24
a. Standar Kebijakan dan Sasaran
Standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya adalah apa yang hendak dicapai oleh program atau kebijakan, baik yang terwujud maupun tidak, jangka
pendek, menengah atau panjang. Kejelasan dan sasaran kebijakan harus dapat dilihat secara spesifik sehingga di akhir program dapat diketahui keberhasilan atau
kegagalan dari kebijakan atau program yang dijalankan.
b. Komunikasi
Konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan perlu dikomunikasikan sehingga implementor mengetahui secara tepat ukuran maupun
tujuan kebijakan itu. Komunikasi antar organisasi juga menunjuk adanya tuntutan saling dukung antar institusi yang berkaitan dengan programkebijakan. Tujuan
dan sasaran dari programkebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehingga
dapat menghindari adanya distorsi atas kebijakan dan program. c. Disposisi atau Sikap
Disposisi, yaitu menunjuk karakteristik yang menempel erat kepada implementor kebijakanprogram. Karakter yang paling penting dimiliki oleh
implementor adalah kejujuran, komitmen, dan demokratis.
d. Sumber Daya
Sumber daya, yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
finansial. Sumber daya manusia adalah kecukupan baik kualitas maupun kuantitas implementor yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran. Sumber daya
Universitas Sumatera Utara
25
finansial adalah kecukupan modal investasi atas sebuah programkebijakan. Dengan adanya sumber daya finansial juga akan mendukung segala fasilitas yang
dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya kebijakan program. Namun, tanpa adanya implementor yang berkeahlian, juga tidak mampu menterjemahkan
kebijakanprogram dengan baik walaupun fasilitas terpenuhi.
e. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi, menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal
penting pertama adalah mekanisme, dan struktur organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui standar
operating procedur SOP yang dicantumkan dalam guideline programkebijakan.
1.6.4. Gambaran Umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Indonesia merupakan Negara Hukum. Segala kebijakan yang menyangkut kehidupan publik diatur dengan berlandaskan hukum oleh para pembuat
kebijakan. Dengan adanya peraturan tersebut, maka dalam pengimplementasiannya juga akan sangat mudah dilakukan pengawasan.
Pengawasan dilakukan dengan melihat apakah pengimplementasiannya sudah sesuai atau tidak dengan peraturan yang telah disusun. Untuk itu, diperlukan juga
suatu peraturan pemerintah disusun dengan hukum yang jelas.
Universitas Sumatera Utara
26
Jenis-jenis Peraturan
Perundang-undangan di Negara Republik Indonesia dengan penyesuaian penyebutan berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun
2004 adalah sebagai berikut
14
: a. Peraturan Perundang-Undangan di Tingkat Pusat
1 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang; 2 Peraturan Pemerintah; 3 Peraturan Presiden; 4 Presiden
Menteri; 5 Peraturan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen; 6 Peraturan Direktur Jendral Departemen; dan 7 Peraturan Badan Hukum
Negara. b. Peraturan Peraturan Perundang-Undangan di Tingkat Daerah
1 Peraturan Daerah Provinsi; 2 PeraturanKeputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi; 3 Peraturan Daerah Kabupaten Kota; 4
PeraturanKeputusan BupatiWalikota Kepala Daerah KabupatenKota. Dalam penelitian ini, yang akan dibahas adalah jenis peraturan perundang-
undangan yakni Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031.
1.6.4.1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Sejalan dengan permasalahan tata ruang yang semakin berkembang, telah disusun Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagai
pengganti Undang-Undang No 24 Tahun 1992. Kesatuan wadah yang meliputi
14
Indrarti, Maria Farida. 2011. Ilmu Perundang-Undangan Jenis, Fungsi dan Materi Muatan Yogyakarta: Kanisius hal. 184-185.
