24 dinyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman. Belajar menghasilkan perubahan kemampuan bagi siswa dan
hasilnya dapat diperlihatkan.
Purwanto 2011: 45 menyatakan bahwa hasil belajar adalah perolehan proses belajar yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pendapat lain mengenai hasil belajar menurut Syaiful Sagala 2010: 53, dapat berupa pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi, prinsip
hukum atau kaidah, prosedur atau pola kerja, atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya. Dari pengertian di atas, hasil belajar adalah perolehan
pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Perolehan hasil belajar tersebut dapat berupa kemampuan kognitif,
perubahan kepribadian ataupun pertambahan pengetahuan. Selain itu, hasil belajar dapat berupa penguasaan pola-pola perilaku kognitif pengamatan,
proses berpikir, mengingat atau mengenal kembali, perilaku afektif, dan perilaku psikomotorik.
1. Ranah Kognitif
Lorin W. Anderson, et al 2010: 100-102 menyatakan bahwa klasifikasi tingkatan belajar kognif mulai dari tingkatan rendah hingga
tingkatan tinggi adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
2. Ranah Afektif
Menurut Krathwol, et al Winkel, 2012: 274, ranah afektif diklasifikasikan menjadi lima tingkatan yaitu: 1 penerimaan receiving; 2
25 partisipasi responding; 3 penilaianpenentuan sikap valuating; 4
organisasi organization; dan 5 pembentukan pola hidup characterizing
by a value complex. 3.
Ranah Psikomotor
Menurut Simpson Winkel, 2012: 274, hasil belajar psikomotorik diklasifikasikan menjadi tujuh tahapan yaitu, persepsi perception,
kesiapan set, gerakan membimbing guided response, gerakan yang terbiasa mechanical response, gerakan yang kompleks complex
response, penyesuaian pola gerakan adjustment, dan kreativitas
creativity.
Hasil langsung dalam pendidikan meliputi aspek kognitif dan non kognitif. Berdasarkan tiga ranah hasil belajar yang dikemukakan di atas, hasil
belajar pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar kognitif. Sumaji Patta Bundu 2006: 8 menyatakan bahwa hasil langsung pendidikan untuk kriteria
keberhasilan pendidikan terdiri dari aspek kognitif dan non kognitif. Pembelajaran yang menerapkan mind map berkaitan dengan melatih
kemampuan berpikir siswa pada ranah kognitif. Lebih lanjut Patta Bundu 2006: 8, menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan intelektual lainnya. Lorin W. Anderson, et al 2010: 100-102 menyatakan ada enam
dimensi kognitif dari tingkatan terendah hingga yang tertinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Berikut
penjabaran dari masing-masing tingkatan:
26 a Mengingat
Mengingat adalah memunculkan kembali pengetahuan yang diperlukan dari memori jangka panjang Lorin W. Anderson, et al, 2010: 100. Kategori
mengingat terdiri dari 2 proses kognitif yaitu mengenali dan mengingat kembali.
b Memahami Menurut Lorin W. Anderson, et al 2010: 105, siswa dikatakan memahami
apabila mereka dapat mengkonstruksi arti dari materi pelajaran yang disampaikan baik yang berupa lisan maupun tulisan. Proses kognitif dari
kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan. c Mengaplikasikan
Mengaplikasikan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan atau mengggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Proses kognitif
dalam kategori mengaplikasikan menurut Lorin W. Anderson, et al 2010: 101 adalah mengeksekusi dan mengimplementasikan.
d Menganalisis Menurut Lorin W. Anderson, et al 2010: 120, menganalisis adalah
kemampuan memecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut serta keseluruhannya. Kategori
menganalisis meliputi 3 proses kognitif yaitu menentukan potongan- potongan informasi yang penting membedakan, menentukan cara menata
27 potongan informasi tersebut mengorganisasi, dan menentukan tujuan
informasi tersebut mengatribusikan. e Mengevaluasi
Mengevaluasi adalah kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria danatau standar. Lorin W. Anderson, et al 2010: 125-127
membagi proses kognitif mengevaluasi menjadi dua yaitu, memeriksa dan mengkritik.
f Mencipta Pada kategori mencipta, siswa diharapkan mampu membuat produk baru
dari yang tidakbelum ada sebelumya. Menurut Lorin W. Anderson, et al 2010: 129 mencipta menghasilkan produk baru yaitu sesuatu yang dapat
diamati lebih dari materi atau pengetahuan awal siswa. Proses kognitif dari kategori ini meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
Berdasarkan teori di atas, tahapan kognitif yang dipakai dalam penelitian ini adalah tahapan kognitif menurut Lorin W. Anderson, et al yang
terdiri dari 4 tingkat terendah yaitu tingkat 1 mengingat, tingkat 2 memahami, tingkat 3 mengaplikasikan, dan tingkat 4 menganalisis.
Hasil belajar siswa pada ranah kognitif dapat diukur. Untuk mengukurnya, guru membutuhkan alat ukur yang tepat. Lebih lanjut, Purwanto
2011: 44 menyatakan bahwa untuk mengukur hasil belajar diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat ukur yang baik dan memenuhi
syarat. Alat ukur yang baik dan memenuhi syarat dapat berupa tes. Tes dilakukan setelah siswa menerima materi. Tes diujikan untuk mengetahui
28 seberapa besar kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan
sebelumnya. Dari penjelasan ini, dapat dinyatakan bahwa untuk mengukur hasil belajar dapat menggunakan tes.
D. Tinjauan Tentang Mind Map