Karakteristik Kopi Ateng Kabupaten Dairi

Sedangkan dari 50 responden tersebut, kepemilikan lahan juga beragam, mulai 0,1 Ha sampai dengan 2 Ha, namun sebagian besar petani memiliki lahan kurang dari 1 Ha. Tabel 4.6 Tabel 4.6 Penggolongan Luas Lahan Responden No Klasifikasi Luas Lahan Jumlah Persentase 1 0,5 Ha 30 60 2 0,5 -1 Ha 18 36 3 1 Ha 2 4 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer

4.3 Karakteristik Kopi Ateng Kabupaten Dairi

Kopi ateng yang ditanam di kabupaten Dairi adalah spesies kopi Arabika yang dinamakan Kopi Lintong Sumatra Mandheling dan Sumatra Lintong. Mandheling dinamakan menurut suku batak Mandailing di Sumatera utara di Indonesia. Kopi Lintong dinamakan menurut nama tempat Lintong di Sumatera utara. Dari data primer yang diperoleh, yaitu 50 orang petani kopi ateng, maka dapat diketahui bahwa total luas lahan adalah 635 rante 25.26 Ha. sedangkan total produksi kebun kopi ateng dari 50 responden adalah 9.405 kg. Berarti produktivitas lahan kopi ateng per hektar adalah sebesar 372,34 kg. Jumlah rata- rata batang kopi ateng per rante adalah 100 batang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Luas Lahan Kopi Ateng 50 Responden No Klasifikasi Luas Lahan Jumlah Persentase 1 0,5 Ha 30 60 2 0,5 -1 Ha 18 36 3 1 Ha 2 4 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan hasil wawancara dengan 50 responden disajikan pada tabel 4.6 di atas diperoleh informasi bahwa petani kopi ateng sebagian besar memiliki luas lahan kurang dari 0,5 Ha, yaitu sebesar 60 dari total responden. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa rata-rata luas lahan masing-masing petani di kabupaten Dairi masih relatif kecil, sehingga produktivitasnya masih rendah dan dengan luas lahan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari apabila tidak ada sumber mata pencaharian sampingan. Tabel 4.8 Tingkat Produksi Kopi Ateng 50 Responden No Tingkat Produksi Kg Jumlah Petani Orang Persentase 1 0 - 150 33 66 2 150 - 300 12 24 3 300 5 10 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada tabel 4.8, dapat diketahui bahwa produktivitas lahan masih sangat rendah jika dibandingkan produktivitas lahan seharusnya. Pada musim panen raya hasil panen paling besar tiap tahunnya, biasanya bulan Universitas Sumatera Utara februari dan oktober, rata-rata panen per hektar bisa mencapai 900 kg. Namun pada saat dilakukan penelitian, rata-rata hasil produksi kopi ateng tiap petani tidak mencapai angka 400 kg hektarnya. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan musim panen yang tidak menentu pula. Selain itu, cuaca yang buruk pada saat kopi ateng masih dalam proses pembuahan dan pembungaan sehingga banyak buah yang busuk di batang, proses pembuahan tidak terjadi secara sempurna, hama penyakit serta langka dan mahalnya harga pupuk saat ini. Dengan kondisi demikian, sebagian petani lebih memilih untuk tidak merawat kebun kopi ateng miliknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani kopi di lapangan, petani kopi ateng biasanya menjual hasil panennya dalam bentuk biji. Petani biasa menyebutnya dengan kopi “kulit putih”, artinya kopi ateng yang dijual setelah biji kopi dikeluarkan dari kulitnya dengan cara digiling dengan mesin pemintal, kemudian di cuci dan dijemur hingga kering. Namun sebagian petani ada yang menjual dengan “kulit merah”, artinya petani menjual kopi nya sesaat setelah dipanen, tanpa digiling terlebih dahulu. Harga kopi ateng di Dairi bervariasi. Jika dalam bentuk kopi kulit putih, dijual dengan satuan liter dengan harga per liternya antara Rp.9.000 – Rp.11.500, sedangkan kopi kulit merah dijual per satuan kilogram dengan harga per kilogramnya antara Rp.2.800 – Rp.3.800 harga terakhir pada bulan Januari 2010. Adapun perbandingan kopi ateng kulit putih dengan kulit merah adalah 1:3, artinya 1 kg kopi ateng putih sama dengan 3 kg kopi ateng kulit merah. Petani biasa menjual hasil kopi mereka kepada pedagang pengumpul atau lebih dikenal Universitas Sumatera Utara dengan nama “Toke”. Kemudian kopi yang dikumpulkan oleh para toke dijual kepada agen yang berhubungan langsung dengan eksportir kopi ke luar negeri.

4.4 Produksi Kopi Ateng di Kabupaten Dairi