Universitas Sumatera Utara
27
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya pengelolaannya secara bijaksana,
berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi
terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang tata ruang mengamanatkan bahwa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas : a keterpaduan; b keserasian, keselarasan, dan keseimbangan; c keberlanjutan;
d keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; e keterbukaan ; f kebersamaan dan kemitraan; g pelindungan kepentingan umum; h kepastian hukum dan keadilan;
dan i. akuntabilitas. UU 262007. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: a. terwujudnya
keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang. Hal ini tertuang di dalam Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
28
1.6.4.2. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031
Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan.
Peraturan Daerah ini merupakan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dengan
berlakunya Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka strategi dan arahan kebijakan struktur dan pola ruang wilayah nasional perlu
dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan dan untuk melaksanakan ketentuan pasal 78 ayat 4 huruf c Undang – Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031.
Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Medan disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di Wilayah Kota Medan. Penataan
ruang wilayah Kota Medan bertujuan untuk: a. mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik
sebagai daerah tujuan investasi; dan b. memanfaatkan ruang daratan, lautan dan udara untuk aktifitas pembangunan kota berbasis ekonomi di sektor perdagangan
dan jasa, pariwisata serta industry yang berwawasan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
29
1.6.4.3. Fungsi dan Manfaat RTRW Kota 1.6.4.3.1. Fungsi RTRW Kota
Fungsi RTRW kota adalah sebagai: 1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah RPJMD; 2. Acuan dalam pemanfaatan ruangpengembangan wilayah kota; 3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan
pembangunan dalam wilayah kota; 4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta; 5. Pedoman untuk
penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota; 6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataanpengembangan wilayah kota yang meliputi
penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan 7. Acuan dalam administrasi pertanahan.
1.6.4.3.2. Manfaat RTRW Kota
Manfaat RTRW kota adalah untuk: 1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota 2. Mewujudkan keserasian pembangunan
wilayah kota dengan wilayah sekitarnya; dan 3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.
1.6.4.4. Muatan Materi Perda RTRW Kota Medan
Adapun muatan materi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan adalah : a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kota Medan; b.
rencana struktur ruang wilayah kota Medan yang meliputi sistem pusat kegiatan
Universitas Sumatera Utara
30
dan sistem jaringan prasarana kawasan; c. rencana pola ruang wilayah kota Medan yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya; d. penetapan
kawasan strategis kota; e. arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Medan yang terdiri dari indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan f.
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota Medan yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.
1.6.4.5. Pelaksana Perda RTRW Kota Medan
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pedoman Koordinasi Pemetaan Ruang Daerah, dalam melaksanaan penataan
ruang daerah KabupatenKota, maka BupatiWalikota harus membentuk BKPRD Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : Sekretaris Daerah KabupatenKota
Sekretaris : Kepala Bappeda KabupatenKota
Anggota : SKPD terkait
SKPD terkait seperti Dinas TRTB, Dinas Perkim, Dinas Perhubungan, Dinas PU, Dinas Pertamanan, Dinas Perindag, Dinas Kebersihan, Bina Marga, Jasa Marga,
PT. KAI, PT. Telkom, PN. Gas, PDAM Tirtanadi, BLH, dan Tarukim Provinsi.
1.7. Defenisi Konsep
Defenisi konsep adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
Universitas Sumatera Utara
31
perhatian ilmu sosial. Dengan konsep peneliti melakukan abstraksi dan menyederhanakan pemikirannya melalui penggunaan satu istilah untuk beberapa
kejadian events yang berkaitan satu dengan yang lainnya
15
. Maka untuk mendapatkan batasan masalah yang jelas, defenisi konsep yang diberikan penulis
adalah:
a. Kebijakan publik adalah serangkaian pedoman dan dasar rencana yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi sebuah persoalan yang
ada dalam kehidupan masyarakatnya dengan hubungan yang mengikat. Jadi, kebijakan publik berpusat pada penyelesaian masalah yang sudah
nyata. Kebijakan publik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031.
b. Implementasi kebijakan adalah tindakan atau proses atau pelaksanaan