutan maupun oleh lembaga- lembaga perlindungan konsumen yang memperjuangkan hak-hak konsumen. Universitas Sumatera Utara Hak untuk memperoleh keamanan penting ditempatkan pada kedudukan utama karena berabad-aband berkembang suatu falsafah berpikir bahwa konsumen terutama pembeli adalah pihak yang wajib berhati-hati, bukan pelaku usaha.Falsafah yang disebut caveat emptor let the buyer beware ini mencapai puncaknya pada abad ke-19 seiring dengan berkembangnya paham rasional individualisme di Amerika Serikat.Dalam perkembangannya kemudian, prinsip yang merugikan konsumen ini telah ditinggalkan. 42 Begitu juga dengan penumpang pesawat udara berhak mendapatkan perlindungan atas keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan jasa maskapai penerbangan sehingga konsumen terhindar dari kerugian fisik maupun psikis. Sebab itu merupakan hak konsumen dimana hal tersebut berkaitan dengan perlindungan konsumen dan perlindungan hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Adapun materi yang mendapatkan perlindungan itu bukan sekedar fisik, melainkan terlebih-lebih hak-haknya yang bersifat abstrak. Dengan kata lain, perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan hukum tentang hak-hak konsumen. Penumpang pesawat udara juga berhak mendapat ganti rugi apabila ia mendapatkan kerugian. Misalnya apabila pesawat udara tersebut jam keberangkatannya diundur, penumpang tidak dapat terbang sementara status penumpang di tiket sudah terdaftar sebagai penumpang, penumpang mengalami kecelakaan pesawat udara, penumpang tidak dapat berangkat dikarenakan maskapai penerbangan tiba-tiba pailit, dan lain-lain. Maskapai penerbangan harus 42 Ibid , hal. 25. Universitas Sumatera Utara memberikan asuransi kepada penumpang apabila terjadi kecelakaan pesawat udara. Hal lain yang sering mengecewakan penumpang adalah ketika jam keberangkatan diundur dan terkadang sering maskapai penerbangan tidak memberikan konsumsi terhadap penumpang yang pesawatnya ditunda jam keberangkatannya delay. Selain itu hal yang menjadi pertanyaaan bagi penumpang apabila maskapai penerbangan tersebut tiba-tiba atau mendadak pailit dan tiket tersebut dianggap hangus, uang penumpang tidak dapat dikembalikan dan penumpang pesawat udara tersebut tidak dapat terbang ke tempat tujuannya sehingga harus membeli tiket maskapai penerbangan lain untuk mencapai tempat tujuannnya. Seperti yang terjadi pada maskapai penerbangan Batavia Air dahulu dimana pihak Batavia Air mendadak pailit dan banyak penumpang yang terlantar akibat tidak berangkatnya lagi pesawat tersebut. Tetapi pihak mereka tidak mau bertanggung jawab akan hal tersebut dan menjanjikan akan mengembalikan uang sejumlah harga di tiket. Pada kenyataannya, hal tersebut satupun tidak ada terealisasi dan tidak ada diindahkan. Inilah yang menjadi kekesalan dari penumpang pesawat udara. 43 Sementara itu, pihak maskapai penerbangan selaku pelaku usaha mempunyai kewajiban terhadap penumpang pesawat udara selaku konsumen. Menurut Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Kewajiban pelaku usaha adalah sebagai berikut: 44 43 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour Travel pada 12 Februari 2014. 44 Citra Umbara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, Bandung : Citra Umbara, 2007, hal. 6. Universitas Sumatera Utara • Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya • Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan • Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif • Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku • Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan • Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan • Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian apabila barang danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Di samping adanya kewajiban yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha disini yaitu maskapai penerbangan, ada juga tanggung jawab yang harus dipikulnya. Tanggung jawab merupakan bagian dari kewajiban yang mengikat kegiatan mereka dalam berusaha.Tanggung jawab ini disebut juga dengan istilah tanggung gugat produk product liability. Product liability adalah suatu tanggung jawab secara hukum dari orang atau badan yang menghasilkan suatu produk Universitas Sumatera Utara producer, manufacturer, dari orang atau badan yang bergerak dalam suatu proses untuk menghasilkan suatu produk