2.5. Cara Kontrasepsi Pria
Menurut Manuaba 1998, cara kontrasepsi KB pria yang dikenal pada saat ini adalah kondom dan vasektomi, serta cara KB alamiah seperti senggama terputus
coitus interuptus, pantang berkala sistem kalender, pengamatan lender vagina metode Billing serta pengukuran suhu badan. Selain cara KB yang masih dalam
taraf penelitian seperti vas-oklusi, metode hormonal, dan vaksin kontrasepsi.
2.5.1. Kondom
Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi pria yang paling mudah dipakai dan diperoleh, baik melalui apotik maupun toko obat dengan berbagai merek
dagang. Kondom terbuat dari karet lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan, dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung
sperma. Kondom disamping sebagai alat KB juga berfungsi untuk mencegah Infeksi
Menular Seksual IMS, termasuk HIV AIDS, tetapi infertilitas pada pasangan yang mengalami gangguan antibodi terhadap sperma, kontrasepsi sela, membantu suami
yang mengalami gangguan ejakulasi dini dan membantu pasangan yang sudah mengalami menopause.
Kondom adalah suatu karet tipis, berwarna atau tak berwarna, dipakai untuk menutupi zakar yang sudah berdiri sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga
mani tertampung didalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Kondom yang menutupi zakar juga berguna untuk mencegah
penularan penyakit kelamin.
Universitas Sumatera Utara
Cara kerja kondom adalah mencegah pertemuan spermatozoa sel mani dengan ovum sel telur pada waktu bersenggama, penghalang langsung dengan cairan
terinfeksi. Tingkat keberhasilan: 80 – 95 . Keuntungan penggunaan kondom adalah murah, mudah didapat, tidak perlu
resep dokter, mudah dipakai sendiri, dapat mencegah penularan penyakit kelamin, sedangkan kerugiannya adalah selalu harus memakai kondom yang baru, selalu harus
ada persediaan, kadang-kadang ada yang tidak tahan alergi terhadap karetnya, tingkat kegagalannya cukup tinggi bila terlambat memakainya, sobek bila
memasukannya tergesa-gesa, mengganggu kenyamanan bersenggama. Cara pemakaiannya adalah dengan menyarungkannya pada alat kelamin laki-
laki yang sudah tegang keras, dari ujung zakar penis sampai kepangkalnya pada saat akan bersenggama. Sesudah selesai bersenggama, agar segera dikeluarkan dari
liang senggama sebelum zakar menjadi lemas. Efek samping dari kondom adalah alergi terhadap karet
Tempat yang dapat dimanfaatkan untuk mengakses kondom adalah Rumah sakit, klinik KB, Puskemas, Tim Keluarga Berencana Keliling TKBK, Pos Alat
Keluarga Berencana Desa PAKBD, Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa PPKBD Depkes R.I., 1990
2.5.2. Vasektomi