34
22. Tata Usaha
Perusahaan ini mempunyai dua tata usaha yaitu Tata Usaha Pabrik dan Tata Usaha Bagian Tanaman yang mempunyai tugas masing-masing :
a. Membukukan semua permasalahan dan pengeluaran uang dan barang pada
bagiannya masing-masing. b.
Bertanggung jawab kepada Kabagnya masing-masing. 23.
Kepala Keamanan a.
Mengawasi keamanan di lingkungan perusahaan. b.
Melindungi karyawan-karyawan dari ancaman atau gangguan baik dari luar maupun dari dalam perusahaan.
c. Bertanggung jawab kepada Kabag TUKUmum.
3.2 Hasil Produksi PGKM
Gula merupakan sacharosa yang terdapat dalam batang tebu.
19
19
Sacharosa merupakan salah satu zat yang terkandung dalam batang tebu. Besarnya kandungan sacharosa dalam sebuah batang tebu berkisar 11 – 19 . Proses pengolahan tebu menjadi
gula yang dilakukan oleh pabrik gula sebenarnya hanya untuk mendapatkan zat ini.
Dengan pengolahan di pabrik, gula dihasilkan dalam bentuk kristal putih. Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan IX mampu menggiling tebu 4000 ton per hari dengan rendemen tebu rata-rata 6,3 – 7 . Produksi ini lebih sedikit dari Pabrik Gula Sei
Semayang PT. Perkebunan IX yang mampu menggiling tebu 4500 ton per hari.
Universitas Sumatera Utara
35
Perlu diketahui bahwa pengolahan tebu menjadi gula selain menghasilkan produk utama berupa gula pasir juga memberikan hasil samping berupa pucuk tebu,
ampas tebu, blotong dan tetes serta limbah pabrik.
20
TABEL 3.1
Produksi gula Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX rata-rata 35.000 ton per tahun. Sedangkan tetes yang
dihasilkan kurang lebih 27.000 ton per tahun. Perkembangan gula dan tetes di Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Produksi Gula dan Tetes Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX Tahun 1984 – 1993
No. Tahun
Produksi Ton Gula
Tetes
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10
1984 1985
1986 1987
1988 1989
1990 1991
1992 1993
26.812,25 41.448,55
36.439,60 45.846,20
36.335,65 33.783,10
28.969,95 30.155,45
43.366,30 43.766,00
20.483,00 28.129,00
23.023,00 28.280,80
23.573,00 23.276,00
18.290,50 17.497,50
28.204,00 29.942,00
Sumber: Manajemen Pabrik Gula Kwala Madu PGKM PT. Perkebunan IX
20
Tetes merupakan cairan kental berwarna kecoklatan yang sulit untuk dikristalkan namun masih mengandung 50 – 60 gula, sejumlah asam amino dan mineral. Tetes ini merupakan bahan
baku untuk pembuatan alkohol dan bahan-bahan pelezat makanan. Berdasarkan komposisi tersebut, tetes mempunyai potensi paling besar untuk diversifikasi produk.
Universitas Sumatera Utara
36
Berbagai macam limbah pabrik hasil sisa pengolahan tebu menjadi gula yang dimiliki oleh Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX jika tidak dikelola secara
tepat akan menjadi sumber polusi. Asap cerobong pabrik gula misalnya bisa menjadi sumber pencemaran udara lingkungan sekitarnya apabila konstruksi cerobong tidak
memenuhi syarat. Kemudian pucuk tebu yang diperoleh sebagai hasil pada waktu penebangan tebu yang jumlahnya bisa mencapai 14 dari berat tebu dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak sapi atau kerbau. Namun yang memanfaatkannya hanya sebatas masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Pabrik
Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX. Jumlah ampas tebu yang dihasilkan dari Pabrik Gula Kwala Madu PT.
Perkebunan IX cukup besar, bisa mencapai 35 – 40 dari berat tebu. Namun pihak pabrik menggunakannya sebagai bahan bakar. Padahal ampas tebu tersebut dapat juga
dimanfaatkan untuk bahan baku industri kertas. Lalu hasil samping lainnya yaitu blotong yang dihasilkan dari proses pemurnian gula. Blotong merupakan bahan
organik yang dapat mengalami perubahan secara alami. Proses perubahan inilah yang dapat menjadi sumber pencemaran, antara lain karena bau kurang sedap yang
ditimbulkannya. Cara mengatasi pencemaran blotong secara sederhana adalah dengan sistem timbunan. Di Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX blotong digunakan
sebagai pupuk tanaman tebu yang ditebarkan diareal kebun sebelum tebu ditanam. Penggunaan blotong sebagai pupuk organik terbukti berpengaruh baik terhadap
produksi tebu dan gula.
Universitas Sumatera Utara
37
3.3 Pengembangan Sumber Daya PGKM