processor, assembler atau mendistribusikan seller, distributor produk tersebut. Saefullah, 2000:46 45 Undang-Undang Perlindungan Konsumen tidak mengatur secara jelas dan tegas soal jenis barang yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan dan sampai sejauhmana pertanggungjawaban atas barang tertentu dapat dikenakan bagi pelaku usaha atas hubungan hukumnya dengan konsumen.Penerapan konsep product liability ternyata tidak mudah.Sebab dalam sistem pertanggungjawaban secara konvensional, tanggung dudat produk didasarkan adanya wanprestasi default dan perbuatan melawan hukum fault. Dalam Pasal 19 ayat 1 disebutkan bahwa, “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, atau kerugian yang diderita konsumen akibat mengkonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”. Walaupun dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah tampak adanya untuk mengembangkan kedudukan antara konsumen dengan produsen, namun dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen tersebut masih terdapat berbagai kekurangan, baik yang berupa pembatasan ruang gerak produsen secara berlebihan, maupun ketentuan- ketentuan hukum yang sulit untuk diterapkan dengan baik. 46 Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa perlindungan hukum bagi konsumen yaitu penumpang pesawat udara oleh pihak maskapai penerbangan 45 Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Jakarta : Visi Media, 2008, hal.80. 46 Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia, Jakarta : Rajawali Pers, 2011, hal.71. Universitas Sumatera Utara sebagai pelaku usaha sebenarnya besar dan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam dunia penerbangan.Tetapi dalam prakteknya, banyak hal yang diingkari dan tidak ditepati juga kurang dipertanggung jawabkan oleh pihak penerbangan. Atas kurangnya perlindungan hukum terhadap penumpang pesawat udara, seharusnya pihak maskapai penerbangan dapat dikenakan sanksi.Melihat kurangnya penanganan terhadap tindakan pihak maskapai penerbangan, penumpang pesawat udara hanya dapat mengikuti prosedur penerbangan yang ada sekalipun hal tersebut dianggap sangat merugikan penumpang sebagai konsumen dan kurangnya rasa tanggung jawab pihak penerbangan. 2. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Pembahasan masalah perlindungan hukum bagi konsumen jasa angkutan udara, meskipun khusus dibatasi untuk penumpang bukanlah suatu hal yang mudah. Unsur-unsur perlindungan yang menjadi hak konsumen jasa angkutan dan keseluruhan pengaturan mengenai unsur-unsur itulah yang merupakan perlindungan hukum bagi konsumen yang kalau disusun secara sistematis dan integral akan merupakan suatu sistem perlindungan hukum bagi konsumen jasa angkutan udara. Yang pokok dalam suatu sistem perlindungan hukum bagi konsumen jasa angkutan udara adalah kepentingan konsumen karena konsumenlah yang menjadi “raison d’etre” seluruh kegiatan angkutan udara.Tanpa konsumen tidak ada justifikasi bagi investasi untuk sarana dan prasaran angkutan udara yang begitu besar.Namun hal ini agaknya seringkali dilupakan. Pentingnya konsumen pasti Universitas Sumatera Utara akan lebih dirasakan oleh produsen jasa angkutan udara kalau industri angkutan udara telah mempunyai saingan dalam tubuh industri, kalau bagi konsumen jasa angkutan udara tersedia pilihan antara beberapa perusahaan angkutan udara yang sama baiknya, baik dari segi peralatan,maupun pelayanan. Suatu sistem perlindungan hukum bagi konsumen jasa angkutan udara adalah suatu sistem yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dan prosedur yang mengatur semua aspek yang baik langsung maupun tidak langsung mengenai kepentingan dari konsumen jasa angkutan udara. Dari sistem perlindungan hukum tersebut dapat dilihat unsur-unsur perlindungan konsumen, yaitu : a Keselamatan penerbangan b Keamanan penerbangan c Kenyamanan penerbangan d Pelayanan penerbangan e Pertarifan f Perjanjian angkutan udara Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 yang dapat memerintahkan langsung kepada Menteri Perhubungan untuk mengeluarkan peraturan Menteri Perhubungan. Di dalam Rancangan Undang-Undang Penerbangan yang diusulkan oleh pemerintah sendiri juga tidak terdapat sanksi administratif, yang ada hanya sanksi pidana. Dalam Rancangan Undang-Undang Penerbangan terdapat 102 Pasal yang diusulkan terdapat 52 pasal pidana, sedangkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Universitas Sumatera Utara terdapat 42 Pasal sanksi pidana sedangkan sanksi administratif terdapat 18 Pasal, masing-masing sanksi berupa peringatan danatau pencabutan sertifikat yang berlaku terhadap pelanggaran a pesawat terbang, helikopter, balon udara berpenumpang, dan kapal udara yang telah mempunyai tanda pendaftaran Indonesia dan tanda kebangsaan Indonesia yang tidak dilengkapi dengan bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia, b setiap orang yang mengaburkan identitas tanda pendaftaran dan kebangsaan pesawat udara, sehingga mengaburkan tanda pendaftaran, kebangsaan, dan bendera pada pesawat udara. Dalam Pasal 179 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 diatur kewajiban asuransi penerbangan tanggung jawab hukum. Menurut Pasal tersebut pengangkut wajib mengasuransikan tanggung jawabnya atas kerugian penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap, atau luka-luka yang diakibatkan eksiden angkutan udara di dalam pesawat danatau naik turun dari pesawat udara, bagasi tercatat hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama bagasi tercatat berada dalam pengawasan pengangkut, keterlambatan pada kargo yang dikirim hilang, musnah atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama kargo berada dalam pengawasan pengangkut. 47 Besarnya pertanggungan asuransi untuk penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap, atau luka-luka, sekurang-kurangnya harus sama dengan jumlah ganti kerugian yang diberikan oleh badan usaha angkutan udara niaga di luar ganti kerugian yang diberikan oleh lembaga asuransi yang ditetapkan oleh pemerintah, 47 Fokus Media, Undang-Undang Penerbangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, Bandung : Fokus Media, 2009. Universitas Sumatera Utara dan untuk bagasi kabin yang hilang atau rusak sekurang-kurangnya sebesar kerugian nyata, untuk bagasi tercatat dan kargo yang dikirim, sedangkan untuk keterlambatan berdasarkan kerugian penumpang, pengirim barang akibat keterlambatan. Dalam penjelasannya yang dimaksud sekurang-kurangnya dalam ketentuan ini adalah tanggung jawab ganti kerugian yang harus diberikan oleh pengangkut tidak boleh kurang dari yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan, tetapi penumpang dapat menuntut ganti kerugian yang lebih tinggi apabila dapat membuktikan kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan pengangkut. Dalam Pasal 180 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 diatur besarnya asuransi penerbangan. Menurut Pasal tersebut besarnya kewajiban mengasuransi adalah kecuali penumpang membuat perjanjian khusus yang menetapkan ganti kerugian yang lebih tinggi, sebesar tanggung jawab hukum dalam hal penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka-luka, sedangkan jumlah ganti kerugian bagasi setinggi-tingginya kerugian nyata. Jumlah ganti kerugian tersebut di luar jumlah ganti kerugian yang diberikan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Jasa Raharja.Besarnya ganti kerugian tersebut diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Perhubungan. Menurut Pasal 240 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, badan usaha bandar udara bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pengguna jasa bandar udara danatau pihak ketiga yang diakibatkan oleh pengoperasian bandar udara. Tanggung jawab terhadap kerugian tersebut meliputi kematian atau luka fisik orang, musnah, hilang, atau rusak peralatan yang Universitas Sumatera Utara dioperasikan danatau dampak lingkungan di sekitar bandar udara akibat pengoperasian bandar udara wajib diasuransikan.Terhadap orang melanggar kewajiban mengasuransikan tanggung jawab hukumnya dikenakan sanksi administratif berupa peringatan, pembekuan sertifikat, danatau pencabutan sertifikat. 48 Pasal 424 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 mengatur sanksi pidana. Menurut pasal tersebut setiap orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pengguna jasa bandar udara danatau pihak ketiga berupa kematian atau luka fisik orang yang diakibatkan oleh pengoperasian bandar udara, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 dua miliar rupiah, sedangkan setiap orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pengguna jasa bandar udara danatau pihak ketiga a musnah, hilang, atau ruska peralatan yang dioperasikan; danatau, b dampak lingkungan di sekitar bandar udara, yang diakibatkan oleh pengoperasian bandar udara sebagaimana dimaksuda dalam Pasal 240 ayat 2 huruf b dan huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. Di Indonesia, besaran ganti kerugian untuk setiap penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap, atau luka-luka akibat kejadian angkutan udara di dalam pesawat udara danatau naik turun pesawat udara, bagasi tercatat yang hilang, musnah atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama 48 Fokus Media, Undang-Undang Penerbangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, Bandung : Fokus Media, 2009. Universitas Sumatera Utara kargo berada dalam pengawasan pengangkut, kerusakan atau kehilangan sebagianatau seluruh bagasi tercatat atau kargo yang hilang, musnah, atau rusak dievaluasi paling sedikit satu kali oleh Menteri Perhubungan. Penentuan besarnya ganti rugi oleh Menteri Perhubungan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah perubahan jumlah ganti rugi tanpa harus mengubah norma Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2001 supaya lebih elastis sesuai dengan kondisi pada saat kecelakaan terjadi. Perubahan ganti kerugian tersebut dilakukan dengan mengevaluasi berdasarkan kriteria pada atingkat hidup yang layak rakyat Indonesia, bkelangsungan hidup badan usaha angkutan udara niaga, ctingkat inflasi kumulatif, dpendapatan per kapita, eperkiraan usia harapan hidup, mengingat bahwa tingkat hidup, kelangsungan hidup perusahaan, inflasi dan pendapatan per kapita serta umur rata-rata manusia, selalu mengalami perubahan, maka terhadap besaran nilai ganti kerugian hendaknya selalu di evaluasi sehingga dapat memenuhi keinginan, baik dari pengguna jasa maupun pemberi jasa. Berdasarkan evaluasi tersebut dapat dilakukan perubahan besaran ganti kerugian, setelah mempertimbangkan saran dan masukan dari menteri yang membidangi urusan keuangan.Ketentuan lebih lanjut mengenai batasan ganti kerugian ditetapkan dengan peraturan Menteri Perhubungan. 49 Pihak yang berhak menerima gamti kerugian diatur dalam Pasal 173 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 dimana menurut pasal tersebut dalam hal seorang meninggal dunia yang diakibatkan kejadian angkutan 49 H.K. Martono, Hukum Penerbangan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Bagian Pertama , Bandung : Mandar Maju, 2009, hal. 202. Universitas Sumatera Utara udara di dalam pesawat udara danatau turun pesawat udara yang berhak menerima ganti kerugian adalah ahli waris penumpang tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal tidak ada ahli waris yang berhak menerima ganti kerugian, badan usaha angkutan udara niaga menyerahkan ganti kerugian kepada negara setelah dikurangi biaya pengurusan jenazah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Selain itu dalam hal gugatan diatur dalam Pasal 176 dan 177 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009. Menurut Pasal 176 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, penumpang, pemilik bagasi kabin, pemilik bagasi tercatat, pengirim kargo, danatau ahli waris penumpang, yang menderita kerugian akibat kejadian angkutan udara di dalam pesawat udara danatau naik turun pesawat udara, karena hilang atau rusaknya bagasi kabin yang disebabkan oleh tindakan pengangkut atau orang yang dipekerjakan pengangkut, karena bagasi tercatat hilang, musnah atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama bagasi tercatat berada dalam pengawasan pengangkut karena kargo hilang, musnah atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama kargo berada dalam pengawasan pengangkut, dan ahli waris penumpang dapar mengajukan gugatan terhadap di pengadilan negeri di wilayah Indonesia dengan menggunakan hukum Indonesia. Gugatan dapat diajukan ke pengadilan negeri tempat pembelian tiket, pengiriman barang, domisili kantor pengangkut, kantor cabang dan domisili tergugat dan penggugat di seluruh wilayah Republik Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada korban. Hak untuk menggugat Universitas Sumatera Utara kerugian yang meliputi untuk penumpang adalah meninggal dunia, luka-luka tubuh,keterlambatan dan tidak terangkut, dan untuk bagasi tercatat dan kargo adalah hilang, musnah, rusak, terlambat dan tidak terangkut sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yang diderita penumpang atau pengirim kepada pengangkut dinyatakan kadaluarsa dalam janka waktu 2 tahun terhitung mulai tanggal seharusnya kargo dan bagasi tersebut tiba di tempat tujuan. Pernyataan kemungkinan meninggal dunia bagi penumpang pesawat udara yang hilang diatur dalam Pasal 178 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009. Menurut pasal tersebut penumpang yang berada dalam pesawat udara yang hilang, dianggap telah meninggal dunia, apabila dalam jangka waktu 3 bulan setelah tanggal pesawat udara seharusnya mendarat di tempat tujuan akhir tidak diperoleh kabar mengenai hal ihwal penumpang tersebut, tanpa diperlukan putusan pengadilan. Hak penerimaan ganti kerugian dapat diajukan setelah lewat jangka waktu 3 bulan. Berdasarkan pernyataan tersebut warisan dapat dibagikan kepada yang berhak, namun demikian bilamana ternyata orang yang bersangkutan masih hidup, maka harta benda yang telah dibagikan dapat dikembalikan lagi. 50 Sebagaimana diatur di dalam Konvensi Warsawa 1929, dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 juga bersifat memaksa, karena itu dalam persyaratan khusus diatur dalam Pasal 186 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 diatur bahwa pengangkut dilarang membuat perjanjian atau persyaratan khusus yang meniadakan tanggung jawab pengangkut atau menentukan batas yang lebih rendah dari batas kerugian yang diatur dalam 50 H.K. Martono, Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No.1 Tahun 2009 Bagian Pertama , Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011, hal. 316. Universitas Sumatera Utara undang-undang ini, namun demikian perusahaan penerbangan dengan penumpang danatau pengirim barang boleh membuat perjanjian ganti rugi lebih dibandingkan dengan diatur di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009. Ketentuan lebih mengenai tanggung jawab pengangkut diatur dengan Peraturan Menteri. 51 Berdasarkan uraian fakta, kronologi, pengaturan dalam hukum nasional yang meliputi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1964, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992, Rancangan Undang- Undang tentang Penerbangan, asuransi menurut hukum internasional sebagaimana diatur dalam Konvensi Roma 1952 dan peran serta dalam industri penerbangan, dapat disimpulkan bahwa asuransi penerbangan mempunyai arti yang sangat strategis sebagai mitra usaha, karena itu di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 dicantumkan ketentuan-ketentuan asuransi penerbangan secara lebih mantap, sehingga dapat disimpulkan betapa pentingnya peran asuransi penerbangan, baik dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1964, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992 beserta peraturan pelaksanaanya, Rancangan Undang-Undang Penerbangan maupun dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 semuanya mengatur asuransi penerbangan, namun demikian bilamana dicermati dengan baik, usul asuransi di dalam Rancangan Undang-Undang Penerbangan lebih banyak menyerahkan peraturan pelaksanaannya kepada peraturan pemerintah, sementara itu di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 51 Ibid, hal.316. Universitas Sumatera Utara Tahun 2009 lebih banyak menyerahkan pengaturan lebih lanjut pada Peraturan Menteri Perhubungan sehingga lebih cepat dapat ditangani.

C. Peraturan Penerbangan Tentang Perlindungan Terhadap Penumpang

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999.

0 84 124

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Tanggung Jawab Maskapai Penerbangan Terhadap Penumpang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan

3 100 84

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Perlindungan Hukum terhadap Penumpang yang Dirugikan oleh Maskapai Penerbangan Dalam Negeri yang Mengalami Penundaan Keberangkatan (Delay) Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Jo Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2

1 6 43

TANGGUNG JAWAB HUKUM APOTEKER TERHADAP PASIEN SELAKU KONSUMEN AKIBAT KELALAIAN PEMBERIAN OBAT DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TEN.

0 0 2

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG DALAM KECELAKAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN.

0 0 13

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUMPANG JASA ANGKUTAN UMUM KERETA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

4 32 119

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN - Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 1 33